13 Tahun Tribun Sumsel, Inovasi Tanpa Batas

Tak heran, era kini makin sering kita dengar pekerjaan-pekerjaan yang bisa ditopang atau bahkan disubstitusi oleh AI.

Anak-anak muda ke depan perlu juga melirik apa yang disebut AI related jobs, pekerjaan terkait AI.

Apakah kita sanggup menjawab tantangan masa depan di era AI? 

Mampukah memanfaatkan AI untuk memudahkan pekerjaan, membantu meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari atau justru digulung oleh kemajuan teknologi digital berbasis AI?

Dunia pendidikan di Indonesia termasuk di Sumatera Selatan harus mampu mengantisipasi tantangan masa depan ini.

Satu contoh kita bisa melihat Angka Partisipasi Sekolah (APS) yang dicatat Badan Pusat Statistik (BPS) di Sumsel baru mencapai 70,80 persen hingga tahun 2024 untuk rentang usia 16-18 tahun atau di tingkat bangku SMA.

APS adalah ukuran yang menunjukkan seberapa banyak penduduk usia sekolah yang memanfaatkan fasilitas pendidikan yang tersedia. 

APS dihitung membandingkan jumlah penduduk usia sekolah yang masih bersekolah dengan total penduduk usia sekolah pada suatu wilayah.

Adapun APS pada usia 7-12 tahun (tingkat SD) mencapai 99,39 persen dan usia 13-15 tahun (tingkat SMP) sebesar 95,45 persen. 

Data itu menunjukkan ada kesenjangan APS anak-anak pada tingkat SMA untuk menikmati fasilitas pendidikan.

Belum lagi di level pendidikan tinggi (usia 19-23 tahun), APS di Sumsel hanya mencapai 20,11 persen di bawah rata-rata nasional yang mencapai 29,01 persen pada 2024. 

Mencermati data APS, sektor pendidikan harus menjadi prioritas dalam upaya pengembangan sumber daya manusia agar momentum Indonesia Emas 2045 juga bisa ikut dinikmati oleh warga Sumsel 20 tahun ke depan. 

Ini harus menjadi keprihatinan bersama baik pemerintah daerah provinsi dan kabupaten serta semua stakeholder pendidikan di Sumsel. 

Untuk itu tak cukup hanya kerja keras semua elemen untuk memajukan dunia pendidikan Sumsel tetapi juga Inovasi Tanpa Batas.

Salam Tribun. 

Yudie Thirzano

Pemimpin Redaksi Tribun Sumsel