Mayat Mutilasi di Sumbar

Jadi Sulit Makan, Ayah Septia Adinda Korban Mutilasi Emosi Putrinya Dituduh Dibunuh Gegara Berutang

Keluarga Septia Adinda, korban mutilasi di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat membantah keterangan Wanda, menyebut korban memiliki utang

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
TribunPadang.com/Panji Rahmat
KELUARGA KORBAN MUTILASI- Pihak keluarga atau abang dari korban pembunuhan mutilasi sedang memadangi foto Septia Adinda yang ada pada dinding rumah duka di kawasan Balah Ilia Utara, Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Jumat (20/6/2025). Keluarga Septia Adinda, korban mutilasi di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat membantah keterangan Wanda, menyebut korban memiliki utang 

Tim psikologis Polda Sumbar yang dipimpin oleh Iptu Nina, datang ke lokasi bersama sejumlah anggota Polda didampingi personel Polres Padang Pariaman.

Kedua orang tua korban Septia Adinda berada di bawah tenda biru yang masih terpasang.

Mereka bertiga terlihat berbincang dengan penuh emosional, dengan pendekatan yang hati-hati.

Wajahnya ibunya terlihat sembab akibat terpikirkan kejadian nahas yang menimpa anaknya.

Baca juga: Awal Mula Terbongkarnya Kasus Pembunuhan Berantai Wanda di Padang Pariaman, 3 Korbannya Wanita

Beberapa kali ibu dari Septia Adinda menyeka air mata yang membasahi wajahnya.

“Dinda itu anak yang baik periang dan mandiri, belum bisa rasanya saya melihat kepergian anak saya seperti pemberitaan di tv selama ini,” ujarnya.

Berurai air mata dan terbata, Wenni mengaku sangat menyayangi anaknya tersebut, bahkan lebih memanjakannya dari saudara laki-lakinya.

“Abangnya bilang, kalau anak yang terlalu disayang itu cepat pula diambil tuhan,” ujar Wenni menghapus air mata dengan jilbab hitam yang ia gunakan.

Iptu Nina mencoba menguatkan kedua orang tua korban, dengan mendengar cerita kedua orang tua yang sahut menyahut berbincang.

Dalam perbincangan yang penuh emosional tersebut, beberapa kali ayah korban sempat tersulut emosi bercerita.

Melihat tindak tanduk suaminya, ibu korban mengatakan bahwa memang sejak mengetahui kabar anaknya dimutilasi, emosinya tidak stabil.

Terdengar dalam percakapan tersebut, ibu korban menyebut ayahnya sejak mengetahui kabar tersebut sulit untuk makan.

“Kami berusaha untuk menguatkan korban, mendengarkan ceritanya guna memberikan penguatan secara emosional,” ujar Iptu Nina.

Ia berharap pihak keluarga bisa menerima kejadian yang sangat pahit dan menyedihkan ini. 

Sempat Pamit Sebentar Sebelum Dibunuh

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved