Haji 2025

Hajar Aswad Adalah, Berikut Kumpulan Hadits Tentang Hajar Aswad, Sunnah Mencium tapi Sesuai Aturan

Hadits ini menunjukkan bahwa mencium atau mengusap Hajar Aswad adalah sunah yang dicontohkan langsung oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/lisma
HADITS HAJAR ASWAD -- Ilustrasi hajar aswad. Berikut arti dan kumpulan hadits tentang hajar Aswad dan keutamaannya. 

TRIBUNSUMSEL.COM --Hajar Aswad (tulisan arab: ٱلْحَجَرُ ٱلْأَسْوَد) memiliki arti: batu hitam.

Dikutip dari laman kemenag.go.id, Hajar Aswad adalah batu hitam yang terletak di sudut tenggara Ka'bah, di Masjidil Haram kota Makkah Arab Saudi. 

Keberadaan Hajar Aswad di bangunan Ka'bah, menjadi titik awal tawaf. Selain itu hajar aswad memiliki makna spiritual yang dalam. 

Hajar Aswad  diyakini berasal dari surga dan memiliki nilai spiritual yang tinggi bagi umat Islam.

Mengutip dari wikipedia, orang pertama kali yang  menemukan hajar aswad adalah Nabi Ismail AS  dan yang meletakkannya adalah Nabi Ibrahim AS.

Dalam sebuah riwayat, dahulu kala batu ini memiliki sinar yang terang dan dapat menerangi seluruh Jazirah Arab, namun makin lama sinarnya makin meredup dan hingga akhirnya sekarang berwarna hitam.

 Batu ini memiliki aroma yang unik dan ini merupakan aroma wangi alami yang dimilikinya semenjak awal keberadaannya. Pada saat ini, batu Hajar Aswad tersebut diletakkan di sisi luar Ka'bah sehingga mudah bagi seseorang untuk menciumnya. 

Hadits Sunnah Mencium Hajar Aswad 

Mencium Hajar Aswad merupakan sunnah dari Rasulullah Muhammad SAW. Karena beliau selalu menciumnya setiap saat tawaf.

Sedikitnya terdapat 4 hadits tentang hajar aswad, berikut penjelasannya. dikutip dari laman BPKH.go.id 


1. Dicontohkan oleh Rasulullah untuk Dicium dan Diusap

Salah satu riwayat yang menarik datang dari seorang sahabat mulia, Umar bin Khattab. Ia pernah memberikan isyarat bahwa Hajar Aswad hanyalah sebongkah batu biasa, yang tidak memiliki kekuatan apa pun. Namun, karena Rasulullah SAW pernah menciumnya, maka tindakan itu menjadi bagian dari sunah yang kemudian diikuti sahabat Umar. 


   عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّهُ جَاءَ إِلَى الحَجَرِ فَقَبَّلَهُ، وَقَالَ: إِنِّي أَعْلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ، لَا تَضُرُّ وَلَا تَنْفَعُ، وَلَوْلَا أَنِّي رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُقَبِّلُكَ مَا قَبَّلْتُكَ 

Artinya: 

“Dari Umar RA, bahwa ia datang ke Hajar Aswad lalu menciumnya, kemudian berkata: Sesungguhnya aku tahu, engkau hanyalah sebuah batu, tidak bisa memberi mudarat maupun manfaat. Kalau saja aku tidak melihat Rasulullah menciummu, aku pun tidak akan menciummu.” (HR. Imam Bukhari) 

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved