Rumah Atalarik Syach Dieksekusi
Reaksi Atalarik Syach Soal Dugaan Sengketa Tanah Disebut Pemicu Cerai dengan Tsania Marwa
Atalarik Syach menanggapi soal kasus sengketa tanah yang dialaminya disebut-sebut menjadi pemicu perceraian dengan aktris Tsania Marwa.
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Weni Wahyuny
TRIBUNSUMSEL.COM - Atalarik Syach menanggapi soal kasus sengketa tanah yang dialaminya disebut-sebut menjadi pemicu perceraian dengan aktris Tsania Marwa.
Seperti diketahui, rumah Atalarik Syach terlibat kasus sengketa hingga nyaris dibongkar.
Kendati begitu, buntut kasus sengketa tanah banyak yang menduga hal tersebut menjadi pemicu kandasnya rumah tangga sang aktor dengan Tsania Marwa di tahun 2017 lalu.
Menanggapi hal itu, Atalarik Syach permasalahan sengketa tanah jauh lebih dulu terjadi sebelum ia dan Tsania Marwa menikah.
"Yang penasaran saya apa jangan-jangan dorongan terbesar kita berpisah itu karena urusan tanah ini loh kita kan enggak tahu gitu loh," kata Atalarik Syach, dikutip dari YouTube Reyben Entertainment, Sabtu (17/5/2025).

Bahkan permasalahan sengketa tanah yang dialami Atalarik Syach itu lebih tua dari usia karier keartisan Tsania Marwa.
"Urusan ini aja ya lebih tua dari usia karirnya dia. Masalah tanah ini lebih tua daripada usia karirnya dia ya, ingat aja (permasalahan tanah ini) jauh dari pernikahan."
"Jadi ya punya bukunya, oh iya enggak ada buku ya zaman sekarang, kalau dulu kan nggak punya buku enggak ada surat kabar," tambahnya.
Baca juga: Ini Kata Atalarik Syach Disebut Kena Karma Mantan Istri Setelah Rumahnya Nyaris Dibongkar

Dalam kesempatan itu, ayah dua anak tersebut tak setuju upaya hukum yang ditempuhnya guna menyelesaikan permasalahan itu dikatakan kalah.
"Oh belum belum bisa dibilang kalah menang sampai detik ini belum bisa kalah menang."
"Jadi dan itu nggak bisa ditanyakan ke saya karena ya ada mesti masih ada proses, saya belum ngerti jadi belum buat saya belum ada kalah menang saya belum tahu," ungkapnya.
Baca juga: 6 Fakta Rumah Atalarik Syach Terkena Permasalahan Sengketa Tanah, Sang Artis Bayar Rp850 Juta
Kata Atalarik Rumah Dibongkar Disebut Karma
Sementara di sisi lain, Atalarik juga menanggapi soal rumahnya dibongkar disebut karma.
Mengingat sang aktor pernah mengusir Tsania dari rumahnya hingga membuatnya susah bertemu dengan buah hati.
Menanggapi hal itu, Atalarik Syach hanya tertawa.
"Saya malah ketawa, ya alhamdulillah, azab mantan istri oh karma," kata Atalarik Syach dilansir Youtube Intens Investigasi, Jumat (16/5/2025).
Sementara, pengacara Atalarik Syach mengatakan permasalahan sengketa tanah ini sudah lama sebelum terjadi permasalahan keluarga.
"Namanya karma itu gak ada karena sebelumnya mantan istri gak tahu disini sudah ada tanah ini, jadi gak ada karma, emang ini udah ada sumbernya kasus, alhamdulillah sudah diselesaikan," terangnya.
"Permasalahan ini jauh hari sudah ada sebelum terjadi permasalahan keluarga itu," tambahnya.
Sementara, Atalarik menegaskan permasalahan ini sudah lama bahkan lebih tua dari karir Tsania Marwa.
"Kalau saya tanya balik tentang permasalahannya tapi jangan-jangan dorongan terbesar kita berpisah itu karena urusan tanah ini kita kan gak tahu, urusan ini aja lebih tua dari usia karirnya dia (Tsania Marwa)," tegasnya.
Sengketa Tanah Sejak 2015
Rumah Atalarik Syach yang dibongkar karena sengketa tanah yang bergulir sejak 2015.
Mulanya pada tahun 2000, ia membeli tanah seluas 7.000 meter persegi dari PT. Sabta yang terbagi menjadi beberapa bagian.
Sejak proses jual beli hingga tahun 2002, Atalarik mengaku telah menyelesaikan sebagian proses admistrasi pembelian tanah tersebut dan memasang pagar pada 2003.
Secara administratif, ia telah mengantongi dokumen tanah miliknya berupa sertifikat tetapi sebagian masih berupa AJB.
Ternyata saat ia hendak menyelesaikan proses administratif pembelian tanah, ada salah satu dokumen yang hilang yaitu surat pelepasan.
Sehingga proses administratif tersebut tidak bisa dilanjutkan, apalagi pada 2000 ia tidak menggunakan jasa notaris.
Atalarik Merasa Terzolimi
Sebelumnya, aktor sinetron Atalarik Syach membagikan rekaman saat aparat mendatangi rumahnya di kawasan Cibinong, Bogor untuk melakukan eksekusi.
Dalam video tersebut, Atalarik tampak berusaha menghadang petugas yang hendak mengambil alih tempat tinggalnya.
“Saya lagi dizalimi. Saya berjuang untuk mempertahankan tanah saya dari tahun 2015. Tanah ini, wilayah ini dibeli dari tahun 2000,” ucap Atalarik dalam video yang dia bagikan.
Pria yang pernah menjadi suami Tsania Marwah itu menyatakan bahwa persoalan sengketa lahan tempat tinggalnya masih dalam proses.
Namun, menurutnya, pelaksanaan eksekusi dilakukan tanpa adanya surat pemberitahuan terlebih dahulu.
“Singkat cerita, tidak ada pemberitaan kami ini binatang, tidak ada surat, sekarang dieksekusi sudah sampai genting. Petugas ditanya namanya satu-satu gak ada yang jawab,” ungkapnya.
“Saya yang orang kecil, cuma artis, dizalimi seperti ini. Padahal belum inkrah, masih ada gugatan, lagi dirapihin. Saya bukan penipu, bukan penjahat, gampang cari saya, tapi saya gak dapat ruang untuk itu,” ujar aktor berusia 51 tahun itu.
“(Kondisi rumah) Diratakan oleh PN. Iya (belum inkrah) dari gugatan upaya hukum yang baru,” kata Atalarik Syach melalui pesan singkat.
Atalarik Syach mencoba menjalin komunikasi untuk menyelesaikan persoalan di lokasi kejadian. Namun demikian, aparat tetap melanjutkan eksekusi terhadap bagian rumah miliknya.
Batal Dibongkar
Proses eksekusi rumah aktor Atalarik Syach di kawasan Cibinong, Bogor batal dilakukan.
Hal ini terjadi setelah dilakukan negosiasi antara pihak keluarga Atalarik Syach dengan pihak PT Sapta yang dimediasi oleh Pengadilan Negeri Cibinong.
Awalnya, puluhan petugas kepolisian dan militer telah bersiap kembali melakukan pembongkaran rumah Atalarik pada Jumat (16/5/2025) hari ini.
Negosiasi antara Atalarik Syah dan pihak perwakilan PT Sapta untuk urusan sengketa tanah telah berakhir.
Atalarik Syah akhirnya sepakat membayar sebesar Rp 850 juta untuk tanah seluas 550 meter persegi yang menjadi sumber sengketa dengan pihak PT Sapta.
Dalam kesepakatannya, pihak Atalarik Syah telah membayarkan uang Rp 300 juta sebagai down payment (DP) untuk tanah tersebut.
Dengan kesepakatan ini, rumah Atalarik yang sebelumnya dibongkar sebagian oleh aparat, sementara waktu terhindar dari pembongkaran lanjutan.
Perwakilan PT Sapta, Eka Bagus Setyawan, mengatakan bahwa Atalarik sempat menawarkan jaminan berupa BPKB kendaraan mobil.
Namun, pihak PT Sapta menolak pembayaran berupa BPKB mobil yang ditaksir senilai Rp 200 juta.
"Dia sempat nawarin pakai BPKB mobil yang katanya nilainya bisa sampai Rp 200 juta. Tapi kami tidak terima itu, kami minta pembayaran dalam bentuk uang tunai," kata Eka di Cibinong, dilansir dari Kompas.com.
Setelah sempat menunggu beberapa jam, pihak Atalarik akhirnya mentransfer uang senilai Rp 300 juta.
Sisa pembayaran akan dilakukan secara bertahap dalam waktu tiga bulan.
"Kesanggupan dia bayar Rp 300 juta dulu, sisanya dicicil dalam termin waktu tiga bulan," lanjut Eka.
Namun, dalam kesepakatan itu disebutkan bahwa apabila Atalarik gagal melunasi sisa pembayaran, maka PT Sapta berhak melanjutkan proses pembongkaran rumah yang berdiri di atas tanah mereka.
"Mungkin kita akan lakukan eksekusi lagi jika tidak ada pelunasan," tegas Eka.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Urusan Sengketa Tanah Disebut Jadi Pemicu Perceraian dengan Tsania Marwa, Atalarik Beri Klarifikasi
Akui Tak Mau Dituduh Pencuri Jadi Alasan Atalarik Syach Pertahankan Rumahnya |
![]() |
---|
Penampakan Kondisi Rumah Atalarik Syach di Bogor usai Sempat Dibongkar, Tabiat Diungkap Tetangga |
![]() |
---|
Ini Kata Atalarik Syach Disebut Kena Karma Mantan Istri Setelah Rumahnya Nyaris Dibongkar |
![]() |
---|
Demi Akhiri Konflik, Attila Syach Ambil Alih Pembayaran untuk Pembebasan Tanah Atalarik Syach |
![]() |
---|
Tsania Marwa Banjir Dukungan Publik, Soroti soal Karma Buntut Rumah Atalarik Syach Dibongkar Paksa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.