Berita Prabumulih

Pedagang dan Penjahit Lokal di Prabumulih Menjerit, Dampak Pembagian Seragam Sekolah Gratis

Program seragam sekolah gratis yang digulirkan Pemerintah Kota (Pemkot) Prabumulih tahun ajaran 2025/2026 ternyata memicu dilema.

Editor: Slamet Teguh
Tribunsumsel.com
ILUSTRASI SERAGAM - Pedagang dan Penjahit Lokal di Prabumulih Menjerit, Dampak Pembagian Seragam Sekolah Gratis, Kamis (17/7/2025). 

TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH – Program seragam sekolah gratis yang digulirkan Pemerintah Kota (Pemkot) Prabumulih tahun ajaran 2025/2026 ternyata memicu dilema.

Bagi para pelajar, ini adalah berkah. Namun, bagi penjahit lokal dan pedagang pakaian di Bumi Seinggok Sepemunyian, kebijakan ini bagai mimpi buruk yang membuat mereka gigit jari.

Jika biasanya tahun ajaran baru membawa cuan berlimpah, kali ini pedagang merugi karena lebih dari 31 ribu pelajar di Prabumulih telah menerima seragam gratis.

"Tahun ini kita merugi, kalau tahun kemarin laris karena belum ada program seragam gratis, tidak ada lagi yang beli tahun ini," keluh Adli, salah satu pedagang pakaian pada Rabu (16/7/2025).

Kerugian makin terasa karena pembagian seragam gratis ini menyasar seluruh pelajar, mulai dari kelas 2 hingga kelas 6 SD, serta kelas 2 hingga kelas 3 SMP.

"Kalau dibagi cuma siswa baru saja, kami ada harapan yang beli. Kalau seluruhnya seperti ini kami merugi," imbuhnya.

Para pedagang juga mempertanyakan sistem pengadaan yang terpusat melalui e-katalog dan dilakukan oleh vendor luar daerah.

"Kami sudah beli banyak dan siap-siap menyambut tahun ajaran baru, karena dulu katanya mau melibatkan penjahit lokal tapi malah tidak ada. Program seragam gratis dibeli dari luar kota dan kita tidak dilibatkan," curhat seorang penjahit lokal yang enggan disebut namanya.

Menanggapi keluhan ini, Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemkot Prabumulih, A Darmadi, menjelaskan bahwa pengadaan memang dilakukan melalui e-katalog di luar daerah. 

"Karena pedagang dan penjahit di kota Prabumulih belum ada yang pakai e-katalog, sementara ini dalam jumlah banyak. Kalau dipaksakan bermasalah hukum," bebernya.

Total anggaran untuk 31 ribu lebih seragam SD dan SMP ini mencapai Rp 12 miliar lebih, dengan estimasi harga per stel Rp 185 ribu hingga Rp 200 ribu.

Kontraktor Wajib Rangkul Penjahit Lokal!

Berbeda dengan Prabumulih, Pemerintah Kabupaten Muara Enim rupanya telah menyiapkan strategi jitu agar program seragam sekolah gratis mereka tidak mematikan penjahit lokal.

Bupati Muara Enim, Edison, menegaskan bahwa siapa pun pemenang tender pengadaan seragam nanti wajib bekerja sama dan memberdayakan penjahit lokal.

"Jadi bukan tukang jahit yang ikut tender E-Katalog, tapi kontraktor yang menang tender yang akan diminta merekrut para penjahit lokal," ujar Bupati Edison pada Rabu (16/7/2025).

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved