Berita Palembang

Hadapi Peremajaan Sawit, Kreativitas Perempuan Desa di Muba Bisa Hasil Cuan untuk Kebutuhan Hidup

Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang bertujuan meningkatkan produktivitas perkebunan, menghadirkan tantangan tersendiri bagi para petani.

Handout
KREATIVITAS PEREMPUAN -- Diskusi teras dengan tema Cerita Ketangguhan Kelompok Perempuan Menjawab Tantangan Masa Peremajaan Perkebunan Sawit di Muba yang diadakan di De'patisserie Bistro, Palembang beberapa waktu lalu. Diskusi ini membahas kreativitas perempuan dalam menghadapi peremajaan sawit. 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Linda Trisnawati

 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Yayasan CARE Indonesia (YCI) bekerja sama dengan Cargill Global telah menjalankan program Pemberdayaan Kelompok Perempuan di Komunitas Perkebunan Kelapa Sawit di Musi Banyuasin (Muba). 

Sebab, Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang bertujuan meningkatkan produktivitas perkebunan, menghadirkan tantangan tersendiri bagi para petani, termasuk keluarganya. 

Pasalnya selama proses peremajaan berlangsung, kegiatan di kebun terhenti, sehingga sumber penghasilan utama mereka pun ikut terganggu.

Kondisi ini dialami oleh masyarakat di Kabupaten Muba, yang merupakan salah satu daerah dengan area perkebunan sawit terbesar di Sumsel. 

Rifa, seorang istri petani sawit di Desa Tegal Mulyo, Kecamatan Keluang, mengatakan bahwa mayoritas ibu rumah tangga di wilayah itu biasanya turut membantu sang suami bekerja di kebun sawit. 

Baca juga: Harga TBS Sawit di Banyuasin Hari ini Kamis 26 Juni 2025, Masih Bertahan di Angka Rp 3.060 per Kg

Oleh karena itu, saat sawit tidak berproduksi karena sedang peremajaan, produktivitas mereka terhenti dan pendapatan ikut berkurang. 

Situasi itu yang kemudian menggerakkan Rifa bersama sejumlah ibu-ibu lainnya mengikuti program pemberdayaan ekonomi melalui pembentukan Kelompok Usaha Ekonomi Perempuan (KUEP). 

"Jadi ibu-ibu di sini aktif untuk memproduksi berbagai olahan makanan dan sudah banyak menerima permintaan. Kami juga jual melalui media sosial seperti Facebook,” katanya, Jumat (27/6/2025). 

Dia menceritakan awal mula terbentuknya kelompok usaha perempuan di Desa itu bermodalkan dana senilai Rp 50 juta yang disalurkan oleh Yayasan Care Peduli dan didukung PT Hindoli.

Dana tersebut digunakan untuk program simpan pinjam yang saat ini berkembang dan telah mengelola dana tabungan mencapai Rp 230 juta dengan jumlah anggota sebanyak 60 orang.  

“Untuk tabungan kita tidak ada batasan, tapi untuk pinjaman memang dibatasi paling besar satu orangnya Rp 36 juta,” katanya. 

Menurut Rifa, adanya simpan pinjam di KUEP juga menjadi bantuan bagi para ibu-ibu yang selama ini banyak menggunakan simpan pinjam keliling dan harus melakukan pembayaran setiap hari. 

Selain simpan pinjam, KUEP di beberapa desa lain seperti Desa Bumi Kencana, Desa Panca Tungkal, Desa Sido Mulyo, serta Desa Banjar Jaya juga  menjalankan beberapa kegiatan lain untuk mendorong perekonomian. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved