Berita Viral
Geramnya Dedi Mulyadi Disebut 'Bapak Tiri' oleh Warga Cirebon Gegara Jalan Rusak: Marah ke Bupati
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi sampai meluapkan emosinya ketika disebut sebagai "Bapak tiri" untuk warga Cirebon. Heran kenapa tidak ke Bupati
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
TRIBUNSUMSEL.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menanggapi dirinya disebut sebagai "Bapak tiri" untuk warga Cirebon Timur, Cirebon, Jabar.
Seperti diketahui, Dedi Mulyadi mendapatkan julukan Bapak Aing (saya).
Namun warga Cirebon Timur justru menyebut Dedi Mulyadi bapak tiri karena jalan di Cirebon yang rusak bak tak dihiraukan.
Warga tersebut mengkritik kehadiran Dedi Mulyadi di Cirebon hanya simbolis tanpa menyentuh persoalan konkret di lapangan seperti jalan rusak di daerahnya beberapa waktu lalu.
Baca juga: Dedi Mulyadi Disindir "Bapak Tiri", Curhat Warga Cirebon Timur Kecewa Tak Blusukan: Terkesan Sepele

Menanggapi hal tersebut, Dedi tampak geram mengatakan kritik tersebut tidak masuk akal.
Dedi sendiri memang mengaku menanggapinya agak keras jika kritikan itu tidak objektif.
"Saya selama ini dikritik tidak pernah habis, dan yang paling menarik adalah di Cirebon," kata KDM dikutip dari media sosialnya, Kamis (8/5/2025).
"Ada orang yang marah sama saya, jalan di Cirebon jelek, gubernurnya bukan 'bapak aing' tapi 'bapak tiri'," sambung KDM.
Dedi pun mengaku heran dengan kritikan 'bapak tiri' tersebut.
"Saya kan jadi gubernur baru dua bulan, terus ketika dicek jalannya jalan kabupaten.
Kenapa jalan kabupaten marahnya ke saya ?, kenapa gak marah ke bupatinya ?. Kan jadi aneh," kata KDM direspons tawa para tamu.
Pria yang biasa dipanggil KDM ini mengaku tidak antikritik.
Bahkan ia menantang semua pihak memperbanyak kritik padanya. Namun kritik diarahkan jika gubernur menghamburkan uang dan tidak mengurus masyarakat.
"Perbanyaklah kritik pada saya, pada apa ?, gubernur banyak menghamburkan uang, gubernur banyak jalan-jalan ke luar negeri, gubernur gak ngurus yang sakit, gubernur tidak ngurus sungai yang kotor, gubernur tidak ngurus tawuran, gubernur tidak ngurus anak-anak mabok, gubernur tidak ngurus anak-anak yang setiap harinya minum minuman keras," katanya.
"Kritik pada saya, gubernur eweuh gawe, duit habis dihambur-hamburkan, anggaran habis untuk bajunya sendiri, perjalanan dinasnya sendiri, nginep dari ke hotel," sambung Dedi.
Baca juga: Komnas Perempuan Tak Setuju Vasektomi Jadi Syarat Utama Terima Bansos Dari Dedi Mulyadi: Melanggar
Dedi pun sampai meluapkan emosinya ketika kritikan yang dimaksud Dedi terkesan terbalik.
"Kritik saya ! bukan dibalik. Ketika gubernur jalan-jalan ke luar negeri, duitnya dihabisin tak jelas tidak pernah dikritik. Saya yang kerja dikritik," kata KDM.
Menurut Dedi, kritikan yang datang dari warga Cirebon itu tidak objektif.
"Kenapa saya keras menghadapinya, karena tidak objektif pak, anggaran saya sudah diturunkan, apapun saya iritkan, mobil saya cukup tiga, bensin kadang bayar sendiri," katanya.
"Kenapa?, saya ingin berbuat yang terbaik kepada warga Jawa Barat bukan sekedar politik, ini cita-cita saya," kata Dedi.
Maka dari itu, kata KDM, sekda sudah beberapa berbicara kepadanya.
Namun Dedi mengaku tidak punya rasa takut apapun.
"Saya tidak berpikir ke depan jadi apa, saya tidak berpikir apakah saya populer atau tidak, saya tidak berpikir apakah saya punya elektoral atau tidak, tidak penting bagi saya," katanya.
"Dan saya tidak mementingkan keselamatan nyawa saya, saya hanya berpikir sebagai titah prajurit Siliwangi, saya ingin memperlihatkan di tanah Sunda ada pemimpin yang membela kepentingan rakyat," ungkap KDM.
Sebelumnya, sindiran tajam itu datang dari tokoh masyarakat Cirebon Timur, R. Hamzaiya S.
Ia menilai kehadiran Gubernur dalam rapat paripurna di Gedung DPRD Kabupaten Cirebon pada Senin (21/4/2025) hanya sebatas simbolik.
Diketahui, Dedi Mulyadi berkunjung ke Kabupaten Cirebon dalam rangka peringatan Hari Jadi ke-543.
Namun, kehadiran Dedi Mulyadi tersebut dinilai sebatas simbolik lantaran tidak menyentuh persoalan-persoalan mendesak yang dihadapi warga seperti daerah-daerah lain yang ia blusuki.
Dedi dinilai tidak menunjukkan kepedulian terhadap kerusakan infrastruktur dan banjir yang melanda sejumlah wilayah di Cirebon Timur.
“Saat kunjungan Kang Dedi ke Cirebon itu kan banyak persoalan, tidak hanya jalan rusak. Beliau datang juga di waktu bersamaan beberapa kecamatan terendam banjir,” ujar Hamzaiya saat diwawancarai pada Jumat (25/4/2025).
Padahal kata Mazaiya, masyarakat sudah menaruh harapan agar didengar oleh Gubernur Jabar yang kerap turun langsung ke lapangan.
Namun, ekspektasi itu pupus ketika tak ada agenda peninjauan ke wilayah terdampak.
“Kami menunggu dari pagi hingga sore, nyatanya Kang Dedi tidak ada agenda meninjau jalan-jalan rusak di Cirebon Timur. Entah apa alasannya, ini jelas bertolak belakang dengan kebiasaan beliau di daerah lain,” ujarnya.
Baca juga: Saran Vasektomi Ditolak MUI, Dedi Mulyadi Syok Dapati 1 Keluarga Ada 11 Anak, Ayahnya Nganggur
Lebih jauh, Hamzaiya menyebut bahwa sikap tersebut seolah memperlihatkan bahwa persoalan warga Cirebon Timur dianggap tidak penting.
“Terkesan persoalan kita sepele, dianggap biasa aja. Akhirnya menimbulkan kekecewaan yang mendalam dan terkesan daerah kami seperti dianak-tirikan,” ungkapnya.
Ia juga menyinggung julukan Dedi Mulyadi yang dikenal dengan slogan 'Bapak Aing'.
Namun, kali ini sikap Gubernur kali ini membuat warga bertanya-tanya, apakah Dedi Mulyadi memang layak menyandang julukan tersebut di mata warga Cirebon Timur.
"Slogan 'Bapak Aing' kembali dipertanyakan atas tindakan Kang Dedi yang bertolak belakang ini. Apa mungkin untuk di Cirebon Timur, Kang Deddy Mulyadi itu ‘Bapak Tiri’?” kata Hamzaiya menyindir.
Padahal dalam pidatonya saat menghadiri perayaan hari jadi, Dedi Mulyadi sempat mengungkapkan visi besarnya menjadikan Cirebon sebagai “Jogja-nya Jawa Barat”.
Ia menyebut pentingnya penguatan identitas budaya lokal, penataan kota, serta pengembangan sektor kuliner dan fesyen khas Cirebon.
"Bayangkan, ketika orang masuk ke Cirebon, mereka merasa masuk ke sebuah kota lama yang penuh dengan cerita,” ujar Dedi dalam keterangannya.
Namun bagi sebagian warga, janji dan wacana tersebut masih terasa jauh dari kenyataan, apalagi ketika pemimpin provinsi hadir tanpa membawa solusi nyata atas problematika yang sudah lama mereka hadapi.
Sebelumnya, Jawa Barat Dedi Mulyadi punya visi besar: menjadikan Cirebon sebagai “Jogjakarta-nya Jawa Barat”.
Namun, respons dari pemerintah daerah mengindikasikan bahwa impian tersebut masih butuh waktu dan banyak persiapan.
Dedi melihat Cirebon sebagai kota yang kaya budaya dan memiliki potensi kuat untuk berkembang menjadi destinasi unggulan di Jawa Barat.
"Bayangkan, ketika orang masuk ke Cirebon, mereka merasa masuk ke sebuah kota lama yang penuh dengan cerita. Atap-atap bangunan masih terjaga. Imajinatif dan penuh karakter,” kata Dedi penuh semangat.
Ia menekankan pentingnya menata ulang infrastruktur dan arsitektur daerah agar lebih merepresentasikan identitas lokal, termasuk dari segi desain bangunan, kuliner, hingga fesyen khas seperti motif batik Mega Mendung.
"Mega Mendung sudah jadi trademark Jawa Barat. Rumah saya sendiri penuh dengan desain Mega Mendung,” ucapnya.
Namun, di tengah semangat besar sang gubernur, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cirebon, Ramli Effendi, menilai Cirebon belum sepenuhnya siap mengemban peran sebesar itu.
Ia mencontohkan hasil kunjungan ke Dinas Kebudayaan Yogyakarta, yang menunjukkan pentingnya membangun infrastruktur budaya secara menyeluruh—mulai dari penataan ruang hingga dukungan anggaran.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Gubernur Dedi Mulyadi Ngambek Kena Kritik Disebut 'Bapak Tiri' : Kritik Boleh, Tapi Harus Logis !,
(*)
Baca berita lainnya di google news
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Pilu Kisah 5 Anak di Gresik Ditelantarkan Ibu, Ada yang Usia 3 Tahun, Jual Galon Air untuk Makan |
![]() |
---|
MUI Kota Bekasi Klarifikasi Isu Tiket Masuk Surga Rp1 Juta, Pengajian Umi Cinta Tak Menyimpang |
![]() |
---|
Kejamnya Paman Bunuh Keponakan di Depan Ibu di Bangkalan, Berawal Cari Istri, Sempat Kabur ke Hutan |
![]() |
---|
Nasib Simpatri, Pria yang Nyamar Jadi Perempuan, Jelang Ijab Kabul Identitasnya Terbongkar |
![]() |
---|
Warga Ngamuk, Ada Pria Nyamar jadi Pengantin Wanita di Pinrang, Terbongkar saat Dipaksa Buka Cadar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.