Kecelakaan Mahasiswa UGM

Kronologi Kecelakaan Argo, Mahasiswa UGM Tewas Ditabrak Mobil BMW di Palagan, 3 Kali Benturan Keras

Sepeda motor Argo Ericko Achfandi, mahasiswa UGM terpental dan mobil BMW oleng ke kanan hingga menabrak mobil CRV yang sedang terparkir, pada Sabtu

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
Kompas.com/Tangkapan layar BSI
MAHASISWA UGM TEWAS DITABRAK- Tagar #JusticeForArgo menggema di media sosial X usai warganet menyoroti kecelakaan mobil BMW di Sleman yang menewaskan mahasiswa UGM. Sepeda motor Argo Ericko Achfandi, mahasiswa UGM terpental dan mobil BMW oleng ke kanan hingga menabrak mobil CRV yang sedang terparkir, pada Sabtu 

TRIBUNSUMSEL.COM - Polisi ungkap kronologi kecelakaan yang menimpa mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM), Argo Ericko Achfandi (19) pada Sabtu (24/5/2025) dini hari. 
 
Diketahui, Argo Ericko Achfandi yang mengendarai sepeda motor meninggal dunia di lokasi setelah ditabrak oleh Mobil BMW yang dikemudikan Christiano Pengarapenta Pengidahan Tarigan (21).

Christiano sendiri merupakan mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM). Sedangkan Argo adalah mahasiswa Fakultas Hukum UGM.

Baca juga: Kecelakaan Maut Mahasiswa UGM Tewas Ditabrak Mobil BMW di Palagan,Curhat Ibu Pilu:Tolong Bantu Saya 

 

 
Kecelakaan itu terjadi di Jalan Palagan Tentara Pelajar, Sariharjo, Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta.
 
Kasatlantas Polres Sleman, AKP Mulyanto mengatakan bahwa kecelakaan terjadi sekitar pukul 01.00 WIB di Simpang Tiga Dusun Sedan, Sariharjo, Ngaglik.
 
Kecelakaan bermula ketika seorang Argo yang mengendarai sepeda motor berusaha untuk berputar arah.

Pada saat yang sama, sebuah mobil BMW yang dikemudikan Christiano melaju dari arah belakang Argo.

"Karena jarak yang dekat, pengemudi mobil BMW tidak bisa menghindar dan membentur sepeda motor," ungkap Mulyanto, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (24/5/2025),

Akibat benturan itu, sepeda motor Argo terpental dan mobil BMW oleng ke kanan hingga menabrak mobil CRV yang sedang terparkir.

Argo yang merupakan korban dalam kecelakaan itu, mengalami beberapa luka termasuk cedera kepala berat hingga membuatnya meninggal dunia di tempat kejadian.

Mulyanto mengatakan pihaknya telah mengantongi rekaman CCTV dari lokasi kejadian dan menjadikannya sebagai petunjuk penting dalam proses penyelidikan.

“Kami dapat petunjuk dari sana bahwasanya proses kecelakaannya seperti apa, gambaran sudah," kata Mulyanto.

Baca juga: VIDEO Detik-detik 2 Bobotoh Tewas Kecelakaan di Cicalengka Usai Konvoi Persib Juara, 1 Kritis

Berdasarkan analisis awal, kecelakaan diduga dikarenakan kurangnya konsentrasi Christiano yang mengemudikan mobil BMW.
 
Meski demikian, Satlantas Polres Sleman belum memastikan secara langsung kepada Christiano mengenai hal itu.

"Kami tidak langsung ke yang bersangkutan (menanyakan) konsentrasi tidak, tapi ini kami menduga. Ya menduga bahwasanya pengemudi kurang konsentrasi," ucap Mulyanto.

Polisi telah melakukan tes urine terhadap Christiano sang pengemudi BMW, dengan hasil negatif dari alkohol maupun narkoba.

Sampai saat ini, proses penyelidikan masih berjalan. Christiano belum dilakukan penahanan, namun dikenai wajib lapor.

"Sampai saat ini, kami belum melakukan penahanan terhadap pengemudi BMW karena kami masih dalam proses penyelidikan. (Pengemudi BMW) wajib lapor," ujar Mulyanto.

Saksi mata kejadian
 
Disisi lain, Pemilik warung, Abdul Gani, mengatakan ia sedang berada di dalam warung saat kejadian berlangsung. 

Ia keluar karena mendengar suara mesin pom mini di depan warung yang terus menyala. 

“Saya tiduran, mesin pom mini itu bunyi. Saya kira sebentar saja, tapi ternyata lama. Saya keluar untuk mematikan mesin pom mini,” ujar Abdul Gani saat ditemui di warungnya, Selasa (27/5/2025).

Saat keluar, ia melihat sebuah mobil berwarna putih melintas sangat kencang di jalan yang memang cukup sepi pada pukul 01.00 WIB.

“Saya keluar matiin mesin pom mini, mobil itu lewat kencang banget,” katanya.

Abdul Gani kembali masuk ke warung. Namun, belum sempat ia masuk sepenuhnya, terdengar suara benturan keras sebanyak tiga kali.

“Pas mau masuk ke warung, langsung terdengar tiga kali benturan. Saya cuma lihat dari sini karena sedang ada pembeli,” tambahnya.

Tak lama setelah melayani pembeli, Abdul Gani penasaran dan memutuskan mengecek sumber suara tersebut.

Saat itu, ia mendapati korban sudah tergeletak di pinggir jalan dan polisi telah tiba di lokasi.

“Nggak sampai lima menit saya di dalam. Karena nggak ada pembeli, saya tengok ke sana. Korban sudah tergeletak, dan polisi sudah ada di situ,” jelasnya.

Baca juga: Sosok Argo Ericko, Mahasiswa UGM Tewas Ditabrak Mahasiswa Mobil MBW, Pilu Dibesarkan Ibu, Ayah Tiada

Sementara itu, Amin, warga setempat, juga mendengar suara benturan keras.

Amin mengatakan, warungnya tutup pukul 21.00 WIB. Setelah warung tutup, dirinya tidur dan terbangun saat mendengar suara benturan.

“Saya sudah tidur waktu itu, lalu terbangun karena suara keras. Tapi justru suara tabrakan ke motor itu tidak terlalu terdengar, yang keras itu saat mobil menabrak mobil lain yang sedang parkir, mobil CRV,” kata Amin.

Menurut Amin, warungnya sudah tutup pukul 21.00 WIB malam itu.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi kejadian, terlihat bekas garis cat putih di aspal yang menandai posisi awal kecelakaan dan lokasi korban tergeletak.

Ibu Korban Minta Keadilan

Diketahui Tagar #JusticeForArgo menggema di media sosial.

Duka ibunda Argo Ericko Achfandi, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tewas ditabrak mobil BMW di Jalan Palagan Tentara Pelajar, Sariharjo, Kapanewon Ngaglik Slemen.

"Saya tidak bisa berkata-kata, tapi terima kasih kepada UGM, terutama Fakultas Hukum. Terima kasih banyak atas semua dukungan dan apapun yang kalian berikan kepada anak saya,” ucap Melina dengan suara bergetar.

Melina mengisahkan perjuangan panjangnya membesarkan Argo seorang diri setelah sang suami meninggal dunia.

“Benar semua bahwa anak pertama saya ini sebelas tahun hidup tanpa figur ayah. Dan sayalah ibunya yang mendidik hingga saat ini,” katanya. 

Ia mengaku sangat terharu dengan dukungan yang ditunjukkan mahasiswa FH UGM terhadap almarhum anaknya, baik secara langsung maupun melalui media sosial.

"Saya bersaksi sebagai ibunya, bahwa Argo adalah anak yang baik, anak yang hebat, dan anak yang memiliki kasih tinggi. Dia semangat, terutama dalam kuliah,” ujar Melina.

Melina menuturkan Argo merupakan sosok yang pendiam dan irit bicara. Tetapi dia mengharumkan dunianya dengan semua kebaikan kepada orang sekitarnya.

"Bahkan banyak orang,” tambah dia.

Melina lalu menitipkan pesan penting kepada para mahasiswa FH UGM agar terus memperjuangkan nilai keadilan, khususnya dalam kasus kematian Argo.

Ia menyatakan bahwa meskipun sudah merelakan kepergian anaknya, keadilan tetap harus ditegakkan. 

“Mari kita sama-sama lakukan yang terbaik untuk anak semua. Kita ikhtiarkan maksimal, hasilnya kita serahkan kepada Allah. Apapun hasilnya, tetap kita berikhtiar. Kalau keadilan harus dijalankan, maka kita jalankan,” ucapnya dikutip dari TribunJogja.

Melina berharap para mahasiswa hukum menjadi generasi penerus bangsa yang menjunjung akhlak dan nilai kebenaran. 

"Tolong bantu saya dan doakan anak saya. Doakan agar kasus ini dimudahkan dan dilancarkan yang terbaik,” kata Melina.

Menutup pernyataannya, Melina menegaskan komitmennya untuk terus memperjuangkan keadilan atas kematian Argo. 

“Tunggu saya, saya harus perjuangkan. Keadilan harus ditegakkan,” ujarnya. 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Fakta Mahasiswa FEB UGM Tabrak Mahasiswa FH UGM hingga Meninggal",  

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News  

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved