Berita Internasional

Netanyahu Mengelak Soal Kejinya Tentara Israel Tembak Warga Palestina Pencari Bantuan

Menurut laporan surat kabar Israel Haaretz, tentara Israel dikabarkan sengaja menembaki warga Palestina tak bersenjata yang mencari bantuan di Gaza

IDF
BANTUAN GAZA - Tentara Israel beroperasi di Jalur Gaza. Tentara Israel dikabarkan sengaja menembaki warga Palestina tak bersenjata yang mencari bantuan di Gaza, Netanyahu tapi mengelak. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Menurut laporan surat kabar Israel Haaretz, tentara Israel dikabarkan sengaja menembaki warga Palestina tak bersenjata yang mencari bantuan di Gaza setelah “diperintahkan” untuk melakukannya oleh komandan mereka.

Haaretz menuliskan Israel memerintahkan penyelidikan atas kemungkinan kejahatan perang atas tuduhan beberapa tentara yang diungkapkannya pada hari Jumat.

Pada hari Kamis (26/6/2025), setidaknya 549 warga Palestina tewas dan 4.066 lainnya cedera saat menunggu bantuan pangan yang didistribusikan di lokasi yang dikelola oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang didukung Israel dan Amerika Serikat, menurut Kantor Media Pemerintah Gaza.

GHF telah menjadi sumber kritik yang meluas sejak didirikan pada bulan Mei.

Menurut laporan Haaretz, yang mengutip tentara Israel yang tidak disebutkan namanya, pasukan diperintahkan untuk menembaki kerumunan warga Palestina dan menggunakan kekuatan mematikan yang tidak perlu terhadap orang-orang yang tampaknya tidak menimbulkan ancaman.

"Kami menembakkan senapan mesin dari tank dan melemparkan granat," kata seorang tentara kepada Haaretz.

"Ada satu insiden di mana sekelompok warga sipil tertembak saat bergerak maju di bawah kabut."

Dalam contoh lain, seorang tentara mengatakan bahwa di tempat mereka bertugas di Gaza, antara “satu hingga lima orang terbunuh setiap hari”.

WARGA GAZA - Ribuan warga Gaza mengungsi beberapa waktu lalu saat wilayahnya diserang Israel.
WARGA GAZA - Ribuan warga Gaza mengungsi beberapa waktu lalu saat wilayahnya diserang Israel. (Anews/Tangkap Layar)

 

“Itu adalah medan pembantaian,” kata prajurit itu.

Sementara dikutip dari Whastington Times, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Katz dengan tegas menolak laporan di harian Israel yang condong ke kiri, Haaretz, pada hari Jumat (27/6/2025) waktu setempat, yang mengklaim tentara Israel diperintahkan untuk menembak warga Palestina yang mendekati lokasi bantuan di Gaza.

Mereka menyebut, temuan laporan itu sebagai "kebohongan jahat yang dirancang untuk mencemarkan nama baik" militer.

Menanggapi artikel Haaretz, militer Israel mengonfirmasi bahwa mereka sedang menyelidiki insiden yang melibatkan warga sipil yang terluka saat mendekati lokasi tersebut.

Mereka menolak tuduhan artikel tersebut tentang "tembakan yang disengaja terhadap warga sipil."

Yayasan tersebut, yang didukung oleh kontraktor swasta Amerika, telah mendistribusikan kotak makanan di empat lokasi, terutama di ujung selatan Gaza , selama sebulan terakhir.

"GHF tidak mengetahui adanya insiden ini, tetapi tuduhan ini terlalu serius untuk diabaikan. Oleh karena itu, kami meminta Israel untuk menyelidikinya dan menerbitkan hasilnya secara transparan dan tepat waktu," kata kelompok itu dalam sebuah posting media sosial.

Warga Palestina yang berusaha mencari makanan sering menghadapi kekacauan dan kekerasan dalam perjalanan mereka menuju dan saat tiba di lokasi bantuan.

Puluhan ribu orang sangat membutuhkan makanan setelah Israel memberlakukan pengepungan selama 2,5 bulan di Gaza, memblokir semua makanan, air, dan obat-obatan agar tidak masuk ke wilayah tersebut sambil menunggu pembangunan lokasi GHF.

Jenazah delapan orang yang meninggal hari Jumat dibawa ke Rumah Sakit Shifa dari lokasi GHF di Netzarim, meskipun belum jelas bagaimana mereka meninggal, kata Dr. Mohamed Abu Selmyiha, direktur rumah sakit tersebut, kepada The Associated Press.

Seorang juru bicara GHF membantah laporan tersebut, dengan mengatakan mereka tidak mengetahui adanya insiden di atau dekat lokasi mereka hari Jumat.

Dua puluh jenazah lainnya yang diterima rumah sakitnya pada hari Jumat berasal dari serangan udara di Gaza utara , katanya.

Ribuan warga Palestina berjalan kaki selama berjam-jam untuk mencapai pusat-pusat tersebut, melewati zona militer Israel, tempat para saksi mata mengatakan pasukan Israel secara teratur melepaskan tembakan bertubi-tubi untuk mengendalikan massa. Militer Israel mengatakan mereka hanya melepaskan tembakan peringatan.

Mohammad Fawzi, seorang pengungsi dari Rafah, mengatakan kepada AP bahwa ia hanya dapat memperoleh kotak-kotak kosong, bukan makanan, dari lokasi bantuan di daerah Shakoush di Rafah ketika ia berjalan ke sana pada Kamis pagi.

“Kami ditembak sejak pukul 6 pagi hingga pukul 10 pagi hanya untuk mendapatkan bantuan dan hanya beberapa orang yang dapat menerimanya. Ada yang mati syahid dan yang terluka. Situasinya sulit,” katanya.

Kelompok Dokter Lintas Batas pada hari Jumat mengecam sistem distribusi tersebut sebagai “pembantaian yang menyamar sebagai bantuan kemanusiaan” dan menyerukan agar sistem tersebut segera ditutup.

Lebih dari 6.000 orang tewas dan lebih dari 20.000 orang terluka di Gaza sejak gencatan senjata berakhir pada 18 Maret. Sejak perang dimulai, lebih dari 56.000 orang tewas dan 132.000 orang terluka, menurut Kementerian Kesehatan.

Kementerian Kesehatan Gaza tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan, tetapi mengatakan bahwa perempuan dan anak-anak merupakan separuh dari 56.000 korban tewas. Israel mengatakan bahwa mereka hanya menargetkan militan dan menyalahkan Hamas atas kematian warga sipil, menuduh militan bersembunyi di antara warga sipil, karena mereka beroperasi di daerah berpenduduk.

Perang Israel-Hamas dimulai setelah serangan yang dipimpin Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023, ketika sekitar 1.200 orang tewas dan sekitar 250 orang disandera.

Sekitar 50 dari mereka masih ditawan di Gaza .

Kematian terbaru termasuk enam orang tewas dan 10 orang terluka dalam serangan Israel terhadap sekelompok warga di dekat Bundaran Martir di Kamp Bureij di Jalur Gaza tengah, kata pejabat di Rumah Sakit Awda di Nuseirat, Jumat.

Sementara itu, Sekjen PBB mendesak para pemimpin untuk menunjukkan “keberanian politik” dan menyetujui gencatan senjata seperti yang disepakati antara Israel dan Iran.

Sekretaris Jenderal António Guterres juga mendesak agar kembali ke sistem distribusi bantuan PBB yang telah lama teruji di Gaza, di mana ia mengatakan operasi militer Israel telah menciptakan “krisis kemanusiaan dalam proporsi yang mengerikan..”

“Pencarian makanan tidak boleh menjadi hukuman mati,” tegas Guterres kepada wartawan PBB, Jumat.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kejinya Tentara Israel Tembak Warga Palestina Pencari Bantuan, Netanyahu Mengelak, .

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved