HUT 80 RI
Seperti Pacu Jalur, Curhat Perajin Perahu Bidar Palembang Ungkap Harapan ke Pemerintah
Jaka adalah generasi ketiga yang mewarisi tradisi ini dari kakeknya. Ia mengaku telah berkecimpung dalam dunia bidar sejak 2003.
Penulis: Syahrul Hidayat | Editor: Shinta Dwi Anggraini
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG -- Di bawah terik matahari, Joni (51) dan Lukman Hakim (51) tampak sibuk memperbaiki dua perahu Bidar tradisional di pangkalan milik Encik Awaludin Muhammad Saka Garhan (44), yang akrab disapa Jaka.
Selama dua minggu terakhir, keduanya berjibaku menyiapkan perahu ini agar siap berlaga di lomba perayaan Hari Kemerdekaan 17 Agustus mendatang.
Jaka, sebagai pemilik, adalah generasi ketiga yang mewarisi tradisi ini dari kakeknya. Ia mengaku telah berkecimpung dalam dunia bidar sejak tahun 2003.
"Dari nenek ke bapak, lalu turun ke saya," ujarnya ditemui Senin (4/8/2015).
Saat ini, Jaka memiliki dua bidar yang sedang dalam tahap perbaikan, sementara tiga bidar lainnya telah ia jual untuk melestarikan tradisi ini.
"Kenapa dijual? Itu cara kami melestarikan bidar," ungkap Jaka, yang masih memiliki garis keturunan dari Riau.
Ia menjelaskan bahwa banyak peminat yang ingin memiliki bidar tetapi kesulitan mencari bahan baku kayu.
Baca juga: Festival Perahu Bidar Palembang Digelar 15-17 Agustus 2025, Ada Pemutaran Film Dokumenter
Dengan menjualnya, ia berharap Bidar-Bidar ini tetap hidup dan ikut memeriahkan lomba, sekaligus menjaga warisan budaya Palembang.
Persiapan lomba bukan hal sepele. Perahu-perahu ini membutuhkan perawatan ekstra. Mulai dari perbaikan kayu yang rusak, pendempulan, hingga pengecatan.
"Kami harus memastikan setiap detailnya siap sebelum turun ke sungai," kata Jaka.
Satu bidar tradisional membutuhkan 57 pendayung, yang terdiri dari 52 pendayung, satu juragan, dan satu tukang timba.
Saat ini, Palembang diperkirakan hanya memiliki 10 bidar yang masih aktif.
Persiapan juga mencakup latihan rutin.
"Alhamdulillah, adik-adik kita latihan terus. Lepas ashar mereka latihan di Sungai Musi menggunakan Bidar prestasi," kata Babinkamtibmas 13 Ulu ini. Latihan ini penting untuk melatih kekompakan dan kekuatan tim.
Tim Bidar tradisional memiliki komposisi unik yang berbeda dari perahu sejenis di daerah lain.
Posisi-posisi ini terdiri dari juru batu di bagian depan yang bertugas mengatur irama, para pendayung, tukang timba, juragan yang berada di tengah dan mengendalikan irama serta kekuatan dayung, dan juru mudi di bagian belakang.
Juragan memiliki peran sentral, mirip seperti dirigen dalam orkestra, namun dengan kekuatan dayung.
Uniknya, di masa lalu, juragan menggunakan gong sebagai alat untuk mengatur irama.
"Sekarang sudah tidak digunakan. Padahal bagusnya dipakai lagi biar terlihat tradisional," ungkap anggota Babinkamtibmas, yang berharap tradisi ini dihidupkan kembali agar masyarakat bisa langsung mengenali suara gong sebagai tanda Bidar sedang melintas.
Tradisi tidak hanya sebatas dayung. Jaka menceritakan ritual sebelum pertandingan.
Timnya berkumpul untuk membaca Surat Yasin dan berdoa bersama.
Mereka juga mengadakan syukuran dengan memotong nasi kunyit dan memanggang ayam, sebagai simbol harapan dan keberkahan.
Dengan hanya dua bidar yang tersisa di tangan Jaka, semangat melestarikan warisan ini kian membara.
Keberadaan bidar tradisional bukan sekadar lomba, melainkan cerminan dari kegigihan masyarakat Palembang dalam menjaga budaya dan identitas mereka.
Harapan Jaka ke Pemerintah Kota Palembang terkhusus Dinas Pariwisata Palembang untuk perhatian lebih, demi lestarinya bidar tradisional.
"Ya seperti di Riau itu keindahan dan kerapian peserta Pacu Jalur dengan busana adat khas Melayu. Jadi kita pengennya seperti itu. Ada baju Telok belango dengan tanjaknya," harapan Jaya.
Selain itu juga Jaka mengimbau penonton jangan pakai perahu ketek.
"Selain jadi semerawut juga sangat membahayakan kami karena gelombang dari perahu penonton," imbuhnya.
Baca artikel menarik lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel
2 Contoh LPJ Kegiatan dan Lomba 17 Agustus 2025, Tersedia File Word dan PDF |
![]() |
---|
Sekda Muaro Jambi Bicara Sanksi Camat Sungai Bahar usai Buat Siswa MTSN 7 Nangis Gegara Lagu Ultah |
![]() |
---|
Dipanggil Bupati Muaro Jambi, Majelis Kode Etik Bakal Sanksi Camat Sungai Bahar Buntut Drumband |
![]() |
---|
Nasib Agus Riyadi, Camat Sungai Bahar yang Ultah hingga Buat Tim Drumband Menangis, Bupati Bereaksi |
![]() |
---|
VIDEO Nasib Pegawai Putar Lagu Ultah Camat di Jambi Bikin Tim Drumband Menangis, DPRD Meradang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.