Tagihan Listrik Rp12 Juta di Jombang

Awal Mula Masruroh, Penjual Gorengan di Jombang Terima Tagihan Rp12,7 Juta dan Dituduh Curi Listrik

Masruroh penjual gorengan di Jombang terpaksa merelakan diputus jaringan listrik ke rumahnya yang telah tersambung sejak 1978 usai ditagih Rp12,7 juta

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
KOMPAS.COM/MOH. SYAFIÍ
PENJUAL GORENGAN DITAGIH LISTRIK- Masruroh (kiri), penjual gorengan asal Dusun Blimbing, Desa Kwaron, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, saat ditemui di rumahnya, Jumat (25/4/2025) malam. Masruroh penjual gorengan di Jombang terpaksa merelakan diputus jaringan listrik ke rumahnya yang telah tersambung sejak 1978 usai ditagih Rp12,7 juta 

TRIBUNSUMSEL.COM - Nasib pilu menimpa Masruroh, penjual gorengan asal Dusun Blimbing, Desa Kwaron, Kecamatan Diwek, Jombang, tiba-tiba menerima tagihan listrik dari PLN mencapai Rp 12,7 juta. 

Tidak hanya itu, PLN menuduh Masruroh mencuri listrik sejak tahun 2022. 

Tagihan itu ia ketahui melalui pesan WhatsApp yang masuk ke ponselnya.

Baca juga: Masruroh Kaget Ditagih PLN Rp12,7 Juta, Penjual Gorengan di Jombang Itu Juga Dituduh Curi Listrik

TAGIHAN LISTRIK PLN - Masruroh saat ditemui awak media di kediamannya di Dusun Blimbing, Desa Kwaron, Kecamatan Diwek, Jombang, Jawa Timur pada Kamis (24/4/2025). Janda penjual gorengan ini kaget saat menerima tagihan listrik yang capai Rp 12,7 juta dan dituduh mencuri listrik.
TAGIHAN LISTRIK PLN - Masruroh saat ditemui awak media di kediamannya di Dusun Blimbing, Desa Kwaron, Kecamatan Diwek, Jombang, Jawa Timur pada Kamis (24/4/2025). Janda penjual gorengan ini kaget saat menerima tagihan listrik yang capai Rp 12,7 juta dan dituduh mencuri listrik. (anggit puji widodo/surya.co.id)

Masruroh yang dalam kesehariannya tinggal sendiri itu mengaku tidak mengetahui kenapa bisa mendapat tagihan listrik PLN mencapai belasan juta. 

Terlebih, nama dalam tagihan tersebut merupakan mendiang ayahnya, yakni Naif Usman yang sudah wafat sejak tahun 1992.

Karena tak sanggup membayar, Masruroh pun terpaksa merelakan diputusnya jaringan listrik ke rumahnya yang telah tersambung sejak 1978.

Masruroh mengungkapkan, jaringan listrik tersambung ke rumahnya sejak masa-masa awal masuknya jaringan listrik ke desa-desa.

"Seingat saya, ayah pasang listrik waktu saya masih SMP. Awal-awal ada listrik,” kata Masruroh, saat ditemui di rumahnya, Jumat (25/4/2025) malam. 
 
Daya listrik di rumahnya pada awalnya memiliki daya sebesar 450 watt yang kemudian diperbesar menjadi 900 watt.

Pada perkembangan selanjutnya, almarhum suaminya mengajukan penambahan daya listrik menjadi 1.300 watt.

Sepeninggal sang suami pada 2014, Masruroh baru mengetahui jika daya listrik yang tersambung ke rumahnya sebesar 2.200 watt.

Selepas sang suami meninggal dunia, Masruroh membagi rumahnya menjadi 4 bagian untuk disewakan.

Uang sewa digunakan untuk biaya hidup, serta merawat dan membiayai sekolah seorang anak perempuan.

Sebanyak 3 bagian ditempati oleh keluarga penyewa, sedangkan ia bersama putrinya menempati bagian belakang.

Tahun 2022 Dituduh Mencuri

Masalah listrik di rumahnya mulai muncul pada tahun 2022. 

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved