Berita Viral

Apa Itu GRIB Jaya, Drama Perseteruan antara Dedi Mulyadi dan Ormas GRIB Jaya

GRIB Jaya sedang ramai jadi diperbincangan setelah anggotanya diduga terlibat dalam aksi pembakaran mobil polisi.

Editor: Abu Hurairah
gribjayajateng.org
LOGO GRIB JAYA - Tangkap layar logo GRIB Jaya yang diambil dari website gribjayajateng.org pada Kamis (24/4/2025). Apa Itu GRIB Jaya, tujuan dan fungsi dalam organisasi masyarakat. 

TRIBUNSUMSEL.COM - GRIB Jaya sedang ramai jadi diperbincangan setelah anggotanya diduga terlibat dalam aksi pembakaran mobil polisi.

Terkait hal itu, muncul drama perseteruan antara Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi dan GRIB Jaya.

Dedi melontarkan pernyataan dan rencana pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Antipremanisme di wilayah Jawa Barat.
 
Ormas GRIB Jaya Jabar merasa tersinggung dengan ucapan Dedi Mulyadi yang menyebutkan bahwa ormas hingga LSM kerap melakukan intimidasi terhadap masyarakat.

Hingga akhirnya GRIB Jaya Jabar mendukung kebijakan berantas premanisme.

Mungkin tak sedikit orang yang tahu dan membuat masyarakat bertanya mengenai apa itu GRIB Jaya? tujuan dan fungsi.

Apa itu ormas GRIB?

GRIB adalah singkatan dari Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu sebuah organisasi masyarakat yang dibentuk oleh Rosario de Marshall atau Hercules pada 2011.

Hercules sendiri adalah mantan preman yang berkuasa di Tanah Abang pada 1980-an yang kisahnya cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia dan kini beralih profesi sebagai pebisnis.

Sampai saat ini, Hercules juga masih menduduki kursi Ketua Umum DPP GRIB.

Dilansir dari laman GRIB Jaya Jateng, organisasi ini dibentuk untuk membangun demokrasi yang sehat dengan muatan nilai kejujuran, keadilan, dan partisipatif.

GRIB juga bekerja sama dengan stake holder dalam menjalankan fungsi organisasi dan kritis mengawal proses penyelenggaraan serta pelaksanaan pemilu.

Organisasi ini memiliki banyak anggota yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Selain itu, GRIB kritis dalam mengawal proses penyelenggaraan serta pelaksanaan Pemilihan Umum yang bersih dan berkualitas.

GRIB mengklaim bahwa tidak akan ragu untuk mengeluarkan anggotanya yang kedapatan menarik pungutan liar (pungli) kepada para pedagang.

Pembakaran 3 Mobil Polisi Melibatkan Anggota GRIB Jaya 

Insiden 3 mobil polisi dibakar massa saat penangkapan ketua ormas GRIB Jaya Jabar di Depok, Jumat (18/4/2025)

Aksi anarkis itu dilakukan sekelompok anggota Ormas GRIB JAYA

Mobil tersebut dibakar anggota ormas merespon penangkapan ketua ranting GRIB Jaya Cimanggis Depok.

Selain itu, seorang anggota kepolisian juga dikabarkan luka-luka akibat pengepungan yang terjadi saat polisi berusaha menangkap TS.

Namun polisi yang kalah jumlah dalam penangkapan tersebut terpaksa mundur dari lokasi.

Akibatnya tiga mobil milik aparat dibakar.

DPP GRIB Jaya Dukung Deddy Mulyadi Berantas Premanisme

Sekretaris Jenderal DPP GRIB Jaya, Zulfikar menegaskan bahwa Gubernur Jawa Barat, Dedy Mulyadi merupakan sosok yang didukung oleh Partai Gerindra dan juga oleh organisasi GRIB Jaya

Zulfikar menyampaikan bahwa Dedy Mulyadi adalah bagian dari keluarga besar GRIB Jaya, seorang teman, dan merupakan pilihan Presiden Prabowo Subianto.

"Perintah ketua umum kepada saya bahwa Gubernur Jawa Barat Kang Dedy Mulyadi adalah gubernur yang didukung Partai Gerindra dan didukung juga oleh organisasi GRIB Jaya. Artinya, Kang Dedy Mulyadi adalah bagian dari kita, adalah teman kita, adalah orang pilihan presiden kita," ujar Zulfikar di Jakarta, Rabu (23/4/2025), melansir dari Tribunnews.

Menindaklanjuti hal tersebut, GRIB Jaya menginstruksikan seluruh anggota dan para ketua di tingkat provinsi Jawa Barat untuk memberikan dukungan penuh terhadap program-program yang dijalankan oleh Gubernur Jawa Barat. 

Dewan Pimpinan Pusat (DPP) GRIB Jaya secara resmi juga menyatakan dukungannya terhadap langkah-langkah yang diambil oleh Gubernur Jawa Barat, terutama dalam upaya memberantas premanisme di wilayahnya.

"Untuk itu, kami meminta semua anggota, para ketua di Provinsi Jawa Barat untuk mendukung program-program yang dijalankan oleh gubernur jawa barat. Dewan pimpinan pusat juga mendukung langkah-langkah yang diambil oleh Gubernur Jawa Barat khususnya terkait pemberantasan premanisme," tegas Zulfikar.

Lebih lanjut, Zulfikar menyampaikan pesan dukungan langsung kepada Gubernur Dedy Mulyadi. 

"Jadi GRIB Jaya mendukung langkah gubernur. Pak Gubernur kami mendukung Anda," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, GRIB Jaya juga memberikan saran kepada Gubernur Dedy Mulyadi untuk merangkul seluruh organisasi kemasyarakatan (ormas) dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang ada di Jawa Barat. 

GRIB Jaya menilai bahwa ormas dan LSM tersebut juga merupakan bagian dari rakyat dan "anak-anak" dari Gubernur Jawa Barat.

"Izin pak gubernur, pak gubernur tolong rangkul semua organisasi kemasyaraakatan, para LSM yang ada di jawa barat. Toh mereka juga rakyatnya gubernur, anak-anaknya pak gubernur. Panggil mereka, ajak mereka bersama-sama untuk mendukung kebijakan-kebjakan pak gubernur khususnya dalam memberantas premanisme di jawa barat yang mana banyak disusupi oleh oknum-oknum yang memakai baju-baju ormas," terangnya..

Sempat Tantang Dedi Mulyadi

Sebelumnya, Ketua DPD GRIB Jaya Jawa Barat Gabryel Alexander Etwiorry memprotes rencana Dedi Mulyadi membentuk Satgas Antipremanisme sebagai respons terhadap maraknya aksi premanisme dan intimidasi oleh sejumlah ormas atau LSM, termasuk pungli dan permintaan THR yang kerap viral.

Melalui kanal YouTube Titik Temu Podcast, Gabryel menantang Dedi untuk berdiskusi terbuka soal kebijakan tersebut.

“Saya sampaikan di sini, saya tantang terbuka untuk diskusi aktif. Ayo, kita ngobrol jadi jangan supaya masyarakat itu menstigma ormas seakan-akan (buruk), kenapa? Statement Bapak (Dedi) itu bagi kami menyesatkan, Pak,” ujar Gabryel dalam podcast yang tayang Sabtu (12/4/2025).

Tak hanya tantangan, Gabryel juga mengundang Dedi datang langsung ke kantornya untuk berdialog. Ia menyatakan ingin memahami lebih jauh definisi premanisme yang dimaksud Dedi.

“Saya ingin belajar dari Bapak, saya ingin tahu pemahaman preman itu yang kayak gimana.

"Saya sampai hari ini belum paham, Pak, preman itu kayak gimana,” ujarnya.

Lebih lanjut, Gabryel memberi saran agar pemberantasan premanisme tak hanya menyasar ormas, tapi juga merambah birokrasi pemerintahan.

“Kami pun kalau memang gubernur membentuk satgas premanisme, hari ini tolong bersih-bersih itu jangan keluar dulu, ke dalam dulu,” kata Gabryel. 

Menurutnya, praktik premanisme juga bisa ditemukan di lingkungan birokrasi.

Ia menegaskan bahwa pihaknya juga akan membentuk satgas serupa untuk menindak tegas oknum aparat yang bertindak semena-mena. 

“Karena kami di GRIB juga akan membentuk satgas untuk memberantas premanisme di birokrasi. Jadi birokrat ini semuanya benar."

"Bupati, gubernur enggak semuanya bener, jadi jangan seakan-akan selama ini oknum preman itu adanya cuma di ormas,” pungkasnya.

Dedi Mulyadi Ogah Ladeni

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengungkap alasannya ogah meladeni tantangan Ketua DPD GRIB Jaya Jawa Barat, Gabryel Alexander Etwiorry.

