Berita Viral

Segini Biaya SPP Sekolah Elite di Bekasi, Wali Murid Kecewa Ditipu Mahal-mahal Ternyata Bodong

Biaya masuk SPP Al Kareem Islamic School kota Bekasi per bulannya, orang tua murid harus mengeluarkan uang sebesar Rp2-5 juta, kini menyesal ditipu

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
(ACHMAD NASRUDIN YAHYA/KOMPAS.com)
SEKOLAH ELITE DISEGEL - Sekolah Al Kareem Islamic School di Kota Bekasi yang disegel Disdik Kota Bekasi. Biaya masuk SPP Al Kareem Islamic School kota Bekasi per bulannya, orang tua murid harus mengeluarkan uang sebesar Rp2-5 juta, kini menyesal ditipu 

TRIBUNSUMSEL.COM - Sejumlah orang tua murid meluapkan kekecewaannya terhadap Yayasan Al Kareem Islamic School kota Bekasi yang kini sudah disegel dilarang kegiatan belajar mengajar.

Mahal-mahal wali murid menyekolahkan anaknya di sekolah swasta elite tersebut, ternyata bodong alias melanggar prosedur.

Diketahui, untuk biaya SPP (Sumbangan Pembinaan Pendidikan) per bulannya, orang tua murid harus mengeluarkan uang sebesar Rp2-5 juta.

Sementara, biaya uang pangkal biayanya sebesar Rp 23 juta hanya untuk pendaftaran. 

Baca juga: Penderitaan Guru Sekolah Elite di Bekasi Resign Massal, Diperlakukan Bak ART hingga Gaji Dipotong

SEKOLAH BODONG DI BEKASI - Tangkapan layar Al Kareem Islamic School, salah satu sekolah swasta di kawasan Bekasi, Jawa Barat mendadak jadi sorotan publik, Rabu (18/6/2025).
SEKOLAH BODONG DI BEKASI - Tangkapan layar Al Kareem Islamic School, salah satu sekolah swasta di kawasan Bekasi, Jawa Barat mendadak jadi sorotan publik, Rabu (18/6/2025). (Wartakotalive.com)

Al Kareem Islamic School membuka jenjang pendidikan untuk, Preschool (Playgroup): Toddler Class (usia 2–3 tahun) dan Nursery (usia 3–4 tahun).

Kindergarten (TK): Kindergarten 1 atau K1 (usia 4–5 tahun) dan Kindergarten 2 atau K2 (usia 5–6 tahun),

Serta, Primary (SD): Grade 1 atau setara kelas 1 SD (usia 6–7 tahun). Total jumlah siswa saat ini tercatat sebanyak 39 orang.  

Alih-alih mendapatkan pendidikan yang layak seperti yang dijanjikan sejak awal, orang tua siswa harus menelan pil pahit.

Salah satu wali murid, Silvia Legina (30) mengaku merasa ditipu karena anaknya tak mengalami kemajuan dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM). 

"Makanya dengan biaya yang menurut saya mahal itu kami kecewa karena tidak sesuai dengan apa yang kami harapkan," ujar Silvia, dilansir dari Kompas.com.

Silvia mengatakan, penerapan sistem kegiatan belajar mengajar (KBM) yang sebelumnya dijanjikan berbasis kurikulum Cambrigde, ternyata tak sesuai.

"Jadi Cambridge itu tidak kami dapatkan atau tidak sesuai dengan materinya," kata Silvia.

Selain kurikulum, puluhan wali murid juga mengeluhkan penerapan metode pembelajaran yang tak sesuai standar seperti pada mata pelajaran bahasa Inggris dan agama. 

Semula, para wali murid dijanjikan anak-anaknya akan mendapatkan pembelajaran bahasa Inggris. 

Jika sudah menguasai, anak-anak mereka dijanjikan akan mendapat pembelajaran dari para guru menggunakan bahasa Inggris sepenuhnya. 

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved