Diplomat Kemenlu Tewas di Menteng
Curhat Siswanto Penjaga Kos Arya Daru Diplomat yang Tewas Kepala Dilakban, Stres Diperiksa Polisi
Siswanto yang berstatus saksi dalam kasus kematian Arya Daru ini curhat kepada Andi, penjaga toko rokok eletronik., ngaku stres diperiksa polisi
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
TRIBUNSUMSEL.COM -- Siswanto penjaga kos tempat ditemukan Arya Daru Pangayunan diplomat Kemenlu RI tewas dilakban, sempat mencurahkan kegelisahannya selama proses penyidikan bergulir.
Melansir dari Tribunjakarta.com, Minggu (13/7/2025) Siswanto yang berstatus jadi saksi dalam kasus kematian Arya Daru ini curhat kepada Andi bekerja sebagai penjaga toko rokok eletronik.
Siswanto bercerita bahwa dirinya kini stres lantaran bolak-balik dipanggil polisi untuk menjalani pemeriksaan.
Baca juga: Gerak-gerik Pria Bersarung di Depan Kos Arya Daru yang Tewas Kepala Dilakban, Sempat Intip Kamar
Sang penjaga kos turut mengaku ada yang janggal pada kematian sang diplomat.
"Dia curhat, stres ditanyaiin terus. Dia nggak tahu apa-apa (soal kematian Arya)," ujar Andi.
Andi turut menerangkan jika Siswanto kembali dijemput oleh sejumlah orang pada Sabtu (12/7/2025) kemarin.
Namun, Andi mengaku tak mengetahui apakah mereka merupakan anggota polisi atau bukan.
"Pas dia masuk sini, tidak lama ada yang jemput, pakai mobil. Dia sambil ngelihatin saat cabut (pergi), seperti ketakutan," terang Andi saat ditemui di lokasi, Sabtu (12/7/2025).
Seperti diketahui, sosok Siswanto menjadi saksi kunci yang terekam CCTV di malam hari sebelum dan sesudah Arya Daru ditemukan tewas.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, mengungkapkan alasan keberadaan Siswanto yang mondar-mandir itu lantaran istri almarhum tiga kali menelepon penjaga kos untuk mengecek keberadaan suaminya.
Melalui sambungan telepon, istri ADP yang berada di Yogyakarta meminta penjaga kos mengecek kondisi suaminya. Pasalnya, ponsel korban disebut tak bisa dihubungi.
"Konteksnya istri korban tiga kali minta penjaga kos mengecek kondisi korban," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, Minggu (13/7/2025), dilansir dari tribunnews.com.
Baca juga: Penjelasan Polda Metro Jaya Soal Arah CCTV di Kamar Kos Diplomat Kemlu Arya Daru Diduga Bergeser
Ade Ary menjelaskan, telepon pertama tercatat pada Senin (7/7/2025) pukul 22.40 WIB.
Istri ADP menghubungi penjaga kos ke nomor ponsel lama yang ternyata sudah tidak aktif.
Panggilan kedua istri ADP tercatat pada Rabu (8/7/2025) pukul 00.48 WIB. Saat itu, istri ADP mengubungi penjaga kos ke nomor baru untuk meminta mengecek kamar suaminya.
"8 Juli 2025 pukul 05.27 WIB, istri korban mengubungi penjaga kos untuk minta cek kembali kamar korban," ungkap Ade Ary.
Oleh karenanya, Ade Ary memastikan, rekaman CCTV yang menunjukkan penjaga kos mondar-mandir di depan kamar ADP tak lain karena sedang menindaklanjuti permintaan istri korban.
“Benar, istrinya minta penjaga kos cek (kamar ADP) karena handphone suaminya mati,” kata Ade Ary, Sabtu (12/7/2025).

Dalam rekaman CCTV pada Selasa (8/7/2025) pukul 00.27 WIB, penjaga kos terlihat mondar-mandir di depan kamar ADP.
Ia bertelanjang dada, mengenakan sarung kotak-kotak, dan menyampirkan pakaian putih di pundak kiri. Ia tampak berbicara di telepon menggunakan mode speaker.
Penjaga itu sempat berhenti dan menoleh ke arah kamar korban, lalu berjalan kembali.
Beberapa saat kemudian, ia kembali berdiri cukup lama di depan kamar, sekitar 22 detik, diduga masih berbicara lewat telepon.
Pukul 05.20 WIB, ia kembali terlihat melintas, kali ini mengenakan kemeja putih dan celana pendek sambil membawa sapu.
Ia sempat mengintip ke arah jendela kamar ADP sebelum akhirnya berbalik arah.
Analisa Kriminolog
Sampai kini masih menjadi misteri penyebab kematian diplomat muda, Arya Daru Pangayunan (39).
Pada Selasa (8/7/2025), Arya Daru ditemukan tewas dalam kondisi wajah terlilit lakban di kamar kosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Apakah Arya Daru tewas karena nekat mengakhiri hidupnya atau menjadi korban pembunuhan polisi masih melakukan penyelidikan.
Kriminolog, Haniva Hasna, melihat kematian alumnus Universitas UGM jurusan Hubungan Internasional tahun 2005 itu condong ke arah pembunuhan.
"Sangat memungkinkan bahwa ini adalah kasus pembunuhan, karena kita kan perlu melihat ya seberapa ketat dia melilitkan lakban ini, diawali dari mana dulu apakah dari kening apakah dari leher apakah dari dagu," katanya seperti dikutip dari Metro TV News pada Kamis (10/7/2025).
Baca juga: Perintah Kapolri ke Anggotanya Ungkap Kematian Diplomat Arya Daru yang Tewas Leher Dililit Lakban
Menurut Haniva, penggunaan lakban sangat jarang sekali digunakan untuk kasus-kasus bunuh diri.
Sebab, kata dia, korban akan menggunakan cara sangat cepat untuk mengakhiri hidupnya.
"Sementara kalau lakban dia harus menggunakan peralatan yang lebih lama dia kehilangan nyawanya dan membutuhkan keterampilan khusus," ujarnya.
Haniva melihat ada dua kemungkinan dari penggunaan lakban di mulut terhadap korban.
Kemungkinan pertama adalah upaya untuk membungkam agar korban tidak boleh berteriak sementara yang kedua kondisi di mana korban sudah terbunuh tetapi ada orang lain yang pura-pura merekayasa pembunuhan ini seolah-olah menjadi korban bunuh diri.
"Berarti, kasus ini menjadi kasus yang sangat-sangat kompleks karena sudah dipersiapkan dengan rapi oleh pelaku," katanya.
Janji Kasus Terungkap Dalam Seminggu
Seperti diketahui, Arya Daru Pangayunan ditemukan tewas di kosnya pada Selasa (8/7/2025).
Pria berusia 39 tahun itu ditemukan dengan wajah penuh tertutup lakban hingga seluruh kepala.
Menanggapi hal itu, Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto menyatakan, pihaknya masih mempelajari berbagai bukti yang ada untuk memastikan penyebab kematian tersebut.
"Bukti-bukti yang ada perlu dipelajari oleh forensik ya, baik CCTV kemudian hasil autopsi dan juga termasuk digital," ucapnya, dikutip Jumat (11/7/2025).
Jenderal bintang dua itu pun berharap bahwa proses ini dapat selesai dalam waktu sekitar seminggu.
"Digital itu dari laptop dan lain-lain. Mungkin seminggu lagi selesai, nanti ada kesimpulan, insyaAllah mudah-mudahan seminggu lagi selesai," tuturnya.
Selain itu, visum juga sedang dipelajari oleh penyelidik dari Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.
"Ya, saya belum membaca, tapi itu masih dipelajari oleh tim penyelidik dan sekarang sudah diambil alih di tingkat Polda," kata dia.
Ia menambahkan, pihaknya akan terus menggali informasi dari saksi-saksi yang ada.
Namun, dalam kasus ini, visum dan hasil forensik akan menjadi fokus utama, dan bukan hanya keterangan dari saksi.
Karyoto juga menjelaskan, proses digital forensik, seperti pelacakan jejak elektronik dari ponsel atau perangkat lainnya, akan membantu dalam menemukan petunjuk lebih lanjut terkait kejadian tersebut.
"Saksi-saksi nanti kita lihat dikembangkan dari situ. Kalau visum itu bukan saksi, tapi nanti ahli yang akan bicara ya. Kan dia ditemukan sendirian, nanti dari forensik barangkali membuka HP bisa di-trace, ke mana, jam berapa, dia berhubungan dengan siapa, ya" ucap Karyoto.
Terkait dengan status korban yang merupakan seorang diplomat, ia menegaskan, pihaknya tetap akan menangani kasus ini dengan pendekatan yang komprehensif.
(*)
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Keluarga Arya Daru Merasa Terancam Terima Simbol Misterius, Kematian sang Diplomat Masih Misteri |
![]() |
---|
Respon Polisi Soal Misteri Kasus Kematian Arya Daru, Keluarga Sebut HP Mendiang Tiba-Tiba Aktif |
![]() |
---|
Ini Kata Kompolnas Soal Isi Amplop Misterius Diterima Keluarga usai Kematian Arya Daru, Ada 4 Simbol |
![]() |
---|
Isi Amplop Misterius Ungkap Petunjuk Baru Kematian Arya Daru Diungkap Keluarga, Ada 4 Simbol |
![]() |
---|
Keluarga Arya Daru Heran Kenapa Almarhum Panik, Minta Usut 2 Sosok yang Ditemui sebelum Meninggal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.