TNI Tewas Dianiaya Senior

Kematian Prada Lucky Diduga Dianiaya Senior, Gubernur NTT Dukung Proses Hukum Sampai Tuntas

Gubernur NTT menyampaikan ucapan dukacita, sekaligus memberikan dukungan untuk keluarga Prada Lucky sedang mencari keadilan, atas meninggalnya anak

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
POS-KUPANG.COM/HO-PATRICK
KEMATIAN PRAJURIT TNI- Jenazah Prada Lucky Namo (23), anggota Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan 834/Wakanga Mere (Yonif TP 834/WM), diusung beberapa anggota TNI AD saat tiba di Bandara El Tari Kupang, Kamis (7/8/2025).Gubernur NTT menyampaikan ucapan dukacita, sekaligus memberikan dukungan untuk keluarga Prada Lucky sedang mencari keadilan, atas meninggalnya ananda tercinta.  

Ada Bukti Korban Dianiaya

Kini kesaksian terbaru diperoleh dari seseorang yang mengaku sebagai pacar salah satu prajurit TNI yang mengirim pesan melalui DM Instagram.

Hal itu diungkap oleh Lusi Namo, kakak dari, yang mengaku mendapat pesan via Instagram dari kekasih teman adiknya.

Baca juga: Terkait Kasus Kematian Prada Lucky Namo, Anggota Batalyon TP 834/WM Aeramo Diperiksa

Ia mengungkapkan sejumlah informasi terkait dugaan kekerasan yang dialami adiknya sebelum meninggal dunia pada 6 Agustus 2025.

"Pacar prajurit itu bilang bahwa pacarnya pernah mengirim foto yang hanya bisa dilihat sekali. Ia melihat wajah Lucky dan kawannya waktu itu dipukul dan sudah berdarah.

Namun, saat daftar nama pacarnya tidak ada dalam beberapa catatan 20 pelaku tersebut," ujarnya Sabtu (8/8). Dikutip Pos-kupang.com

Dokter juga mengatakan ginjal dan paru-parunya sudah hancur sehingga membutuhkan tiga kantong darah. 

Ia menyebut, dugaan kekerasan itu terjadi saat pergantian piket dari Senin hingga Jumat. 

Di dalam sel, korban dan rekannya tidur di lantai tanpa tempat tidur.

"Richard juga kena, tapi yang saya tahu lebih parah Lucky. Saya lihat perutnya ada bekas sepatu dan dugaan saya itu diinjak,” ujarnya.

Lusi menuturkan, beberapa hari sebelum koma, Lucky masih berkomunikasi lewat panggilan video dan terlihat dalam kondisi baik. Ia juga sempat bercerita pernah dipukul senior meski sedang sakit.

"Senior pikir dia pura-pura tidak mau kerja di dapur,” kata Lusi.

Kabar masuknya Lucky ke rumah sakit diterima keluarga dari pihak rumah sakit yang diminta tolong oleh Almarhum untuk menghubungi orang tuanya di Kupang.

Lusi mengaku terkejut karena selama hidup bersama keluarga, adiknya tidak pernah mengalami sakit parah. 

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved