Berita UMKM

Kisah Salim, Masih Bertahan Jadi Pembuat Mainan Kapal dan Pesawat Gabus Khas 17 Agustus di Palembang

Salim (48) adalah perajin miniatur kapal dan pesawat terbang dari akar gabus yang jadi salah satu ikonik Palembang saat momen 17 Agustus.

SRIPOKU/SYAHRUL HIDAYAT
IKON HUT RI --- Salim (48) pembuat miniatur kapal dan pesawat bahan akar gabus sibuk produksi mainan yang menjadi ikon HUT Kemerdekaan RI di Kota Palembang, di rumah yang dijadikan bengkel pembuatan mainan tersebut, Jl Silaberanti Lorong Chodijah, Kelurahan Silaberanti, Kecamatan Jakabaring, Palembang, Minggu (27/7/2025). 

Tahun ini, Salim sukses memproduksi sekitar 600 miniatur kapal dan pesawat, meraup omset  sekitar Rp 12 juta.

"Tahun ini buat 600 buah. Untuk miniatur kapal harganya Rp 15 ribu sedangkan pesawat Rp 20 ribu per buah," ungkap Salim, Minggu (27/7/2025).

Perbedaan harga ini, jelasnya, karena tingkat kerumitan dan bahan baku.

Miniatur kapal menggunakan rangka akar gabus campur kardus bekas, sementara pesawat murni dari akar gabus semua.

Keunikan lain dari kerajinan Salim adalah jumlah miniatur yang dibuatnya setiap tahun sangat bergantung pada ketersediaan akar gabus.

Salim rela menjelajahi berbagai wilayah demi mendapatkan bahan baku langka ini, mulai dari Punti Kayu Palembang hingga hutan-hutan di Muara Enim. 

"Semuanya sudah kami jelajahi untuk mencari akar gabus. Punti Kayu, wilayah Tanjung Api-api, dan tahun ini ambil di daerah Bakung, Gelumbang," ceritanya.

Pencarian bahan baku ini dilakukan Salim sejak bulan Februari setiap tahun.

Setelah bahan terkumpul, rumah panggung yang dijadikan bengkel, ia mulai membuat kerangka miniatur sendiri dari bangun tidur hingga siang hari. 

"Dari Bulan 2 (Februari) itu sudah cari bahan. Buat kerangkanya dilakukan sendiri dari mengasah hingga menyatukan. Nanti bendera-bendera hiasannya baru dibantu keluarga lain," jelasnya.

Satu meter akar gabus bisa menghasilkan sekitar enam badan pesawat miniatur.

Selain bahan baku akar gabus, para perajin ini juga menyiapkan kertas manggis, kertas minyak, lem, benang nilon dan potongan bambu untuk stik gantung kapal dan pesawat.

Setelah 20 tahun menggeluti profesi ini, Salim tak perlu lagi repot menjajakan dagangannya.

Pelanggan setianya kini datang langsung ke rumahnya untuk memborong ratusan miniatur buatannya.

Pembeli datang dari berbagai pasar di Palembang, seperti Pasar Lemabang, Pasar KM 5, Pasar Perumnas, Pasar Kuto, hingga Pasar 26 Ilir dan Jalan Merdeka.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved