Tol Kayuagung Palembang Terburuk
Disebut Tol Terburuk di Indonesia, Perbaikan Tol Kayuagung-Palembang Rampung 2027
Ruas Tol Kayuagung-Palembang di Sumatera Selatan belakangan ini menjadi sorotan tajam publik dan Komisi V DPR RI.
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Slamet Teguh
TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA – Ruas Tol Kayuagung-Palembang di Sumatera Selatan belakangan ini menjadi sorotan tajam publik dan Komisi V DPR RI.
Bagaimana tidak, jaringan Jalan Tol Trans-Sumatera (JTTS) ini bahkan dicap sebagai ruas tol terburuk di Indonesia karena tak memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM). Kondisinya memprihatinkan: jalan bergelombang, berlubang, tambal sulam yang kurang sempurna, hingga minimnya rambu keselamatan.
Menanggapi kritik pedas ini, PT Waskita Sriwijaya Tol (WST), selaku pengelola, akhirnya angkat bicara. Mereka mengonfirmasi bahwa perbaikan besar-besaran sedang berjalan dan ditargetkan rampung pada April 2027.
"Saat ini sedang dilakukan pekerjaan perbaikan jalan di beberapa titik ruas tol guna meningkatkan kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan, serta memastikan terpenuhinya SPM," terang Direktur Utama PT Waskita Sriwijaya Tol, Achmad Jofimar Ali, melalui keterangan tertulis, Sabtu (12/7/2025).
Kerusakan paling parah, menurut WST, teridentifikasi di jalur A (Kayuagung arah Palembang), khususnya di KM 338, 339, dan 346.
"Pekerjaan perbaikan pada lokasi-lokasi tersebut dilakukan sejak beberapa hari lalu dan selesai hari ini sehingga dapat segera kembali digunakan secara optimal," jelas Jofimar.
Namun, perbaikan ini hanyalah permulaan. PT WST telah merencanakan rehabilitasi total sepanjang 42,5 kilometer ruas Tol Kayuagung-Palembang, mulai dari Gerbang Tol Kayuagung hingga Gerbang Tol Kramasan, termasuk jalur akses menuju Celikah dan Jejawi.
"Perbaikan menyeluruh ini akan dilakukan secara bertahap hingga seluruh segmen mengalami rehabilitasi total dengan target penyelesaian pada April 2027," ujar Jofimar. Ini adalah komitmen WST untuk menjaga kualitas layanan dan memenuhi SPM.
WST memohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan dan mengimbau pengguna jalan untuk tetap berhati-hati, mematuhi rambu lalu lintas, dan mengikuti arahan petugas selama proses perbaikan berlangsung.
Baca juga: Tak Penuhi SPM, WST Pastikan Perbaikan Jalan Tol Kayuagung-Palembang Rampung pada April 2027
Baca juga: Herman Deru : Tol Tanjung-Pulau Baai Hanya Pangkas Jarak, Tujuannya Tetap Sama ke Bengkulu
Hutama Karya Luruskan Kesalahpahaman: Ini Batas Tanggung Jawab Kami!
Di tengah kehebohan ini, PT Hutama Karya (Persero), yang selama ini sering dikaitkan dengan seluruh ruas JTTS, turut angkat bicara. Mereka meluruskan kesalahpahaman publik terkait pihak pengelola Tol Kayuagung-Palembang.
Kepala Regional Sumbagsel PT Hutama Karya (Persero), Arief Yeri Kristanto, mengungkapkan bahwa tidak semua ruas JTTS penghubung Lampung dan Sumatera Selatan dikelola oleh Hutama Karya.
"Selama ini banyak masyarakat mengetahui bahwa JTTS yang menghubungkan Lampung dan Sumsel dikelola oleh Hutama Karya," kata Arief kepada TribunSumsel.com dan Sripoku.com, Kamis (10/7/2025).
Arief menjelaskan, Hutama Karya hanya mengelola ruas Tol Terpeka (Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayuagung) sepanjang 189 kilometer, dimulai dari KM 140+900 hingga KM 330+100. Ruas ini mencakup Gerbang Tol Kayuagung Utama, Gerbang Tol Kayuagung, dan Interchange Kayuagung.
"Masih banyak yang salah kaprah, kerusakan Tol Kayuagung-Palembang itu katanya tanggung jawab Hutama Karya. Padahal ruas tol tersebut dikelola BUJT lain (PT Waskita Sriwijaya Tol)," tegas Arief.
Ia menambahkan, Gerbang Tol Kayuagung menjadi pembatas antara tol yang dikelola Hutama Karya dan Waskita Sriwijaya Tol. Ini berarti, penanganan dan pemeliharaan kerusakan ruas Tol Kayuagung-Palembang sepenuhnya menjadi kewenangan WST.
Untuk membuktikan pernyataannya, Hutama Karya bahkan mengajak wartawan TribunSumsel.com dan Sripoku.com menelusuri Tol Kayuagung-Palembang sepanjang 38 kilometer, dari KM 330+100 hingga KM 367+700. Saat tim liputan masuk melalui Gerbang Tol Kramasan di KM 368, terlihat jelas plang bertuliskan "Waskita Sriwijaya Tol".
Kemudian, ketika tiba di barrier gate KM 330 atau dekat Gerbang Tol Kayuagung Utama, terdapat plang bertuliskan "Anda Memasuki Jalan Tol PT Hutama Karya (Persero) Ruas Kayuagung-Pematang Panggang-Terbanggi Besar".
"Jadi bisa dilihat, artinya mulai dari Gerbang Tol Kramasan KM 368 hingga barrier gate di KM 330 atau sepanjang 38 kilometer dikelola oleh WST. Dan ada ruas tol sepanjang 2 kilometer di akses Gerbang Tol Kayuagung juga dikelola oleh WST, bukan oleh Hutama Karya," pungkas Arief, memperjelas pembagian tanggung jawab.
Komisi V DPR Sebut Tol Kayuagung Terburuk
Kondisi Tol Kayuagung-Palembang yang bergelombang dan rusak parah tidak hanya menjadi keluhan masyarakat, tetapi juga sorotan serius dari para wakil rakyat di Komisi V DPR RI. Dalam kunjungan kerja spesifik mereka ke Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, pada Kamis, 3 Juli 2025, beberapa anggota Komisi V secara blak-blakan menyebut ruas tol ini sebagai salah satu yang terburuk di Indonesia.
Roberth Rouw, Wakil Ketua Komisi V DPR RI, bahkan tak segan mengusulkan agar Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) turun tangan melakukan audit menyeluruh. Ia menyoroti masalah fundamental pada perencanaan dan konstruksi di atas lahan rawa yang menjadi penyebab utama jalan tol ini bergelombang.
"Fokus utama ini, kami melihat secara langsung bagaimana kondisi jalan Tol Palembang-Kayuagung. Ternyata, memang ada lima persoalan utama," ujar Roberth Rouw.
Ia juga menyebutkan lima persoalan itu meliputi kondisi jalan yang berlubang, tidak rata dan bergelombang, drainase buruk, fasilitas rest area yang kotor, serta kurangnya informasi lalu lintas dan call center terpadu.
Senada, Syarief Abdullah Alkadrie, Anggota Komisi V DPR RI, juga mengamati langsung betapa memprihatinkannya kondisi tol ini. Ia melihat banyak titik jalan yang bergelombang, rambu lalu lintas yang tidak memadai, bahkan desain tikungan yang dinilai berbahaya bagi pengendara.
Kritik keras juga datang dari Adian Napitupulu, Anggota Komisi V DPR RI. Ia tak segan meminta Direktur Utama Waskita Sriwijaya Tol (WST) untuk diganti jika perbaikan tidak segera menunjukkan hasil signifikan. Adian bahkan menuntut agar perbaikan sepanjang 42 kilometer ruas tol ini dapat diselesaikan dalam waktu yang jauh lebih singkat.
Ia mendesak agar perbaikan dapat selesai dalam 1 tahun, bukan 2 tahun seperti target awal.
Sementara itu, Ishak Mekki, Anggota Komisi V DPR RI, yang cukup memahami detail pembangunan tol ini, menyoroti kegagalan metode Vacuum Consolidation Method (VCM) yang diterapkan. Metode tersebut, yang seharusnya efektif mengatasi masalah tanah lunak, ternyata tidak bekerja optimal sehingga berakibat pada kualitas jalan yang buruk saat ini.
"Metode Vacuum Consolidation Method (VCM) yang digunakan untuk mengatasi masalah tanah lunak dan mempercepat proses konstruksi ternyata tidak efektif di ruas jalan tol ini," jelas Ishak.
Ia menambahkan, "Untuk itu, pihak pengelola harus melakukan rekonstruksi jalan tol sepanjang 42 KM tersebut."
Sorotan dan tuntutan dari Komisi V DPR RI ini semakin menekan pihak pengelola untuk segera melakukan perbaikan menyeluruh demi kenyamanan dan keamanan pengguna jalan. Pihak pengelola, PT Waskita Sriwijaya Tol, sendiri telah menargetkan perbaikan total rampung pada April 2027.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.