Berita Palembang

Kerja Serabutan Sejak Bebas Penjara, Bahagianya Eks Napi Teroris di Sumsel Ikut Pelatihan Teknisi AC

Budi Setiawan Ismail alias Abu Gozi (50) pria asal Kabupaten Muara Enim mengaku senang bisa mengikuti pelatihan teknisi AC yang diselenggarakan. 

TRIBUNSUMSEL.COM/RACHMAD KURNIAWAN
EKS NAPITER -- Budi Setiawan Ismail alias Abu Gozi dan Abdurrahman Taib mantan narapidana teroris asal Muara Enim dan Palembang mengikuti pelatihan teknisi AC, Selasa (20/5/2025). Keduanya mengaku bersyukur difasilitasi dan diajak pelatihan teknisi AC karena untuk memperbaiki ekonomi. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Semenjak keluar dari penjara beberapa tahun silam, dua mantan narapidana teroris asal Sumsel ini sudah berjanji untuk setia kepada NKRI dan menjadi warga negara yang baik.

Dua mantan napiter itu yakni Abdul Gozi dan Abdurrahman Taid yang mengikuti pelatihan teknisi AC yang diinisiasi oleh Densus 88 Antiteror Polri bersama PT Astra Internasional dan Kemensos di Sentra Budi Perkasa, Palembang.

Budi Setiawan Ismail alias Abu Gozi (50) pria asal Kabupaten Muara Enim mengaku senang bisa mengikuti pelatihan teknisi AC yang diselenggarakan. 

"Alhamdulillah kami merasa diperhatikan dan difasilitasi untuk memiliki keterampilan. Selama ini saya belum pernah mengikuti pelatihan apa-apa," ujar Budi, Selasa (20/5/2025).

Sebelumnya, Budi tergabung dalam jaringan ISIS dan tertangkap pada tahun 2017 lalu saat di Turki.

Baca juga: 40 Eks Narapidana Teroris di Sumsel, Riau, Jambi dan Sumbar Dilatih Jadi Teknisi AC Profesional

Kemudian ia bebas di tahun 2021 setelah ditahan di Lapas Nuskambangan.

"Dulu kami terkait ISIS ditangkap di Turki, panjang prosesnya sampai bisa tergabung di sana. Semenjak bebas kegiatan saya serabutan saja sangat bersyukur merasa difasilitasi diarahkan Dinas tertentu, saya sudah belajar jadi warga negara yang baik," katanya.

Abdurrahman Taib mantan napiter asal Palembang juga mengungkapkan hal yang sama, ia sedang membangun ekonomi keluarga.

Oleh karena itu pelatihan ini akan memberinya tambahan keterampilan yang bisa digunakan untuk memperbaiki ekonomi.

Abdurrahman ditangkap lalu keluar penjara di tahun 2015 dan mengaku pernah mengikuti jaringan Al-Qaeda.

"Setelah keluar dari lapas saya lagi berjuang bangun ekonomi keluarga, dan tentang keterampilan yang diberikan sangat membantu kami menghidupi ekonomi keluarga. Terakhir saya menekuni usaha kuliner dan terapi bekam tapi sekarang kondisi lagi kurang, " ujarnya.

.Kegiatan pelatihan ini diikuti 40 mantan narapidana teroris yang diinisiasi oleh Densus 88 Antiteror, bersama Kemensos RI dan PT Astra Internasional. 

Mantan napiter ini berasal dari empat provinsi berbeda yakni, Sumbar, Sumsel, Riau, dan Jambi.

Pelatihan teknisi AC ini berlangsung di gedung Sentra Budi Perkasa Kementerian Sosial, Jalan Sosial, KM 5 Palembang selama lima hari dan dimulai pada Selasa (20/5/2025).

Direktur Idensos Densus 88 AT Polri Brigjen Pol Arif Makhfudiharto mengatakan, pelatihan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam pencegahan tindak pidana terorisme atau Deradikalisme.

"Kegiatan Deradikalisasi meliputi Penilaian identifikasi, Rehabilitasi, Reedukasi, Reintegrasi. Kita berikan mereka pelatihan ini yang merupakan seorang mantan narapidana sehingga mereka kembali memberikan manfaat," ujar Arif usai pembukaan pelatihan teknisi AC.

Menurutnya meskipun mantan narapidana teroris, peserta pelatihan tetaplah masyarakat biasa memiliki hak dan kesempatan yang sama. 

Pelatihan AC dipilih sebagai bekal untuk mantan napiter menata kehidupan baru karena menjalankannya tidak sulit.

"Teknisi AC ini tidak susah dan sangat dibutuhkan masyarakat. Setiap kantor dan sebagian rumah pasti memiliki AC ini akan menjadi Kewirausahaan yang simpel, sehingga ke depannya mereka punya kontribusi yang lebih baik dan tidak ada stigma negatif dari masyarakat, " tuturnya.

Kesulitan yang dihadapi para mantan napiter setelah keluar dari penjara adalah kesulitan finansial, di samping pelatihan AC pihaknya menggandeng PT Astra Internasional yang juga memberikan pelatihan tata kelolankeuangan.

"Banyak faktor yang jadikan mereka kesulitan terutama secara finansial, kita kembalikan kepercayaan diri mereka ," katanya.

Direktur Deradikalisasi Deputi Bidang Pencegahan Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Kombes Iwan Ristiyanto menambahkan pihaknya mengapresiasi pelatihan teknisi AC tersebut.

"BNPT sangat mengapresiasi kegiatan ini karena dalam program Deradikalisasi tidak hanya BNPT sendiri tetapi juga Densus, ataupun stakeholder yang lain juga terlibat. Harapan kami ini bisa menjadi contoh bagi stakeholder yang lain, dilakukan oleh Pemda-pemda ataupun perusahaan-perusahaan lain di mana di situ ada CSR tidak ada salahnya kita gunakan buat program Deradikalisasi, kita bantu sahabat kita saudara kita yang dulu mungkin pernah nakal kepada negara ini agar dapat kembali mencintai NKRI secara utuh," katanya.

 

 

Baca artikel menarik lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved