Diplomat Kemenlu Tewas di Menteng
Pesan Eks Wakapolri usai Kompolnas Sebut Kematian Arya Daru Belum Ada Mengarah ke Unsur Pidana
Eks Wakapolri Komjen Pol (Purn) Oegroseno jika penyidik tidak menemukan motif atas kematian tersebut, tidak perlu gegabah umumkan dugaan bunuh diri.
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
TRIBUNSUMSEL.COM - Penyelidikan kasus kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan, mulai menunjukkan titik terang.
Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menduga jika diplomat muda Kemenlu RI, Arya Daru Pangayunan tewas tak mengarah ke unsur pidana.
Baca juga: Temuan Baru Isi Tas Diplomat Kemlu Arya Daru Selain Rekam Medis yang Ditinggal di Rooftop Kantor

Pernyataan tersebut menjadi perhatian banyak pihak salah satunya, mantan Wakapolri Komjen Pol (Purn) Oegroseno.
Oegroseno menjelaskan jika penyidik tidak menemukan motif atas kematian tersebut, tidak perlu gegabah mengumumkan dugaan bunuh diri.
"Harus ekstra hati-hati lah, secara akal sehat kalau dinyatakan bunuh diri itu harus ditemukan motifnya, hanya dinyatakan bunuh diri tanpa motif, saya rasa tidak bisa menjawab pertanyaan publik 'ini ada apa sebenarnya'," ungkap Oegroseno, dilansir dari tayangan TVOneNews, Senin, (28/7/2025).
Sehingga ia meminta agar pihak penyidik lebih jeli dalam membuka motif kematian Arya Daru.
"Kalau pembunuhan ketemu pelakunya berarti motif bisa diungkap dari situ, tapi ini kan memang menarik perhatian, jadi kalau misalnya tidak menemukan motif ya jangan diumumkan bunuh diri karena konyol sendiri nanti, ini akan dikejer publik," terangnya.
Sebelumnya, Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) memastikan jika kematian diplomat muda Kemenlu RI, Arya Daru Pangayunan tak ada unsur pidana.
Ketua Harian Kompolnas RI Arief Wicaksono mengatakan pihaknya ikut mengetahui soal berapa banyak bukti yang telah dihimpun penyidik.
Baca juga: Pengakuan Istri Arya Daru Soal Lakban Kuning, Beli di Yogyakarta, Sering Dipakai Pegawai Kemenlu
Termasuk jumlah CCTV dan saksi yang telah diperiksa guna mengetahui sebab kematian Arya Daru.
"Kalau dari bukti awal, olah TKP, penelusuran secara digital evidence dari 20 titik tadi (CCTV), (pemeriksaan) 15 saksi, itu belum ada mengarah ke pidana," kata Arief melansir dari Tribunnewsbogor.com, Minggu (27/7/2025).
Kendati demikian, Kompolnas masih belum bisa mengurai motif kematian Arya Daru.
Hal tersebut nantinya baru akan dijelaskan oleh penyidik Polda Metro Jaya pada esok hari, Senin (28/7/2025) dalam konferensi pers resmi.
Namun yang dipastikan oleh Kompolnas adalah pemeriksaan di TKP terkait kasus kematian sang diplomat sudah selesai.
"Kami tidak bisa berasumsi (soal motif kematian), yang jelas di kamar kos yang bersangkutan sudah tuntas (diperiksa)," ujar Arief.
Sebelumnya, Kompolnas juga mengungkap penyebab kematian Arya Daru.
Fakta tersebut diurai Kompolnas setelah pihak kepolisian merilis hasil temuan di TKP soal kondisi jasad sang diplomat saat pertama kali ditemukan pada Selasa (8/7/2025) lalu.
"Korban ditemukan dalam kondisi wajah tertutup plastik kemudian terlilit lakban berwarna kuning di tempat tidurnya kemudian tertutup selimut. Korban di atas tempat tidurnya ditemukan menggunakan kaos dan celana pendek," pungkas Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam.
Dari temuan tersebut, Kompolnas mengurai hasil penyelidikan dokter forensik soal penyebab kematian Arya Daru.
Yakni disebabkan karena kehabisan napas akibat wajahnya ditutup plastik lalu dililit lakban.
"Kalau disebabkan kematian adalah karena kehabisan napas, yaitu kepala korban ditutupi plastik sebelum ditutupi lakban," ujar Arief Wicaksono.
Fakta lain berdasarkan hasil olah TKP kata Arief, tidak ditemukan sidik jari dan DNA selain milik Arya Daru Pangayunan.
"Dalam kamar tersebut sudah dilaksanakana olah TKP tidak ditemukan sidik jari lain daripada almarhum, begitu juga DNA. Itu bisa dipastikan," katanya.
Aktifitas Terakhir Korban
Komisioner Kompolnas Choirul Anam menyebut, jejak digital dan fisik ADP dilacak dari tiga lokasi penting yakni pusat perbelanjaan, kantor Kemlu, dan tempat tinggalnya.
"Spot berikutnya adalah pusat perbelanjaan. Di Jakarta ya, pusat perbelanjaan itu aktivitasnya apa, rekam jejak digitalnya juga ada, dan dengan siapa saja juga ada," ujar Anam dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Rabu (23/7/2025).
Selanjutnya, Anam menuturkan bahwa penyidik juga mendalami aktivitas korban dari 7 hingga 8 Juli, hari saat jenazah ditemukan.
“Spot pertama di kos-kosan. Detail banget, dijelaskan jam per jam, detik per detik, ada rekam jejaknya. Termasuk saksi-saksinya juga ada,” ucapnya.
Satu jam lebih di rooftop Gedung Kemlu
Malam hari sebelum kematiannya, ADP terekam berada di rooftop lantai 12 Gedung Kemlu.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi mengataka, ADP naik pada pukul 21.43 WIB sambil membawa tas gendong dan tas belanja.
Baca juga: Atasan Arya Daru Pangayunan Ungkap Fungsi Lakban Kuning, Ternyata Biasa Dipakai Pegawai Kemenlu
Namun, saat turun pukul 23.09 WIB, kedua tas itu tidak lagi bersamanya.
"Diduga tanggal 7 Juli 2025 pukul 21.43 sampai pukul 23.09 atau sekitar 1 jam 26 menit diduga korban berada di rooftop lantai 12 Gedung Kemlu," ujar Ade Ary, Kamis (24/7/2025).
Sementara itu, sehari setelah korban ditemukan tewas, tas gendong ADP akhirnya ditemukan di rooftop.
Kasubbid Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak berujar, tas ADP ditemukan tepatnya di samping tangga lantai 12.
"Tim penyelidik langsung mencari dan menemukan tas itu di atas. Di lantai 12, di samping tangga lantai 12," kata Reonald, Minggu (27/7/2025).
Isi ADP terdapat adalah dokumen rekam medis ADP tertanggal 9 Juni 2025 dari sebuah rumah sakit umum di Jakarta.
Pulang Kosan
Hanya sekitar 15 menit setelah turun dari rooftop, pada pukul 23.24 WIB, ADP terekam CCTV kembali ke indekos.
Dalam rekaman itu, ia terlihat keluar dari kamar dengan kantong kresek hitam di tangan kiri.
Posisi tubuh ADP membungkuk mengambil sandal, masuk ke kamar, lalu kembali keluar membawa kantong plastik lain.
ADP berjalan menyusuri lorong dan kembali tanpa kantong sekitar satu menit kemudian, lalu masuk lagi ke kamarnya pada 23.26 WIB.
Ia mengenakan kemeja lengan pendek dengan kancing terbuka.
HP Hilang, Ada ponsel lain
WA yang ada polisi temuan di ponsel lain korban masih terhubung di laptop Dalam pengembangan kasus.
Namun, ponsel yang biasa digunakan untuk berkomunikasi dengan keluarga dan teman masih belum ditemukan.
"Ditemukan ada handphone lain dan ditemukan juga beberapa device," ujar Reonald.
Menariknya, WhatsApp di ponsel itu masih aktif dan terhubung dengan laptop korban.
"WA yang ada di HP korban dan yang ada di laptop connect. Itu agak sedikit mempermudah penyidik melakukan penyidikan," ujarnya.
Kasus kematian ADP masih berada dalam tahap penyelidikan intensif.
Meski sejumlah jejak digital dan fisik telah berhasil diurai, pihak kepolisian masih menunggu hasil otopsi lengkap untuk mengungkap penyebab pasti kematian.
(*)
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Diplomat Kemenlu Tewas di Menteng
Kemenlu RI
Diplomat
Arya Daru Pangayunan
Wakapolri
Komjen Pol (purn) Oegroseno
Keluarga Arya Daru Merasa Terancam Terima Simbol Misterius, Kematian sang Diplomat Masih Misteri |
![]() |
---|
Respon Polisi Soal Misteri Kasus Kematian Arya Daru, Keluarga Sebut HP Mendiang Tiba-Tiba Aktif |
![]() |
---|
Ini Kata Kompolnas Soal Isi Amplop Misterius Diterima Keluarga usai Kematian Arya Daru, Ada 4 Simbol |
![]() |
---|
Isi Amplop Misterius Ungkap Petunjuk Baru Kematian Arya Daru Diungkap Keluarga, Ada 4 Simbol |
![]() |
---|
Keluarga Arya Daru Heran Kenapa Almarhum Panik, Minta Usut 2 Sosok yang Ditemui sebelum Meninggal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.