Diplomat Kemenlu Tewas di Menteng

Herannya Siswanto Penjaga Kos Lihat CCTV Arya Daru Buang Sampah Jauh Dari Kamar: Biasanya Gak Pernah

Jelang kematian Arya Daru Pangayunan diungkap oleh Penjaga kosan Gondia Guesthouse, Siswanto, yang menyebut almarhum melakukan bersih-bersih.

|
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
Tangkapan layar Youtube Kompas TV
ARYA DARU TEWAS - Rekaman CCTV detik-detik penemuan jasad ahli Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan di dalam kamar indekosnya di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025). Jelang kematian Arya Daru Pangayunan diungkap oleh Penjaga kosan Gondia Guesthouse, Siswanto, yang menyebut almarhum melakukan bersih-bersih. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Arya Daru Pangayunan sempat menunjukan gelagat tak biasa di malam sebelum ditemukan tewas 

Sebelumnya, Arya Daru ditemukan tewas dengan kepala terlilit lakban kuning di kamar kosannya pada Selasa (8/7/2025).

Jelang kematian Arya Daru Pangayunan diungkap oleh Penjaga kosan Gondia Guesthouse, Siswanto, yang menyebut almarhum melakukan bersih-bersih.

Baca juga: Muncul, Siswanto Penjaga Kos Bongkar Alasan Tak Dobrak Pintu Arya Daru, Lakban Kuning Dikira Handuk

KASUS ARYA DARU - Bantahan Siswanto, penjaga kos Arya Daru Pangayunan (39) soal ketemu sang diplomat saat malam sebelum tewas.
KASUS ARYA DARU - Bantahan Siswanto, penjaga kos Arya Daru Pangayunan (39) soal ketemu sang diplomat saat malam sebelum tewas. (Tangkapan layar Youtube Kompas TV)

Bahkan, kala itu malam hari turun hujan gerimis, Arya Daru tak biasanya membuang sampah jauh dari kamar kosnya.

Siswanto mengungkap bahwa Daru membuah satu plastik hitam.

Ia menerangkan Arya Daru Pangayunan tiba di kosan pukul 23.23 WIB. Lalu satu menit kemudian kembali keluar membawa satu plastik hitam.

"Kita lhat CCTV pas dibuka, 'Lah ini kok buang sampah malam-malam, pas gerimis pula'," kata Siswanto lewat program DIPO yang tayang di Kompas TV pada Senin (4/8/2025), 

Daru membuang plastik itu ke tempat sampah pinggir jalan, depan area kosan.

"Depan sana, balik tembok sini," katanya. 

Siswanto mengungkap bahwa tindakan tersebut baru kali pertama dilakukan Arya Daru Pangayunan.

"Gak pernah, soalnya kan ada bak sendiri depan pintu (kamar). Setiap hari saya yang buang, tiap pagi. Tapi malam itu buang sendiri," katanya.

Plastik yang dibuang Daru memang tampak begitu besar.

Tapi Siswanto mengatakan, sebanyak apapun biasanya tetap dibuang di tempat sampah depan kamar.

"Gak tahu saya juga, yang jelas walaupun banyak tetap di situ. Tiap hari (dibersihkan), orang saya bagian kebersihan di sini," kata Siswanto.

Eks Wakapolri : Wajib Dipertanyakan

Eks Wakapolri Komjen Pol (Purn) Oegroseno yang turut hadir di TKP mengaku masih mengganjal terkait tindakan Arya Daru yang membuang sampah sebelum ditemukan tewas.

Menurutnya, tindakan Arya Daru yang tidak dilakukan biasa itu patut dipertanyakan lebih lanjut.

"Yang saya masih agak belum terjawab kebiasaan dia (Arya) buang sampah tadi, biasanya hanya di dalam kenapa di luar, diluar kebiasaan itu kan tanda tanya," kata Oegroseno kepada Kompas TV.

Sehingga, Oegroseno menilai bahwa kasus kematian Arya Daru harus dibuka selebar-lebarnya.

Baca juga: Kok Dilakban sih, Momen Siswanto Penjaga Kos Panik Pertama Kali Temukan Diplomat Arya Daru Tewas

Siswanto Ungkap Kekhawatiran Istri Arya Daru

Siswanto sendiri membenarkan bahwa dirinya sempat mondar-mandir di depan kamar Arya atas permintaan sang istri, Meta Ayu, yang saat itu panik karena tidak bisa menghubungi suaminya.

Hal itu karena dalam rekaman kamera CCTV, Siswanto terlihat mondar-mandir di depan kamar Arya Daru sebelum sang diplomat ditemukan tewas pada Selasa (8/7/2025).
 
Saat wawancara eksklusif TVOne News bersama Eks Wakapolri Komjen Pol (Purn) Oegroseno di TKP, Siswanto dihubungi oleh istri Arya Daru, Pita selepas tengah malam.

Kala itu Pita menghubungi Siswanto karena cemas suaminya tidak bisa dihubungi.

Menurut Siswanto, Pita memerintahkannya untuk masuk ke dalam kamar kos Daru.

"Saya bingung dulu kan, harus bagaimana saya orang disuruh sama yang punya (kos) gimana caranya cek di dalam ada orangnya atau tidak," katanya dari tayangan TVOnenews, Senin (4/8/2025).

Bahkan kata Siswanto, Pita memerintahnya untuk mendobrak pintu.

Ia sudah siap menanggu kerugian bila ada kerusakan dalam tindakan tersebut.

"Dari awal sama istrinya suruh didobrak itu, suruh masuk aja 'saya siap ganti kerusakaannya'. 'Ntar dulu bu saya izin dulu sama pemilik kosnya'. 'Soalnya saya udah khawatir banget pak'," kata Siswanto menirukan percakapan dengan Meta Ayu Puspitantri.

Pita diketahui menghubungi Siswanto mulai dari pukul 22.40 WIB, lalu 00.48 WIB dan 05.27 WIB.

"Dari 00.30 nelepon dua kali. Jam 5 sekali, nelepon terus dia, khawatir dia," katanya.

Ketika mengecek Siswanto menemukan hal aneh yang tidak biasa terjadi.

"'Gimana caranya kamu bisa masuk cek di dalam ada orangnya apa tidak'. Soalnya di antara dua saya waktu itu kan, antara ada orangnya atau tidak. Soalnya kalau ada orang pasti nyala lampu di dalam. Kebiasaan nyala. Malam itu gelap makanya saya bingung. Mati semua, gelap. Oh gelap. Saya sambil nelepon sama ibu Daru," kata Siswanto.

Baca juga: Apsifor Sebut Ada Dinamika Komplek Terkait Kondisi Mental Diplomat Arya Daru Sebelum Ditemukan Tewas

Kegelisahan pun muncul di benak Siswanto lantaran tak mendapat respon dari Arya Daru saat pintunya diketuk berulang kali.

Sampai kemudian ada tetangga penghuni 106 yang datang menanyakan pada Siswanto.

"Bingung saya gimana ini yah, ketuk-ketuk gak ada suara, sedangkan ibunya nelepon saya terus kan. Lagi bingung penghuni 106 tanya 'ada apa mas Sis kayak orang bingung'. 'Saya disuruh istrinya 105 dari semalam suruh ngecek ngetuk-ngetuk gak ada suara'. 'Lampunya nyala gak ?'. 'Gelap'. 'Wah kalau gelap berarti antara ada dan tiada dong'," kata Siswanto.

Oegroseno yang turut dalam wawancara tersebut menanyakan soal kondisi korban saat pertama kali ditemukan.

"Pas dibuka itu, itu kan rapi semua (kondisi kamar Arya Daru)," kata Oegroseno.

"Rapi, rapi semua, cuma keliatan kaki sama tangan aja, selimut ketutup sampai kepala saya tarik gampang banget," ucap Siswanto.

Siswanto sendiri sempat tak menyangka mendapati Arya Daru ditemukan tewas dengan kepala terbungkus lakban kuning.

"Pas saya tarik disini (dari kaki) kan saya kejauhan, cuma awalnya saya pikir kuning-kuning itu handuk nutupin gini (wajah) kan, terus saya deketin ternyata lakban, ketika itu saya langsung 'eugh'," katanya.

Lebih lanjut, Oegroseno menanyakan istri Arya Daru apakah kerap menyambangi kosan almarhum.

"Ada sering," kata Siswanto.

Ia mengaku sudah tiga kali bertemu Pita di kos Daru.

"Saya sudah tiga kali ketemu," akunya.

Siswanto yang sudah 1,5 tahun menjadi penjaga kos, belum pernah melihat wanita lain masuk ke kamar 105 yang dihuni Daru.

"Saya belum pernah lihat," katanya.

Namun jelang akhir hayatnya, kata Siswanto, Daru memang kerap melakukan hal tak biasa.

Menurutnya sepulang kerja dari Gedung Kemenlu di Jalan Pejambon, Jakarta Pusat, Daru sering pergi lagi.

"Pak Daru sering keluar malam," katanya.

Jadi setelah sampai kos, menurut Siswanto, Daru kembali pergi.

"Kalau pulang kerja malamnya keluar lagi. Ya akhir-akhir ini," katanya.

Polisi: Tak Ada Unsur Pidana

Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra menuturkan berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan penyelidik dengan melibatkan beberapa ahli maka penyelidik menyimpulkan belum ditemukan adanya peristiwa pidana terhadap korban.

Kombes Wira enggan menyebut kasus ini sebagai kasus mengakhiri diri.

memastikan bahwa dari hasil penyelidikan secara scientific crime investigation, meninggalnya diplomat Arya Daru Pangayunan alis ADP bukan karena tindak pidana.

"Hasil daripada penyelidikan yang kami lakukan, bahwa penyelidikan yang kami lakukan kami simpulkan belum menemukan adanya peristiwa pidana," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra, dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (29/7/2025).

Menurutnya diplomat Arya Daru meninggal karena menghentikan nafas menggunakan lakban.

"Sebab kematian korban, pertukaran gangguan oksigen di pernafasan atas yang menyebabkan mati lemas," katanya di Mapolda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025).

Mati lemas, katanya berdasar pemeriksaan tim medical forensik dari RSCM.

"Kesimpulannya, kematian korban tidak melibatkan orang lain dan belum menemukan tindak pidana," kata Wira.

"Kami telah melakukan klarifikasi terhadap 24 saksi. Kami mengundang 26, namun 2 belum hadir.

Dari saksi yang diperiksa, kami bagi beberapa klaster saksi. Yakni saksi lingkungan keluarga, saksi tempat kos korban, dan dari lingkungan kerja korban serta saksi yang menggambarkan profil korbn atau yang sempat berinteraksi dengan korban.

Penyelidik katanya juga menyita 103 barang bukti yang juga dibagi dari beberapa klaster.

"Barang bukti dari kantor korban, tempat kos korban dan dari keluarga korban serta saksi lain," katanya.

Penyelidik mengundang sejumlah ahli untuk mengungkap kasus ini secara scientific crime investigation.

Wira menjelaskan dari hasil penyelidikan juga tidak ditemukan ancaman fisik maupun psikis terhadap korban

"Tidak ditemukan DNA milik orang lain selain milik korban. Termasuk di lakban serta gelas di kamar kos korban," kata Wira.

Penyebab Luka Memar

Adanya luka memar ini terungkap dari hasil otopsi yang dilakukan tim Forensik Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat. 

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra mengungkapkan dari hasil pemeriksaan luar, tim dokter forensik menemukan luka lecet pada wajah dan leher. 

Lalu luka terbuka pada bibir dalam, serta luka memar pada wajah, bibir, dan anggota gerak atas kanan, serta terdapat tanda-tanda perbendungan.

Sementara pemeriksaan dalam ditemukan darah lebih gelap dan encer, lendir dan busa halus pada batang tengkorak,  sembab pada paru dan  perbendungan pada seluruh organ dalam.  

"Tidak ditemukan penyakit pada organ dalam," tegas Kombes Pol Wira Satya Triputra di Aula Satya Harprabu Gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (29/7/2025).

Salah satu tim dokter RSCM menjelaskan luka memar ini berbeda dengan luka lebam.

Kalau luka lebam disebabkan karena telah meninggal dunia.

Sementara luka memar yang diderita Arya Daru terdapat di kelopak atas mata kiri, bibir bawah dalam, lengan atas kanan dan lengan bawah kanan. 

"Berdasarkan hasil gelar, bahwa saat berada di kemenlu di rooftop, ada kegiatan untuk memanjat tembok. Itu yang dapat mengakibatkan memar pada lengan atas kanan," terangnya.

Kombes Pol Wira Satya menyebut tidak ada keterlibatan pihak lain dalam kasus kematian Arya Daru.

 "Hasil daripada penyelidikan yang kami lakukan bahwa penyelidikan yang kami lakukan kami simpulkan belum menemukan adanya peristiwa pidana," kata Kombes Wira Satya.
 
Penyelidikan kasus ini melibatkan beberapa unsur di antaranya Apsifor, RSUPN CM (RSCM), Puslabfor Polri, Ditressiber Polda Metro Jaya, dan Pusident Polri.

Wira menegaskan hasil penyelidikan sejauh ini tidak mengarah pada dugaan kejahatan.

(*)

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News  

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved