Kasus Sabu 2 Ton
5 Fakta Dewi Astutik, Otak Penyeludupan 2 Ton Sabu Perekrut 110 Kurir, Jaringan Golden Triangle
Berikut sederet fakta-fakta Dewi Astutik alias PA wanita asal Ponorogo, Jawa Timur, yang menjadi buronan Badan Narkotika Nasional (BNN) RI
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Weni Wahyuny
TRIBUNSUMSEL.COM - Berikut sederet fakta Dewi Astutik alias PA wanita asal Ponorogo, Jawa Timur, yang menjadi buronan Badan Narkotika Nasional (BNN) RI terlibat dalam kasus penyelundupan sabu 2 ton di perairan Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau, pada awal Mei lalu.
Dewi Astutik disebut-sebut sebagai otak penyelundupan tersebut.
Ia menjadi buruan Badan Narkotika Nasional (BNN) RI.
Bahkan, Dewi Astutik masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) karena diduga menjadi pengendali narkoba jaringan internasional.
Selain itu, Dewi Astutik pun masuk jaringan golden triangle, seperti yang disampaikan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) RI.

Berikut fakta-faktanya:
1. Dewi Astutik Buron sejak 2024
Marthinus menjelaskan, Dewi Astutik telah buron sejak 2024. Ia diyakini kini berada di sekitar wilayah Kamboja.
Untuk memburu Dewi Astutik, Kepala BNN RI, Komjen Marthinus Hukom mengatakan, BNN bekerja sama dengan Badan Intelijen Negara (BIN).
"Kami bekerja sama dengan BIN untuk mencari Dewi Astuti di Kamboja dan sekitarnya," tegasnya.
Baca juga: Peran Dewi Astutik TKI Ponorogo Otak Penyelundupan Sabu 2 Ton Masuk Jaringan Golden Triangle
Selain nama Dewi Astuti, BNN mengungkap keterlibatan Chancai, Warga Negara (WN) Thailand yang juga menjadi pengendali jaringan narkotika lewat kapal yang sama.
Chancai telah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) internasional.
2. Diduga Gunakan Nama Palsu
Sebelumnya, nama Dewi Astuti sempat mencuat setelah BNN membongkar peredaran heroin 2,76 kilogram.
Mengutip Surya.co.id, Dewi Astutik merupakan warga Jawa Timur dari identitas berupa fotocopy KTP maupun paspor.
Dalam identitas kependudukannya, Dewi Astutik beralamat di Dukuh Sumber Agung, Desa/Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo.
Namun, ketika ditelusuri jejak Dewi Astutik sesuai alamat yang beredar di medsos, hasilnya nihil. Tidak ada nama Dewi Astutik di Dusun Sumber Agung, Desa/Kecamatan Balong.
Kepala Dusun Sumber Agung, Gunawan, mengatakan nama Dewi Astutik tidak ada di dusunnya.
“Nama Dewi Astutik tidak ada. Tetapi alamat itu memang warga sini. Fotonya juga kenal,” ungkapnya, Selasa (27/5/2025).
Menurut Gunawan, sesuai KTP maupun paspor, warga mengenalnya dengan nama PA.
Perempuan itu, disebut bekerja di luar negeri. Diduga, nama PA ini mengganti namanya menjadi Dewi Astutik.
“Memang bekerja di luar negeri dan sudah lama berangkat. Ia pernah bekerja di Hongkong dan Taiwan, dan terakhir ini katanya di Kamboja,” jelasnya.
Hal senada juga disampaikan warga lain, yakni Sri Wahyuni. Ia menuturkan, tidak ada nama Dewi Astutik di lingkungannya.
“Lihat di media sosial memang seperti warga sini. Tetapi namanya bukan Dewi Astutik melainkan PA,” tuturnya.
Sementara itu, pihak Polres Ponorogo juga mendatangi lokasi sesuai alamat yang beredar, untuk mengecek kebenarannya.
“Kami sudah ke lokasi, memang benar warga Ponorogo,” kata Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo, Rabu (28/5/2025).
Dijelaskan Andin Wisnu, Dewi Astutik sesuai KTP merupakan warga Kabupaten Ponorogo, tetapi nama aslinya bukan Dewi Astutik.
“Identitas yang pertama dipalsukan, punya keluarganya. Orang situ (Ponorogo) tapi kartunya (KTP) dipalsukan,” terangnya.
3. Sudah Lama menjadi Pekerja Migran Indonesia
Lebih lanjut, Andin Wisnu menjelaskan, Dewi Astutik memang sudah lama menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI). Terakhir, berangkat di Kamboja.
Hal tersebut, diketahui berdasarkan hasil identifikasi.
“Disinyalir di Kamboja, sudah jadi red notice oleh BNN, jadi buronan Interpol. Memang orang Ponorogo, sudah lama jadi PMI,” tegasnya.
4. Dewi Astutik Jaringan Golden Triangle
Sosok Dewi Astutik saat ini, masih berstatus DPO.
Jaringan Narkotika Dewi Astuti ini, berbeda dengan sindikat Fredy Pratama yang juga menjadi buruan aparat hukum Indonesia.
Sebelumnya, Kepala BNN, Marthinus, mengungkapkan Dewi Astuti sudah termonitor berkali-kali terlibat dalam peredaran gelap Narkotika.
Marthinus menuturkan, Dewi Astuti diketahui kerap beroperasi di wilayah negara Golden Triangle.
Golden Triangle merupakan istilah untuk lokasi tiga negara yakni Laos, Myanmar, dan Thailand.
Kawasan ini dikenal sebagai Segitiga Emas karena penghasil utama opium dan heroin di Asia Tenggara.
"Dari hasil analisa jaringan internasional, dia (Dewi Astuti) adalah Warga Negara Indonesia bergabung dengan jaringan Afrika dan sangat mungkin orang-orang yang ditangkap di Adis Ababa (Ethiopia) bagian dari sindikatnya dia," jelas Marthinus di kantornya, Cawang, Jakarta Timur, Jumat (4/10/2024).
BNN pun telah mengajukan Red Notice ke kepolisian internasional.
5. Penyeludupan 2 Ton Sabu
Sementara itu, penyelundupan sabu seberat 2 ton yang diungkap tim gabungan ini, menjadi catatan terbesar dalam sejarah pemberantasan narkotika di Indonesia.
Pengungkapan berawal dari hasil kerja intelijen dan penyelidikan selama lima bulan oleh BNN bersama Direktorat Jenderal Bea Cukai.
“Pengungkapan kasus ini merupakan yang terbesar dalam sejarah pemberantasan narkotika di Indonesia,” kata Kepala BNN, Komjen Marthinus Hukom, Senin.
Dijelaskan Komjen Marthinus Hukom, BNN menerima informasi awal dari mitra internasional terkait aktivitas jaringan narkoba internasional asal wilayah Golden Triangle yang akan menyelundupkan sabu lewat jalur laut.
Jaringan tersebut, diduga hendak mendistribusikan narkotika ke beberapa negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, dan Filipina.
Direktorat Intelijen BNN dan Direktorat Interdiksi Narkotika Bea Cukai pun melakukan joint analysis untuk melacak kapal yang digunakan sindikat tersebut.
Hasilnya, kapal Sea Dragon Tarawa berhasil diidentifikasi sebagai sarana pengangkut sabu.
Pada awal Mei 2025, kapal berlayar dari Laut Andaman menuju perairan Kepulauan Riau.
Lantas, tim gabungan melakukan penindakan di perairan Indonesia pada 2 Mei 2025 pukul 23.00 WIB.
Operasi gabungan melibatkan dua kapal dari Bea Cukai (BC 20003 dan BC 20007), dua kapal tempur dari Lantamal IV Batam (KRI Surik 645 dan KRI Silea 858), serta personel dari Polda Kepri dan BAIS TNI.
Kemudian, kapal digiring ke dermaga Bea Cukai di Pelabuhan Tanjung Uncang untuk penggeledahan.
Di dalam kapal, petugas menemukan 67 kardus berisi 2.000 bungkus sabu seberat total sekitar 2 ton.
Diketahui, barang haram itu, disembunyikan di kompartemen samping mesin dan bagian depan kapal.
Proses pengungkapan kasus tersebut, rupanya memakan waktu panjang, yakni sekitar lima bulan, untuk melakukan analisis, penyelidikan, dan penangkapan.
Selain barang bukti, enam awak kapal turut diamankan dan ditetapkan sebagai tersangka.
Mereka adalah Fandi Ramdani, Leo Candra Samosir, Richard Halomoan, dan Hasiloan Samosir, serta dua warga negara Thailand.
Marthinus menegaskan, pihaknya masih terus mendalami jaringan internasional ini.
Setelah sabu berjumlah besar itu, digagalkan saat diangkut kapal Sea Dragon Tarawa, muncul nama Dewi Astutik.
Nama Dewi Astutik muncul saat konferensi pers penyergapan yang dilakukan BNN dan didapati 2 ton sabu senilai Rp 5 triliun.
BNN memberikan red notice yang menjadikan Dewi Astutik buronan Interpol sejak 2024.
Dewi Astuti diduga menjadi otak penyelundupan sabu dua ton yang diamankan dari KM Sea Dragon Tarawa di perairan Karimun pada awal Mei 2025.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 6 Fakta Dewi Astutik, Otak Penyelundup 2 Ton Sabu asal Ponorogo, Masuk Jaringan Golden Triangle
Keberadaan Dewi Astutik alias AP Terkuak, Buronan Otak Penyelundupan Sabu 2 Jaringan Golden Triangle |
![]() |
---|
Sepak Terjang Dewi Astutik Alias PA Otak Penyelundupan 2 Ton Sabu, Rekrut 110 Kurir ke Luar Negeri |
![]() |
---|
Peran Dewi Astutik TKI Ponorogo Otak Penyelundupan Sabu 2 Ton Masuk Jaringan Golden Triangle |
![]() |
---|
Identitas Asli Dewi Astutik Otak Penyelundupan Sabu 2 Ton, Pakai Identitas Palsu, Buron Interpol |
![]() |
---|
Jejak Kasus Dewi Astutik Otak Penyelundupan Sabu 2 Ton, Satu Organisasi dengan Fredy Pratama |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.