TNI Tewas Dianiaya Senior

Ucapan Mendiang Jadi Kenyataan, Ini Firasat Ibu Prada Lucky Sebelum Anaknya Tewas Dianiaya Senior

Sebelum anaknya tewas dianiaya senior, ibu Prada Lucky Chepril Saputra Namo, Epi Seprina Mirpey punya firasat aneh.

Facebook/Eppy Mirpey
DIANIAYA SENIOR TNI- Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23) dan ibunda, Epi Seprina. Prajurit TNI AD sempat mengadukan penyiksaan yang diterimanya dari seniornya kepada sang ibunda, dianiaya jika tak hafal nama 

"Tuhan itu yang saya menyesal. Mereka jemput, mungkin mereka tambah aniaya lagi di sana. Dia tambah parah," ucapnya.

Setelah itu, Epi pun tak bisa menghubungi Prada Lucky Namo.

Padahal saat itu anaknya sudah dilarikan ke rumah sakit.

Namun Pasi Intel yang berkomunikasi dengan Epi mengatakan kalau kondisi Prada Lucky baik-baik saja.

"Anak saya sudah di ICU koma, dia bilang tidak mamah, ini baik, ada istirahat, tidur, video call cuma muka Pasi Intel. Katanya sudah mama, Lucky masih istirahat. Ternyata itu Lucky sudah koma di ICU," katanya sambil emosi.

Karena tak percaya dengan penjelasan Pasi Intel, Epi pun langsung membeli tiket pesawat untuk menemui anaknya.

"Hari Selasa saya duluan, karena bapaknya masih izin. Saya datang mereka semua di dalam. Dia sudah tidak sadar, ventilator masuk," katanya.

Menurut Epi, saat itu anaknya sempat memberi respon saat ibunya datang.

"Saya bilang Lucky mama datang nak, dia langsung berontak bergerak," ujarnya lagi.

Namun sayang kondisi Prada Lucky saat itu sudah semakin parah.

"Dokter panggil saya katanya anak saya itu sudah gagal ginjal, organ paru-paru sudah rusak semua, cairan sudah banyak. Dokter bilang itu karena memar," ujarnya lagi.

Prada Lucky Nemo pun meninggal dunia tak lama setelah ayahnya tiba di rumah sakit pada Rabu (6/8/2025).

Sementara itu, ayah Prada Lucky, Serma Christian Namo mengaku akan terus mengejar pelaku pemukulan terhadap anaknya.

"Tentara main-main dengan nyawa, sampai neraka pun saya kejar. Saya minta keadilan, ini nyawa. Beta sudah tidak punya anak lagi. Tuhan tolong. nyawa dibayar nyawa," katanya.

Wakapendam IX/Udayana Letkol (Inf) Amir Syarifudin mengatakan, saat ini pihaknya masih belum menyimpulkan bahwa ini merupakan sebuah penganiayaan.

Sumber: Tribunnews
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved