Suami Bunuh Istri di Serang

Alasan Wadison Pasaribu Rekayasa Perampokan usai Bunuh Istri, Kini Menyesal Ingat Anak: Saya Panik

Wadison Pasaribu mengaku merekayasa pembunuhan istrinya di Serang Banten, seakan-akan seperti kasus perampokan karena panik, kini ngaku menyesal

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
KOMPAS.COM/RASYID RIDHO
PEMBUNUHAN ISTRI DI SERANG- Wadison Pasaribu (32) saat memperagakan skenario pembunuhan jadi perampokan di Mapolresta Serang Kota, Kamis (5/6/2025). Wadison Pasaribu mengaku merekayasa pembunuhan istrinya di Serang Banten, seakan-akan seperti kasus perampokan karena panik, kini ngaku menyesal 

Sementara pelaku ditemukan terikat di dalam karung dengan kondisi pingsan di ruang dapur rumahnya.

Saat ini, Penyidik Satreskrim Polresta Serang Kota telah mengamankan pelaku tadi malam. 

Menurut informasi, Wadison diamankan penyidik di kediaman duka. 

Penangkapan Wadison dibenarkan oleh Kapolresta Serang Kota, Kombes Pol Yudha Satria kepada TribunBanten.com, Rabu (4/6/2025). 

 "Iya sudah ditangkap, pelaku suaminya," kata Yudha melalui pesan singkat, kepada TribunBanten.com, Rabu (4/6/2025).

"Pelaku masih kami periksa," singkat Kapolres.

Sebelumnya, Wadison Pasaribu dan Petry Sihombing, pasang suami istri itu sempat diduga sebagai korban perampokan sadis di rumahnya di Puri Anggrek Serang Blok G 10 Nomor 11, Serang, Banten.

Faktanya, Wadison sendiri yang tega menghabisi nyawa istrinya sendiri karena dipicu percekcokan.

Perintahkan Anak Minta Tolong

Awalnya, peristiwa itu terungkap saat anak korban yang berusia 7 Tahun keluar rumah teriak-teriak histeris meminta pertolongan pada subuh hari sekira pukul 05.00 WIB.

Mendengar teriakan itu, tetangga korban bernama Jansen Pasaribu (57) keluar rumah dan mendekati sang anak.

"Saya keluar dan melihat anaknya itu minta tolong nangis-nangis, saya sudah firasat buruk malam-malam anak minta tolong langsung saya teriak minta tolong, datang tetangga dua orang kami masuk dari belakang pintu rumah, karena di depan di gembok," kata Jansen, Minggu, (1/6/2025).

Baca juga: Skenario Wadison Suami Bunuh Istri di Serang, Rekayasa Perampokan, Akting Nangis Samping Jasad

Setelah masuk dari pintu belakang rumah, kata Jansen, dirinya melihat kondisi korban Wadison Pasaribu sudah terbungkus karung.

"Nah, kata anaknya itu, bapak saya bapak saya itu di karung, gitu, kami berusaha membuka ikatan karungnya itu," ucap Jansen.

Kemudian, lanjut Jansen, dirinya mengecek bagian kamar tidur korban dan ditemukan istri korban dalam keadaan tengkurap dengan tangan diikat.

"Saya berusaha membuka ikatannya, setelah lepas ternyata tangannya sudah kaku, langsung saya larang orang masuk karena lihat udah kaku tangannya," tuturnya.

Dikatakan Jansen, sekilas melihat tubuh kedua korban tidak ada ditemukan luka serius akibat benda tajam.

"Nah, si suami korban ini kan diikat dalam karung setelah dicek masih dalam keadaan hidup dan langsung dilarikan ke rumah sakit," ucap Jansen.

Sebelum peristiwa itu terjadi, kata Jansen, dirinya tidak mendengar keributan atau sesuatu yang mencurigakan.

"Tidak ada yang mencurigakan, saya tahunya ketika ada anaknya itu teriak minta tolong," pungkasnya.

Barang Dan Uang Hilang

Sejumlah barang berharga milik pasangan suami istri, Petry Sihombing (35) dan Wadison Pasaribu (37) hilang.

Barang-barang tersebut yakni, uang tunai dan perhiasan.

Hilangnya dua barang berharga tersebut menguatkan indikasi pembunuhan Petry Sihombing warga Perumahan Puri Angrek, Kota Serang bermotif perampokan.

Sebab berdasarkan penuturan keluarga kepada Toni, ada beberapa barang yang hilang.

"Di rumah korban berupa uang tunai dan perhiasan jenis cincin hingga emas milik korban hilang," kata Toni kepada wartawan, Senin (2/6/2025).

Namun Toni, belum bisa memastikan berapa jumlah uang dan gram emas serta barang lain yang hilang tersebut karena rumah korban masih dipasang garis Polisi.

"Karena kan sekarang posisi rumah itu kan belum bisa kami periksa. Dan polisi juga belum selesai melakukan olah TKP. Ini baru selesai dari Inafis, dari situ untuk olah TKP yang kedua," katanya.

Toni menjelaskan, Wadison tidak tahu identitas dan jumlah pasti para pelaku. Wadison mengaku saat peristiwa itu, dirinya langsung dipukul para pelaku hingga tak sadarkan diri.

"Jadi dia tidak mengetahui berapa, berapa dan siapa karena dia langsung ditutup," ujar Toni.

Sementara itu, menurut warga sekitar, Ishak Nurdin, mengatakan, polisi tiba ke TKP setelah mendapat laporan warga.

Kata Nurdin, saat pemeriksaan, berkas di rumah korban tampak berserakan.

"Di sini nggak kehilangan apa-apa, cuma berkas aja acak-acakan," ujar Nurdin kepada wartawan, Minggu (1/6/2025).

Nurdin menduga, kasus tersebut bukan perampokan biasa. Apalagi, korban baru selesai transaksi tanah yang ditandatangani oleh Petry Sihombing.

"Dugaannya ada keselisihan faham, apalagi kerjanya (Wadison) di Bank (Keliling). Dengar informasi sih habis transaksi tanah, tandatangan si istrinya," katanya.

Nurdin berharap, kasus tersebut segera diungkap Kepolisian agar insiden keji yang menimpa keluarga tersebut terang benderang.

"(Wadison) setiap seminggu sekali pulang ke Serang, karena kegiatannya di Bayah, Lebak. Mudah-mudahan cepat tertangkap, biar jelas. Kan masih hidup suaminya," ungkapnya.

Kasus tersebut masih dalam penyelidikan pihak Kepolisian Polresta Serang Kota, polisi menemukan adanya pintu belakang rumah yang dibobol oleh pelaku.

 (*)

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News  

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com


 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved