Arti Kata

Arti Peribahasa Emas Tetaplah Emas, Intan Tetaplah Intan, Mutiara Tetaplah Mutiara

Pepatah ini juga menyiratkan bahwa seseorang yang berkualitas, berbakat, memiliki nilai tambah yang baik, dia akan tetap bersinar

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/lisma
Emas tetaplah emas 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Ada banyak pepatah atau peribahasa dalam bahasa Indonesia.
Salah satunya peribahasa "Emas tetaplah emas, atau intan tetaplah intan, atau mutiara tetaplah mutiara dsb.

Walaupun bendanya berbeda, tetapi ada makna tersirat dari maksud peribahasa tersebut. Berikut pembahasannya.


Peribahasa "emas tetaplah emas meskipun keluar dari mulut seekor anjing" 

Memiliki makna bahwa kualitas sejati dari sesuatu tidak akan berubah, terlepas dari bagaimana cara penyampaiannya atau dari siapa asalnya. 

Meskipun cara penyampaiannya mungkin tidak baik atau berasal dari sumber yang tidak terhormat, nilai hakiki dari emas (sesuatu yang berharga) tetaplah sama. 


Peribahasa ini menekankan pentingnya melihat esensi atau nilai sebenarnya dari sesuatu, bukan hanya pada penampilan luar atau bagaimana sesuatu itu disampaikan

Pepatah  lain yang sering ditemuakan adalah

Pepatah Jikalau Intan Itu Biar Keluar dari Mulut Anjing Sekalipun, Bernama Intan Juga.

Arti Peribahasa Jikalau intan itu biar keluar dari mulut anjing sekalipun bernama intan juga
Perkataan yang baik walaupun diucapkan oleh siapapun akan tetap baik.

Atau ada lagi peribahasa

Peribahasa Mutiara tetaplah mutiara walau di kubangan lumpur sekalipun

Maknanya kurang lebih sama.

Kulitas seseorang akan tetap terlihat meskipun di antara lingkungan yang jelek sekalipun. Dia akan terlihat bersinar, berharga dan bernilai.

‎‎
Tiga pepatah di atas, emas tetaplah emas, intan tetaplah intan, atau mutiara tetaplah mutiara, mengajarkan kita untuk fokus pada substansi suatu pesan, bukan pada orang yang menyampaikan pesan tersebut.

Seringkali, kita cenderung menolak atau meragukan suatu perkataan hanya karena kita tidak menyukai atau tidak percaya pada orang yang mengucapkannya.

 Namun, pepatah ini mengingatkan kita bahwa kebenaran atau kebaikan suatu perkataan tidak bergantung pada siapa yang mengucapkannya.


‎‎Bahkan meskipun nasehat itu keluar dari mulut seorang penjahat sekalipun jika bermanfaat dan baik apa salahnya untuk didengarkan dan diamalkan.

‎Apa lagi dalam era media sosial digital ini, di mana informasi datang dari berbagai arah dan sumber, pepatah ini menjadi relevan.

 Banyak orang cenderung menolak pendapat hanya karena tidak menyukai siapa yang menyampaikan, padahal isi ucapannya bisa jadi benar dan bermanfaat.

Tidak hanya perkataan,  pepatah ini juga menyiratkan bahwa seseorang yang berkualitas, berbakat, memiliki nilai tambah yang baik, akhlak yang baik, maka dia akan bersinar, di tengah keadaan apa pun. Dan potensinya akan tetap terlihat.

‎‎
‎‎Pepatah ini juga memiliki makna universal yang sejalan dengan ungkapan dalam bahasa Inggris: “Don’t judge a book by its cover.” Kita diajak untuk bersikap adil dan objektif, serta membuka hati terhadap kebenaran, meski datang dari orang yang tidak kita kenal atau hormati.

Atau mirip dengan pepatah Arab:

Unzur ma qoola wala tanzur man qola adalah sebuah pepatah Arab yang artinya:

 “Lihatlah apa yang dikatakan, jangan melihat siapa yang mengatakan (berbicara)”. (lis/berbagai sumber)


Baca juga: 1 Safar 1447 Hijriyah Tanggal Berapa? Berikut Doa Memasuki Bulan Baru Safar Lengkap Arti dan Manfaat

Baca juga: Bacaan Niat Puasa Ayyamul Bidh Digabung dengan Puasa Sunnah Kamis, pada 7 Agustus 2025 dan Artinya

Baca juga: Jadwal Puasa Sunnah Senin-Kamis dan Puasa Ayyamul Bidh Sepanjang Agustus 2025 Beserta Niatnya

Baca juga: Niat Puasa Ayyamul Bidh Digabung Puasa Senin Kamis, Baca Rabu Malam Tanggal 9 Juli 2025, Keutamaan

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved