PPDS Unsri Dianiaya Konsulen
Kata IDI Sumsel Setelah Ramai yang Bersuara Pasca Kasus Perudungan yang Dialami PPDS Unsri
Sejumlah netizen mengaku pernah menjadi korban dan hal tersebut dituangkan dalam kolom komentar postingan Instagram.
Penulis: Rachmad Kurniawan | Editor: Slamet Teguh
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kasus perundungan yang dialami seorang peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Sriwijaya berinisial S oleh oknum konsulen di Rumah Sakit Muhammad Hoesin inisial dr Ys, memicu pihak-pihak yang mengaku pernah melihat tindakan tersebut dan menjadi korban bersuara.
Sejumlah netizen mengaku pernah menjadi korban dan hal tersebut dituangkan dalam kolom komentar postingan Instagram.
Merespon hal tersebut Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Sumsel dr Abla Ghanie mengatakan, tindakan tidak terpuji yang dilakukan oleh dr Ys tak bisa disamaratakan dengan konsulen dan dokter senior lainnya.
"Perundungan adalah perlakuan yang tidak menyenangkan. Tentunya masing-masing orang menanggapinya beda-beda. Kalau ada oknum yang nyeleneh ya jangan dipukulratakan," ujar dr Abla kepada Tribunsumsel.com, Sabtu (26/4/2025).
Menurutnya jika ada perundungan uang dilaporkan harus dipastikan terlebih dahulu, tidak langsung menuduh dan membuat persepsi bahwa residen senior berperilaku sama.
"Kalau ada keluhan perundungankan harus diteliti dengan baik, tidak asal menuduh. Tidak semua residen senior merundung juniornya," katanya.
Baca juga: Hasil Investigasi Kelar, Ternyata Ada 7 PPDS Jadi Korban Bullying Ys, Dokter Konsulen RSMH Palembang
Baca juga: Sosok YS Oknum Konsulen RSMH Tendang Alat Vital PPDS Unsri, Pernah 2 Kali Disanksi Karena Kekerasan
Untuk mengantisipasi perundungan ataupun kekerasan terjadi di kalangan residen.
IDI Sumsel selalu secara rutin membina anggotanya untuk menjauhi pelanggaran kode etik yang dijunjung tinggi.
"IDI selalu secara rutin membina anggotanya untuk berlaku profesional. Sesuai kode etik yang dijunjung tinggi. Kalau ada oknum yang nyeleneh ya jangan disamakan. Di pendidikan FK dan RSMH sudah ada tim anti perundungan. Jadi antispasi sudah dilakukan di semua sektor," tegasnya.
Kendati demikian, ia mengakui sekolah spesialis memanglah berat sehingga beberapa peserta PPDS yang belum siap secara keseluruhan.
"Mungkin yang tidak siap untuk jadi PPDS. Kan sekolah spesialis memang berat, pasien banyak, apalagi kalo jumlah PPDS sedikit. Kalau ada yang coment macem-macem kan harus diteliti dengan baik. Jangan karena nila setitik rusak susu sebelanga," tandasnya.
Mengenai update perkembangan tindaklanjut dari Kementerian Kesehatan tentang kasus dr Ys, Dirut Rumah Sakit Umum Pusat Muhammad Hoesin, dr Siti Khalimah mengatakan saat ini kajiannya masih berproses.
"Belum, tim sedang bekerja untuk melakukan kajian untuk kemudian diserahkan ke Kemenkes. Tapi pengkajiannya masih proses," katanya.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com
Hasil Investigasi Kelar, Ternyata Ada 7 PPDS Jadi Korban Bullying Ys, Dokter Konsulen RSMH Palembang |
![]() |
---|
Sosok YS Oknum Konsulen RSMH Tendang Alat Vital PPDS Unsri, Pernah 2 Kali Disanksi Karena Kekerasan |
![]() |
---|
Status Dosen Klinis Dokter Konsulen RSMH Palembang Terancam Dicabut Usai Tendang Alat Vital PPDS |
![]() |
---|
Tabiat YS, Dokter Konsulen RSMH Tendang Alat Vital PPDS Unsri: Emosional, Tak Segan Lakukan Bullying |
![]() |
---|
BREAKING NEWS: Oknum Dokter Konsulen RSMH Tendang Alat Vital PPDS Hingga Pendarahan Dinonaktifkan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.