PPG

Contoh Jurnal Pembelajaran Modul 3 Filosofi Pendidikan dan Pendidikan Nilai, PPG 2025 di Ruang GTK

Contoh jurnal Modul 3 Filosofi Pendidikan dan Pendidikan Nilai PPG 2025 dalam artikel ini dengan berbagai topik berikut menjadi acuan guru untuk menyu

Tribunsumsel.com
ILUSTRASI GURU PPG - Contoh Jurnal Pembelajaran Modul 3 Filosofi Pendidikan dan Pendidikan Nilai, PPG 2025 di Ruang GTK 

TRIBUNSUMSEL.COM - Jurnal Modul 3 Filosofi Pendidikan dan Pendidikan Nilai PPG 2025 diunggah setelah guru selesai mengerjakan latihan pemahaman, cerita reflektif dan post test di Ruang GTK.

Contoh jurnal Modul 3 Filosofi Pendidikan dan Pendidikan Nilai PPG 2025 dalam artikel ini dengan berbagai topik berikut menjadi acuan guru untuk menyusun jurnal sesuai mata pelajaran dan kelas yang diampu, serta agar cepat divalidasi.

Berikut contohnya Jurnal Modul 3 FPPN PPG 2025 di Raung GTK yang bisa Anda gunakan sebagai panduan.

=========

Contoh Jurnal Modul 3 Filosifi Pendidikan dan Pendidikan Nilai PPG 2025“Filsafat Pancasila Dan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Sebagai Landasan Pendidikan Nasional”

A. Filsafat Pancasila sebagai Landasan Filosofi Pendidikan Indonesia

Mempelajari kembali Filsafat Pancasila dalam konteks pendidikan menyadarkan saya bahwa setiap kegiatan belajar mengajar di kelas haruslah mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa.

Selama ini, saya mungkin telah menerapkannya secara implisit, namun kini saya lebih sadar untuk merancangnya secara eksplisit.

Dalam pembelajaran IPAS materi "Bagian Tumbuhan dan Fungsinya" di kelas 4, nilai-nilai Pancasila dapat diintegrasikan sebagai berikut:

1. Sila 1 - Ketuhanan Yang Maha Esa: Sebelum memulai pembelajaran, saya akan mengajak peserta didik untuk berdoa dan mengucap syukur atas anugerah Tuhan berupa aneka ragam tumbuhan yang memberikan banyak manfaat (oksigen, makanan, keindahan). Ini menanamkan rasa religiusitas dan kesadaran bahwa alam adalah ciptaan-Nya yang harus dijaga.

2. Sila 2 - Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Dalam kegiatan kelompok, saya akan menekankan pentingnya saling menghargai pendapat teman, berbagi tugas dengan adil saat mengamati tumbuhan, dan memperlakukan objek pengamatan (tumbuhan) dengan baik tanpa merusaknya.

3. Sila 3 - Persatuan Indonesia: Kegiatan belajar kelompok dengan anggota yang beragam latar belakangnya merupakan miniatur dari Bhinneka Tunggal Ika. Mereka bekerja sama (gotong royong) untuk satu tujuan, yaitu memahami fungsi bagian tumbuhan. Tumbuhan itu sendiri adalah simbol persatuan; akar, batang, dan daun bekerja sama untuk kehidupan seluruh tumbuhan.

4. Sila 4 - Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan: Saat presentasi hasil pengamatan kelompok, saya akan membuka ruang diskusi (musyawarah) untuk mencapai pemahaman bersama. Setiap anak berhak mengeluarkan pendapat dan kita akan menyimpulkan hasil belajar secara demokratis.

5. Sila 5 - Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Semua peserta didik, tanpa memandang kemampuan awalnya, mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar, bertanya, dan menggunakan alat peraga. Manfaat dari pembelajaran ini (pengetahuan tentang tumbuhan) adalah hak bagi setiap anak.

B. Filosofi Pendidikan Indonesia Berdasarkan Pokok Pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD)

Pemikiran KHD membuka mata saya bahwa pendidikan sejatinya adalah proses "menuntun" segala kodrat yang ada pada anak-anak. Peran saya sebagai guru adalah sebagai seorang pamong yang mendampingi tumbuh kembang mereka.

Dalam konteks materi "Bagian Tumbuhan dan Fungsinya", filosofi KHD saya terjemahkan menjadi:

Pendidikan yang Menuntun: Saya tidak akan mendikte "akar adalah...". Sebaliknya, saya akan menuntun dengan pertanyaan-pertanyaan pemantik seperti, "Anak-anak, coba perhatikan, mengapa akar tumbuhnya ke bawah? Apa yang akan terjadi jika tumbuhan tidak punya akar?". Biarkan mereka menemukan jawabannya melalui pengamatan.

Memperhatikan Kodrat Alam dan Kodrat Zaman:

Kodrat Alam: Saya akan membawa mereka keluar kelas untuk mengamati langsung tumbuhan di taman sekolah. Ini menghubungkan mereka dengan lingkungan alamiahnya. Belajar tentang tumbuhan paling baik adalah dengan berinteraksi langsung dengan tumbuhan itu sendiri.

Kodrat Zaman: Selain pengamatan langsung, saya akan memanfaatkan teknologi.
Misalnya, menampilkan video time-lapse pertumbuhan kecambah atau menggunakan aplikasi mikroskop digital sederhana di tablet untuk melihat stomata pada daun. Ini sesuai dengan dunia anak-anak masa kini yang akrab dengan gawai.

Trilogi Pendidikan (Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani):

  • Di depan, saya memberi contoh bagaimana cara mengamati tumbuhan dengan teliti dan penuh rasa ingin tahu.
  • Di tengah, saya akan berkeliling antar kelompok, memberikan motivasi, dan memfasilitasi jika ada kesulitan.
  • Di belakang, saat mereka presentasi, saya akan memberikan dorongan dan apresiasi, membiarkan mereka menjadi pusat dari panggung pembelajaran.

C. Rancangan Pembelajaran yang Berpusat pada Peserta Didik dengan Menerapkan Pokok-Pokok Pikiran KHD 

Tujuan: Peserta didik dapat mengidentifikasi bagian-bagian utama tumbuhan (akar, batang, daun) dan menjelaskan fungsinya melalui pengamatan langsung.

Langkah-Langkah Pembelajaran (Model Discovery Learning):

  • Apersepsi & Stimulasi: Mengajak anak ke luar kelas. Saya bertanya, "Lihatlah pohon mangga itu, ia begitu kokoh. Menurut kalian, apa yang membuatnya bisa berdiri tegak dan rimbun?" (Menuntun & Kodrat Alam).
  • Identifikasi Masalah: Membagi siswa dalam kelompok dan memberikan pertanyaan panduan: "Coba amati tumbuhan kecil di depan kalian. Ada bagian apa saja yang bisa kalian lihat? Menurutmu, apa guna masing-masing bagian itu?"
  • Pengumpulan Data: Setiap kelompok mengamati satu jenis tumbuhan. Mereka menggambar tumbuhan tersebut di buku, memberi nama bagian-bagiannya (akar, batang, daun, bunga), dan mencatat hasil pengamatan mereka. (Pembelajaran berpusat pada anak).
  • Pengolahan Data: Dalam kelompok, mereka berdiskusi untuk menghubungkan ciri fisik bagian tumbuhan dengan fungsinya (misal: daun berwarna hijau, tipis dan lebar, mungkin untuk menangkap cahaya matahari). Saya berkeliling sebagai pamong (Ing Madyo Mangun Karso).
  • Verifikasi: Menampilkan video pendek tentang fungsi bagian tumbuhan untuk mengkonfirmasi temuan siswa. (Kodrat Zaman).
  • Generalisasi (Menyimpulkan): Setiap kelompok mempresentasikan hasil gambar dan diskusinya. Kelompok lain menanggapi. Saya bertindak sebagai fasilitator dan memberikan penguatan di akhir (Tut Wuri Handayani).

D. Keberagaman Nilai yang Muncul Berlandaskan Nilai-Nilai Keindonesiaan

Selama proses pembelajaran yang saya rancang, saya mengidentifikasi munculnya berbagai nilai luhur ke-Indonesiaan pada diri peserta didik, antara lain:

  • Gotong Royong: Terlihat jelas saat mereka bekerja sama dalam kelompok, berbagi tugas menggambar, mencatat, dan berdiskusi.
  • Bernalar Kritis: Muncul ketika mereka mencoba menghubungkan hasil pengamatan dengan fungsi dari bagian tumbuhan. Mereka tidak hanya menerima, tapi mencoba mencari tahu "mengapa".
  • Kreativitas: Terlihat dari cara mereka menggambar dan mempresentasikan hasil karyanya di depan kelas.
  • Religiusitas: Nilai ini ditanamkan di awal dan akhir pembelajaran melalui doa dan ungkapan syukur, serta ajakan untuk merawat ciptaan Tuhan.
  • Cinta Lingkungan: Dengan belajar langsung dari alam, diharapkan tumbuh rasa cinta dan tanggung jawab untuk menjaga lingkungan sekitar mereka.

E. Refleksi Diri

Setelah merancang dan merefleksikan pembelajaran ini, saya merasa lebih tercerahkan. 

Selama ini, saya mungkin lebih fokus pada transfer materi (anak hafal fungsi akar), bukan pada proses "menemukan" dan "menghayati" ilmu itu sendiri. Saya menyadari ada beberapa hal yang perlu saya perbaiki:

  • Kekuatan: Rancangan ini sangat melibatkan siswa secara aktif dan menghubungkan mereka dengan alam, yang seringkali sangat mereka sukai.
  • Kelemahan: Manajemen waktu untuk kegiatan di luar kelas harus sangat diperhatikan. Saya juga perlu menyiapkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang lebih terstruktur untuk memandu observasi agar tidak melebar.
  • Perasaan: Saya merasa antusias dan tidak sabar untuk mencoba menerapkan rancangan ini. Saya yakin anak-anak akan lebih menikmati proses belajar dan pemahaman mereka akan lebih mendalam.

F. Umpan Balik Rekan Sejawat

1. Rekan A (Bapak Budi, Guru Kelas 5): "Rancangan yang sangat bagus, Bu Anisa. Konsep KHD-nya 'kena' sekali, terutama bagian membawa anak ke taman sekolah. Itu pasti akan jadi pengalaman belajar yang bermakna bagi mereka. Anak-anak memang butuh belajar dari objek nyata."

2. Rekan B (Ibu Citra, Guru Kelas 4): "Saya setuju ini bagus. Saran saya, untuk memastikan semua anak aktif di kelompok, mungkin bisa diberi peran spesifik, Bu. Misalnya ada yang bertugas sebagai juru gambar, pencatat, juru bicara, dan pengamat. Ini juga melatih tanggung jawab."

3. Rekan C (Ibu Endah, Guru Seni Budaya): "Sangat inspiratif, Bu! Untuk aspek kreativitas, mungkin di akhir bisa ditambahkan kegiatan membuat 'puisi tumbuhan' atau 'lagu sederhana tentang bagian tumbuhan'. Ini bisa mengintegrasikan IPAS dengan bahasa dan seni, sesuai dengan semangat merdeka belajar."

G. Rencana Tindak Lanjut 

Berdasarkan refleksi diri dan umpan balik yang sangat membangun dari rekan-rekan, saya merencanakan tindak lanjut sebagai berikut:

1. Menyusun LKPD: Saya akan segera merancang LKPD yang terstruktur namun tetap memberikan ruang kebebasan bagi siswa untuk bereksplorasi. LKPD akan berisi pertanyaan pemantik dan kolom untuk menggambar serta mencatat hasil pengamatan.

2. Menerapkan Pembagian Peran: Saya akan mengadopsi saran dari Ibu Citra untuk menerapkan sistem peran dalam kerja kelompok (juru gambar, sekretaris, presenter) untuk memastikan partisipasi aktif dan merata dari setiap anggota.

3. Integrasi Lintas Disiplin: Saya akan mencoba memasukkan ide dari Ibu Endah. Setelah pembelajaran inti selesai, saya akan memberikan tugas proyek sederhana berupa pembuatan puisi atau poster bertema "Terima Kasih Tumbuhan" sebagai kegiatan pengayaan.

4. Dokumentasi: Saya akan mendokumentasikan proses pembelajaran ini (foto/video pendek) sebagai bahan evaluasi dan portofolio praktik baik saya.

***

Artikel lainnya di google news.

Ikuti dan bergabung disaluran WhatsApp Tribunsumsel.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved