Wanita Dibunuh di Batam
Kronologi V, Wanita asal Trenggalek Tewas Dibunuh Remaja di Batam, Jeritan Korban Ditikam 19 Tusukan
Detik-detik mencekam yang menewaskan nyawa V di Batam terungkap setelah karyawan hingga tamu hotel mendengar jeritan dari korban ditusuk 19 kali
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
TRIBUNSUMSEL.COM - V (30), seorang wanita ditemukan tewas di sebuah kamar kostel Komplek Pertokoan Saguba, Kecamatan Sagulung, Kota Batam, Senin (2/6/2025) dini hari.
Detik-detik mencekam yang menewaskan nyawa V itu terungkap setelah karyawan hingga tamu hotel mendengar jeritan dari korban.
Kesaksian mengerikan datang dari Jon (25), seorang penghuni penginapan di Batam yang malam itu berada di lokasi.
Baca juga: Kerja untuk Anak, Wanita Perantau asal Trenggalek Tewas Dibunuh Remaja di Batam

Awalnya, ia sedang duduk di teras hotel bersama kawan-kawannya.
Saat sedang ngobrol, tiba-tiba ada tamu hotel yang mendatangi resepsionis.
"Katanya dari kamar 201 terdengar suara jeritan minta tolong,” ungkap Jon saat diwawancarai TribunBatam.id di lobi hotel, Senin (2/6/2025) sore.
Situasi di sana seketika berubah panik.
Resepsionis kemudian memanggil petugas keamanan.
Jon dan beberapa tamu lain ikut naik ke lantai dua bersama sekuriti.
Namun, kondisi di depan kamar 201 langsung membuat bulu kuduk merinding.
Darah menyelimuti lorong penginapan di Batam itu.
Bahkan bercak darah keluar di depan pintu.
"Masih terdengar suara rintihan dari dalam kamar. Tapi pintunya terkunci. Kami sudah ketuk-ketuk dan teriak minta dibuka, tapi tidak digubris. Bau darah tercium menyengat dan yang bikin syok, darah sudah mengalir dari bawah pintu,” bebernya.
Melihat kondisi tak wajar, Jon dan pengunjung lain akhirnya mendobrak pintu kamar.
Baca juga: Sosok V, Wanita Tewas Dibunuh Remaja di Batam, Jauh-jauh Merantau dari Trenggalek Demi Hidupi Anak
Begitu terbuka, suasana kian mencekam.
"Pelakunya langsung menerobos keluar. Dia sempat melawan, mau kabur. Tapi pengunjung lain sudah memenuhi lorong hotel, dia dikejar, ditangkap di lantai satu. Sempat dihajar pengunjung hotel sebelum polisi datang,” ucapnya.
Di dalam kamar, korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan.
Jon yang ikut membantu mengevakuasi korban tak bisa melupakan pemandangan malam itu.
"Dia sudah tidak sadarkan diri. Kami angkat ke bawah, tapi saat itu dia sudah muntahkan darah dan gumpalan putih. Saya juga yang lihat pisaunya, pisau dapur, tumpul, tapi bekas tusukannya banyak. Leher, wajahnya tercabik, dan bagian bawah tubuhnya penuh luka tikaman,” ujar Jon dengan suara bergetar.
Korban sempat dibawa ke Rumah Sakit terdekat, namun nyawanya tidak tertolong hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
Jon mengaku tak pernah membayangkan kejadian yang ia lihat dan alami langsung.
Baju yang ia kenakan turut berlumuran darah
"Tak pernah terbayangkan harus melihat langsung kejadian begini. Ngeri lah pokoknya. Baju saya yang saya pakai sampai saya buang, itu ada di tong sampah," ujarnya memperlihatkan baju yang penuh lumuran darah tampak mengering.
Di hotel tersebut, Jon bukanlah orang baru.
Dalam setahum terakhir ia tinggal dan menetap dalam satu kamar long stay.
Jon mengaku tak pernah membayangkan kejadian yang ia lihat dan alami langsung.
Baju yang ia kenakan turut berlumuran darah
"Tak pernah terbayangkan harus melihat langsung kejadian begini. Ngeri lah pokoknya. Baju saya yang saya pakai sampai saya buang, itu ada di tong sampah," ujarnya memperlihatkan baju yang penuh lumuran darah tampak mengering.
Di hotel tersebut, Jon bukanlah orang baru.
Dalam setahum terakhir ia tinggal dan menetap dalam satu kamar long stay.
Ditikam 19 Tusukan
Polisi yang datang ke lokasi langsung mengamankan pelaku, remaja berinisial Si (19) yang diketahui sebagai buruh di kawasan Sekupang.
Menurut keterangan polisi, pelaku menusuk korban sebanyak 19 kali dengan pisau dapur yang telah ia siapkan.
Total ada 19 tikaman yang menyebar di area dada, leher, punggung, wajah hingga lengan.
Usai melancarkan aksinya, Si dihajar massa sebelum hendak melarikan diri.
Informasi tersebut diterima TRIBUNBATAM.id dari keluarga korban yang ditemui di Ruang Forensik RS Bhayangkara Polda Kepri yang mengikuti proses autopsi.
Pihak keluarga berharap agar semua proses autopsi selesai malam itu sehingga jenazah bisa dipulangkan keesokan harinya, Selasa (3/6/2025).
"Kami mengikuti prosesnya saja. Kami pengennya cepat, biar bisa dipulangkan besok. Tadi ada saran autopsi bisa diselesaikan malam ini juga. Jadi clear besok bisa pulang ke Trenggalek," ujar kerabat korban yang enggan disebutkan namanya, Senin (2/6/2025) malam.
Menurut informasi, autopsi terhadap jenazah baru bisa dilakukan sekitar pukul 21.00 WIB setelah keluarga melengkapi surat administrasi dari Polsek Sagulung. Proses autopsi diperkirakan membutuhkan waktu sekitar lima jam.
Sejak tiba di rumah sakit, jenazah korban belum mendapat tindakan medis dan masih berada dalam kondisi utuh.
Keluarga berharap agar seluruh proses berjalan lancar agar jenazah bisa segera dibawa ke kampung halaman untuk dimakamkan.
Dari informasi yang dihimpun TRIBUNBATAM.id di lokasi, ada lebih dari 20 luka yang disebabkan dari senjata tajam.
Luka tersebut mayoritas berada di bagian dada ke atas dan beberapa berada di bagian punggung dan perut korban. Hingga pukul 23.15 WIB, proses autopsi tengah berlangsung.
Motif Pembunuhan
Kapolresta Barelang, Kombes Pol Zaenal Arifin mengungkap hal ini berdasarkan hasil penyidikan sementara terhadap pelaku pembunuhan di Batam itu.
Zaenal Arifin mengungkap jika remaja di Batam itu tersulut emosi setelah diminta uang oleh korban.
Pelaku merasa tersinggung lantaran disebut tidak mampu memberikan uang sehingga pelaku tersulut emosi.
Ia pun menjelaskan pelaku sebelumnya korban dan pelaku berkenalan melalui aplikasi kencan.
Setelah sepakat bertemu, korban meminta uang sebesar Rp 350 ribu sesuai kesepakatan awal.
Namun, SI berdalih bahwa dirinya belum bisa memberikan karena masih menunggu transfer dari sang adik.
Cekcok pun tak terhindarkan.
"Korban terus menagih uang. Sementara pelaku merasa tertekan karena belum menerima transfer. Dalam kondisi emosi dan stres, pelaku yang sudah membawa pisau sejak awal langsung menikam korban,” ujar Kapolresta Barelang, Senin (2/6/2025).
Hasil penyelidikan sementara mengungkap, Si telah membawa pisau sejak meninggalkan rumah.
Pelaku merasa panik dan dipermalukan karena disebut tidak mampu membayar jasa korban.
Dalam tekanan mental dan dorongan emosional, ia kemudian mengeluarkan pisau dan menikam korban sebanyak 19 kali di dada, leher, punggung, wajah dan lengan.
Ia sempat melarikan diri namun berhasil ditangkap sekira pukul 04.00 WIB oleh petugas keamanan hotel yang bekerja sama dengan Satreskrim Polresta Barelang dan Unit Reskrim Polsek Sagulung.
"Penangkapan berlangsung cepat. Pelaku masih berada tak jauh dari lokasi kejadian,” tegas Zaenal.
Meski motif ekonomi menjadi faktor utama, polisi juga mendalami kemungkinan adanya tekanan psikologis lain yang mendorong SI melakukan aksinya hingga menyebabkan orang meninggal dunia.
Dari barang bukti dan isi percakapan di ponsel pelaku, diduga kuat ia merasa putus asa dan kehilangan kontrol diri.
"Pelaku akan dijerat dengan pasal pembunuhan berencana. Namun kami juga sedang menggali aspek psikologis yang mungkin turut mendorong tindakan ini,” terang Zaenal.
Pelaku kini dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana.
Pelaku diketahui sudah membawa pisau sejak dari rumahnya.
Ia terancam hukuman mati, pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara selama waktu tertentu paling lama 20 tahun.
"Pelaku akan dijerat dengan pasal pembunuhan berencana," ujar Kapolresta Barelang, Kombes Pol Zaenal Arifin.
Zaenal menambahkan, pihaknya akan terus mendalami kasus ini.
Termasuk akan mengetes kondisi kejiwaan pelaku Si hingga tega membunuh Vivi secara sadis.
"Pelaku akan dijerat dengan pasal pembunuhan berencana."
"Namun, kami juga sedang menggali aspek psikologis yang mungkin turut mendorong tindakan ini,” tutup Zaenal.
Bekerja Demi Anak
Korban diketahui sudah pernah menikah dan memiliki satu orang anak yang masih kecil.
Anak V kini tinggal bersama neneknya di kampung halaman.
Sebelum menjalani kehidupan di Batam, Vivi pernah kerja di luar negeri sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Taiwan.
Di Batam, Vhidup sendiri dan sering berpindah-pindah tempat kos.
Nia, teman dari V mengungkap sosok sahabatnya itu.
Ia mengenal korban memiliki kepribadian baik dan tidak suka membuat masalah.
"Dia itu nggak pernah neko-neko. Kerja buat anaknya.”
“Kalau sudah dapat uang, pasti langsung dikirim ke kampung,” ujar Nia, dikutip dari TribunBatam.id, Selasa (3/6/2025).
Nia menyebut aksi pelaku berinisial Si (19) sangat kejam.
Apalagi dirinya sudah menganggap korban sebagai saudaranya sendiri yang sama-sama merantau dari kampung di kota perantauan.
"Cuma karena uang, dia dibunuh sekejam itu. Dia juga ibu dari seorang anak kecil yang sekarang kehilangan segalanya,” tandas Nia.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunBatam.id dengan judul "Detik-detik Mencekam Perempun Muda Batam Tewas Ditikam, Jon Syok Lihat Darah Mengucur di Bawah Pintu"
(*)
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.