Dedi Mulyadi mengaku lebih memilih fokus bekerja untuk rakyat.

Ia mengaku saat ini dirinya fokus bekerja untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi oleh masyarakat Jabar.

"Rakyat Jawa Barat itu banyak. Tugas saya hari ini adalah bekerja untuk rakyat. Kalau setiap orang harus ditangani satu-satu, habis energi kita untuk meladeni orang ngomong," ujar Dedi di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (19/4/2025), melansir dari Kompas.com.

Dia menyebut, tugasnya saat ini adalah bagaimana menyelesaikan masalah yang dihadapi rakyat serta menjamin kesejahteraan mereka agar tidak mengalami kesulitan.

"Tugas kita ini adalah mewujudkan apa yang menjadi mimpi rakyat," katanya.

Dedi menambahkan, dia tidak ambil pusing atas berbagai tudingan di media sosial terkait dengan kinerja serta kebijakannya.

Hal tersebut biar masyarakat yang menilai langsung. 

"Kalau ada orang yang mengajak berbagai hal di media sosial, yang melayani-nya cukup netizen, enggak usah saya," katanya.

Dedi Mulyadi Tak Berani Bubarkan Pilih Pembinaan

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi akhirnya buka suara mengenai keresahan masyarakat terhadap keberadaan organisasi masyarakat (ormas) yang dianggap meresahkan.

Salah satu yang menjadi sorotan adalah ormas Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB), menyusul insiden pembakaran mobil polisi oleh salah satu ketuanya di Depok.

Menanggapi desakan pembubaran ormas, Dedi menegaskan bahwa tindakan premanisme harus dibedakan antara individu pelaku dan lembaga ormas itu sendiri.

“Pertama kita ini kan berbicara persoalan premanisme, kita bicara premanismenya, bukan kelembagaannya,” ujarnya melalui unggahan media sosial, Rabu (23/4/2025). 

Menurut Dedi, tidak adil untuk memberikan sanksi kelembagaan kepada sebuah ormas jika pelanggaran hukum dilakukan oleh individu. Ia mencontohkan, ketika seorang pegawai dinas melakukan pelanggaran hukum, dinas tersebut tidak serta merta dibubarkan.

“Pertama, kan tindakan itu sifatnya perorangan, bukan kelembagaan. Karena tindakan itu adalah sifatnya perorangan, maka hukumnya menjadi hukum perorangan, bukan hukum kelembagaan,” lanjutnya.

Ia menambahkan, selama tindakan melawan hukum dilakukan secara individu, maka tanggung jawab hukum juga bersifat individual. 

“Tidak berarti dinasnya dibubarkan, kita bicara itu dulu, kecuali dinas itu sudah menyatakan diri, kan itu berbeda.” 

Dedi menyatakan bahwa pendekatan persuasif menjadi solusi yang akan ditempuh Pemprov Jawa Barat.

Ormas-ormas akan diajak berdialog mengenai tujuan awal pendirian mereka dan diarahkan kembali ke misi sosial yang konstruktif. “Ya ke depannya paling diajak bicara, semua kelembagaan.

Tujuannya ormas itu kan mengkonsolidasi dan mengorganisir orang untuk memiliki tujuan dan visi yang sama. Pasti tujuan dan visinya baik, di AD/ART-nya juga baik," ujarnya.

Ia menekankan pentingnya pembinaan dan pengawasan dari dalam tubuh ormas itu sendiri. Menurut Dedi, pimpinan ormas bertanggung jawab untuk menindak tegas anggota yang terlibat premanisme.

“Kalau anggota-anggotanya dinilai melakukan aksi premanisme, atau mengatasnamakan lembaganya, melakukan tindakan-tindakan melawan hukum, maka pimpinan organisasinya harus segera melakukan pemberhentian, pemecatan dan pembekuan kelembagaan,” jelasnya. 

Artikel ini diolah dari https://surabaya.tribunnews.com/ , https://jabar.tribunnews.com/ dan https://www.kompas.com/

Baca juga: Alasan Dedi Mulyadi Tak Berani Bubarkan Ormas Grib Jaya Ditengah Insiden Pembakaran Mobil Polisi

Baca juga: VIDEO Klarifikasi GRIB Jaya Sebut Pembakar Mobil Polisi di Depok Bukan Anggota, Dukung Dedi Mulyadi

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved