Berita Viral

Bingungnya Agam Rinjani Dijuluki Pahlawan Warga Brasil dan Banjir Donasi, Singgung Peran Tim Rescue

Relawan evakuasi Gunung Rinjani, Agam Rinjani, mengaku tak habis pikir saat disebut sebagai pahlawan oleh warganet Brasil.

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
Tangkapan layar Youtube YIM OFFICIAL
JULIANA TEWAS DI GUNUNG RINJANI - Abdul Haris Agam atau yang akrab disapa Agam Rinjani akhirnya muncul setelah viral evakuasi Juliana Marins, pendaki asal Brasil yang tewas terrjatuh di Gunung Rinjani. Relawan evakuasi Gunung Rinjani, Agam Rinjani, mengaku tak habis pikir saat disebut sebagai pahlawan oleh warganet Brasil. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Relawan evakuasi Gunung Rinjani, Agam Rinjani, mengaku tak habis pikir saat disebut sebagai pahlawan oleh warganet Brasil.

Seperti diketahui, sosok Agam Rinjani paling disorot usai membantu proses evakuasi pendaki asal Brasil, Juliana Marins (27) yang terjauh di kedalaman 600 meter.

Menurut Agam, bukan hanya dirinya yang pantas dijuluki sebagai Pahlawan.

“Saya bingung juga sebenarnya. Pahlawan sebenarnya itu tim rescue, semuanya pahlawan,” kata Agam saat diwawancarai, Sabtu (28/6/2025).

Baca juga: TEMBUS Rp 1,3 Miliar, Agam Rinjani Pakai Dana Donasi dari Netizen Brasil Untuk Ini, Tim SAR Sepakat

TIM EVAKUASI JULIANA- Abdul Haris Agam atau yang akrab disapa Agam Rinjani sempat mengutarakan rasa tak terima Indonesia banjir hujatan dari sejumlah netizen internasional
TIM EVAKUASI JULIANA- Abdul Haris Agam atau yang akrab disapa Agam Rinjani sempat mengutarakan rasa tak terima Indonesia banjir hujatan dari sejumlah netizen internasional (Kompas.com/Hafizh Wahyu Darmawan)

Di tengah kritik publik Brasil terhadap lambannya penanganan, Agam justru memilih menunjukkan kondisi medan secara transparan.

Respons positif pun mengalir deras.

Agam juga menegaskan bahwa semua pihak yang terlibat dalam proses evakuasi layak diapresiasi, mulai dari Basarnas hingga porter lokal.

“Kenapa saya yang dijadikan paling depan, juga bingung. Kita enggak tahu lah bagaimana orang-orang Brasil bisa menjadikan saya sebagai pahlawan,” ujarnya.

Akibat popularitasnya di media sosial, Agam bahkan menerima banyak permintaan dari warga Brasil untuk memberikan nomor rekening pribadi agar mereka bisa mengirimkan donasi.

Lewat akun Instagram miliknya, Agam membagikan video saat mengevakuasi jenazah Juliana dari tebing curam sedalam 600 meter.

Ia terlihat bergelantung di tali sambil membawa tubuh Juliana yang telah dibungkus rapat. Aksi heroik itu membuat netizen Brasil menyebutnya sebagai "pahlawan rakyat Brasil".

Postingan terakhir Agam dibanjiri lebih dari 30 ribu komentar dan disukai 61 ribu akun. Mayoritas warganet mengungkapkan rasa terima kasih dan kekaguman.

Sebagai bentuk apresiasi, warga Brasil menggalang donasi untuk Agam yang kini tembus lebih dari Rp1,3 miliar.

Padahal sebelumnya, galangan dana ini sempat menuai pro dan kontra hingga menuai kekecewaan dari Anggota Tim SAR.

Baca juga: AGAM Rinjani Diduga Open Donasi Usai Viral Evakuasi Juliana Marins Pendaki Brasil, Tim SAR Kecewa

Agam, yang memiliki nama asli Abdul Haris Agam, mengungkapkan bahwa donasi itu tidak akan digunakan untuk kepentingan pribadi.

Ia menyatakan, dana dari masyarakat Brasil akan dialokasikan untuk dua hal: pembelian alat keselamatan dan program penanaman pohon di Gunung Rinjani.

“Uang yang nanti dikirim, kamu belikan alat untuk bisa lebih safety dan lain-lain. Beli perlengkapan,” kata Agam dalam diskusi publik di Jakarta Selatan, Sabtu (28/6/2025).

“Untuk kebutuhan Rinjani, bagaimana supaya orang bisa mendaki aman dan nyaman,” tambahnya.

Agam juga melibatkan seluruh tim relawan yang terlibat dalam proses evakuasi jenazah Juliana untuk penggunaan donasi ini.

Lewat Instagram @riodansatyo, anggota Tim SAR akhirnya bertemu dengan Agam dan membahas soal donasi yang dibuka, Sabtu (28/6/2025).

Dalam potretnya bersama Agam, Rio menyebutkan alasan donasi itu dilakukan karena untuk rinjani lebih baik aman dan nyaman.

Baca juga: Kalau Hujan, Kita Mati, Cerita Agam Rinjani Bertaruh Nyawa Tidur di Tebing Temani Jasad Juliana

Rio pun mengaku pertemanannya dengan Agam terkadang ada selisih faham, namun kini sudah bertemu.

"Kita berteman dan kadang berselisih faham, hari ini kita sudah berteman dan membicarakan semuanya kenapa ada donasi untuk apa donasi itu nantinya.
Untuk Rinjani lebih baik aman dan nyaman," tulis Rio, Jumat (27/6/2025).
Sementara, dalam story selanjutnya para Tim SAR berkumpul.

"Alhamdulillah Tim kembali berkumpul paket komplit, pokoknya sepaket komplit kita bertemu lagi para pejuang Rinjani yang siap penangan rest crew, pasukan berani mati takut lapar," kata salah satu Tim SAR saat berkumpul.

Sebelumnya, anggota Tim SAR juga kecewa karena diduga ada penggalangan donasi yang dikirim ke rekening atas nama Abdul Haris Agam.

Bahkan penggalangan donasi itu, kata dia, tanpa sepengetahuan Tim SAR yang ikut dalam evakuasi itu.

Melansir dari Tribunnewsbogor.com, Jumat (27/6/2025) dia adalah Rio Pratama, anggota Tim SAR yang ikut dalam operasi evakuasi Juliana Marins.

JULIANA TEWAS - Momen Tim SAR bertemu setelah kisruh soal open donasi yang dilakukan Agam Rinjani. Terungkap alasan Abdul Haris Agam atau yang akrab disapa Agam Rinjani menggalang dana usai viral evakuasi Juliana Marins, pendaki asal Brasil.
JULIANA TEWAS - Momen Tim SAR bertemu setelah kisruh soal open donasi yang dilakukan Agam Rinjani. Terungkap alasan Abdul Haris Agam atau yang akrab disapa Agam Rinjani menggalang dana usai viral evakuasi Juliana Marins, pendaki asal Brasil. (Tangkapan layar Ig @riodansatyo)


Meski pada evakuasi itu, Rio tidak termasuk dalam tujuh orang yang terjun ke jurang.

Ia jadi satu dari 23 rescuer support system peralatan di atas pegunungan.

Rio bersama Tim SAR lainnya ikut menarik tali yang membawa Agam dan jasad Juliana Marins.

Menurut Rio, tanpa kerja sama para Tim SAR, Agam tidak akan bisa membawa jasad Juliana ke punggung gunung.
"Jutaan orang bilang @agam_rinjani adalah pahlawan..
Pertanyaan saya, apakah bisa agam evakuasi sendiri ..?,
Apakah bisa agam membawa dan mempersiapkan peralatan untuk evakuasi sendiri ?," tulisnya di akun Instagram @riodansatyo.

Ia menulis itu sambil memposting video bagaimana anggota tim SAR lainnya ikut bergelantungan di jurang.

Kemudian para anggota lainnya yang ikut menyiapkan tali untuk Agam dan yang lainnya.

Rio mengaku kalau ia dan anggota Tim SAR tidak berharap disebut pahlawan.

"Ok mungkin video ini bisa menjawab dan menjelaskan, Kami Bukan Pahlawan dan tidak berharap di bilang pahlawan. Bergerak atas dasar kemanusiaan untuk menjaga nama baik Indonesia.
4 rescuer Di titik Korban, 3 rescuer standby di pelataran ujung tebing, 23 rescuer support System peralatan di Atas punggungan," tulisnya lagi.

Rio bahkan menyindir rescuer yang sedang menjadikan momen ini sebagai panggung untuk dirinya sendiri.

"Awalnya saya tidak perdulikan permasalahan ini, karena memang setiap orang mempunyai maksud sendiri sendiri di setiap evakuasi, ada yang mencari pahala, ada yang tulus untuk kemanusiaan dan ada pula yang menjadikan panggung untuk dirinya sendiri. Tidak ada masalah itu hak masing-masing," tulis Rio.

Namun ia menyindir adanya postingan berisi open donasi untuk Agam.

Ia pun mempertanyakan, kenapa Agam tidak memberi tahu pada tim yang lainnya soal penggalangan dana tersebut.

"Yang membuat saya miris dan sedih adalah ketika muncul sebuah postingan bahwa ada Open Donasi Untuk agam … ini ada apa..? Kenapa tidak memberi tau tim, perihal ini..?," tulis dia lagi.

Bahkan ia juga memposting di Insta Story sambil menandai akun @agam_rinjani.
Ia memposting donasi untuk Agam yang sudah terkumpul lebih dari Rp 1 miliar.

"Mau sampe berapa miliar bro ?
Kenapa harus ada donasi-donasi an bro..," tulis Rio di Insta Story.

Rupanya setelah itu, postingan soal donasi di akun Instagram Agam Rinjani pun langsung dihapus.

Baca juga: Kecewanya Agam Rinjani ke Diri Sendiri Tak Bisa Bawa Juliana Dalam Kondisi Hidup,Tanya Heli ke Teman

Padahal Rio hanya mempertanyakan, kenapa Agam tidak diskusi dulu dengan Tim SAR.

"Kenapa dihapus Postingan Donasi di feed nya @agam_rinjani !
Teman-teman team hanya butuh penjelasan. Di luar empati masyarakat Brasil, ini sangat tidak etis. Karena dari awal tidak ada program donasi-donasi macam ini apalagi sampai ke rekening pribadi dan mengatasnamakan untuk team," tulisnya.

Hasil Autopsi Juliana

Kondisi Juliana Marins, pendaki asal Brazil yang tewas terjatuh di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) diungkap dokter.

Hal ini diketahui setelah dilakukannya autopsi terhadap jasad Juliana pada Jumat (27/6/2025).

Menurut hasil autopsi, dokter spesialis forensik RS Bali Mandara, Ida Bagus Putu Alit, menyimpulkan bahwa tubuh Juliana Marins menderita luka parah.

Lukanya tersebut, menyebabkan Juliana tidak bisa bertahan dan tewas dalam waktu singkat setelah terjatuh di Gunung Rinjani.

"Kalau kita perkirakan paling lama 20 menit," katanya.

Tewasnya Juliana, menurut dokter Ida Bagus, dikarenakan organ dalam tubuhnya mengalami kerusakan dan ada pendarahan di beberapa bagian tubuh.

"Daripada inilah terjadi kerusakan pada organ-organ dalam serta pendarahan," katanya di RS Bali Mandara, Denpasar, Jumat (27/6/2025).

Secara lebih rinci, Ida menuturkan bagian tubuh Juliana yang menderita luka seperti di kepala, dada, dan perut.

Dia menjelaskan pada bagian dada dan perut Juliana, terjadi pendarahan yang parah.

"Demikian juga di dada dan juga di perut. Pendarahan itu cukup banyak dan juga tidak ada organ spleen (limpa) yang mengkerut dan menunjukkan pendarahan itu lambat," jelas Ida.

Selain itu, Ida Bagus juga mengatakan bahwa Juliana menderita patah tulang.

Korban, kata Ida Bagus, turut menderita luka goresan di hampir seluruh tubuh seperti punggung, kepala, tangan, dan kaki. Namun, luka gores yang paling banyak berada di punggung.

Banyak warganet sempat mempertanyakan, apakah salah satu penyebab tewasnya Juliana karena tidak adanya asupan makanan, Ida mengakuinya.

Namun, Ida Bagus menegaskan, penyebab utama tewasnya Juliana memang karena kekerasan tumpul akibat terjatuh.

"Jadi kita lihat pendarahan yang memang jumlahnya sudah begitu besar di tubuhnya," katanya.

Ida mengatakan saat ini, jenazah Juliana Marins sudah diserahkan ke pihak keluarga melalui kuasanya.

Namun, dia mengungkapkan jenazah tersebut tidak langsung diterbangkan ke negara asalnya karena masih menunggu jadwal penerbangan yang kosong.

"Dari penyidik (jenazah) sudah menyerahkan lewat kuasanya. (Diserahkan) pagi tadi). Jenazah masih di sini," katanya.

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News  

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved