Berita Musi Rawas
Kisah Lansia 98 Tahun Asal Jatim Bertahun-tahun Terlantar di Musi Rawas, Kini Dirujuk ke Panti Jompo
Mbah Kayupi, pria berusia 98 tahun, akhirnya bersedia dirujuk ke Panti Sosial Harapan Kita di Desa G1 Mataram Kecamatan Tugumulyo, Musi Rawas.
Penulis: Eko Mustiawan | Editor: Shinta Dwi Anggraini
TRIBUNSUMSEL.COM, MUSI RAWAS -- Mbah Kayupi, pria berusia 98 tahun, akhirnya bersedia dirujuk ke Panti Sosial Harapan Kita di Desa G1 Mataram Kecamatan Tugumulyo, Musi Rawas.
Kakek kelahiran 1 Juli 1927 asal Malang, Jawa Timur tersebut, sempat terlantar puluhan tahun di Kabupaten Musi Rawas dan hidup bergantung pada orang lain.
Sebelum dirujuk, Mbah Kayupi sendiri hidup seorang diri dengan berpindah-pindah di setiap rumah kosong yang ada di Kelurahan Sumbar Harta Kecamatan Sumber Harta, Musi Rawas.
Karena usianya yang sudah lanjut dan kakinya yang cacat, membuatnya tak bisa lagi beraktivitas.
Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Mbah Kayupi hanya bergantung pada pemberian orang.
Meski kerap menerima bantuan baik dari pemerintah maupun masyarakat setempat, namun karena hidup sebatang kara, kondisinya pun tidak terkendali.
Apalagi, sebelum bersedia dirujuk ke Panti Sosial Harapan Kita di Desa G1 Mataram, kondisi Mbah Kayupi juga sempat drop atau sakit dan nyaris tidak diketahui oleh warga.
Pendamping PKH Sumber Harta, Elvintra menceritakan awal mula Mbah Kayupi bisa terlantar di Kabupaten Musi Rawas bertahun-tahun dan bergantung hidup kepada orang lain.
Dikatakan Elvintra, berdasarkan cerita, waktu kecil (usia di bawah 5 tahun) Mbah Kayupi sudah dititipkan di Panti Asuhan di Malang oleh orangtuanya.
“Namun, sejak dititipkan di panti asuhan itu, orang tuanya tak pernah menjenguknya sekalipun,” kata Elvintra kepada Sripoku.com
Kemudian, pada saat usianya menjelang dewasa, Mbah Kayupi kabur dari Panti Asuhan dan pergi ke Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), atau tepatnya ke Kabupaten Lahat.
“Pertama kabur dari Panti Asuhan, Mbah Kayupi ini ke Lahat. Itulah awal mulanya Mbah Kayupi bisa sampai ke Musi Rawas,” ucapnya.
Pada saat Mbah Kayupi di Lahat, ada warga Kecamatan Tugumulyo yang kebetulan memiliki keluarga di Lahat, sedang dalam perjalanan ke Lahat dan bertemu Mbah Kayupi.
"Lahirnya, Mbah Kayupi ini ikutlah warga Tugumulyo, Musi Rawas itu pulang. Waktu usianya masih muda. Jadi di Musi Rawas ini, Mbah Kayupi tidak ada keluarga satupun," jelasnya.
Ketika ikut warga ke Tugumulyo, Mbah Kayupi pun diberikan pekerjaan dengan mengurusi kolam ikan milik warga Tugumulyo.
Hanya saja, hasil jeri payahnya tersebut, hanya habis untuk makan sehari-hari.
"Dia ikut orang Tugumulyo itu dari usianya masih remaja sampai tua. Dia bekerja cuman jaga kolam ikan," katanya.
Setelah dari Kecamatan Tugumulyo, Musi Rawas, kemudian Mbah Kayupi ikut warga ke Kelurahan Sumber Harta, dan bekerja di proyek bangunan.
Hanya saja, saat itu kerja Mbah Kayupi tidak maksimal, karena keterbatasan fisik. Sebab kaki sebelah kiri pernah patah.
“Waktu ke Sumber Harta usianya sudah 50 tahun, kaki yang patah Mbah Kayupi juga ditabrak motor, sehingga patah lagi,” ucapnya.
Saat di Kelurahan Sumber Harta, Mbah Kayupi tinggal di rumah kosong dengan berpindah-pindah.
Sehingga, dengan kondisi tersebut, banyak warga yang iba.
“Banyak warga yang memberikan bantuan, sampai akhirnya kaki Mbah Kayupi ini kembali sembuh. Namun, Mbah Kayupi tidak bisa beraktivitas karena usianya yang semakin tua,” ucapnya.
Mbah Kayupi pun kemudian dilaporkan ke Dinas Sosial (Dinsos) Musi Rawas agar mendapat perhatian khusus.
Hingga akhirnya, Mbah Kayupi mendapat bantuan berupa sembako dan perlengkapan hidup lainnya seperti kasur dan lainnya.
"Saat itu, Mbah Kayupi masih bisa masak sendiri. Beberapa kali warga dan pihak Dinsos ini membujuknya agar dia mau dibawa ke celana dalam, namun dia selalu nolak dan pilih hidup sendiri," ungkapnya.
Karena hidup di rumah kosong, kondisinya pun sempat drop dan nyaris tidak diketahui oleh warga.
Sehingga, beberapa hari Mbah Kayupi diberikan tempat tinggal oleh seorang warga.
“Nah saat ikut warga ini, lalu Mbah Kayupi ini dirayu, sampai akhirnya mau dibawa ke panti jompo, agar kondisinya akan terkontrol,” tegasnya.
Setelah itu, dia bersama warga lainnya, kemudian melakukan koordinasi ke pihak Dinsos Musi Rawas dan Lurah, dan mereka pun memberikan rekomendasi untuk Mbah Kayupi.
“Setelah mau diajak ke panti jompo, saya langsung bergerak cepat meminta rekomendasi ke Dinsos dan Lurah dan setelah selesai langsung kami antarkan ke Panti Jompo di Desa Mataram,” tutupnya.
Baca artikel menarik lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel
Tak Masuk Usulan PPPK Paruh Waktu, Honorer Non Database di Musi Rawas Bakal Diajak Temui KemenPANRB |
![]() |
---|
Tak Masuk Usulan PPPK Paruh Waktu, Puluhan Honorer Non Database Ngadu ke DPRD Musi Rawas |
![]() |
---|
Masa Jabatan Habis, 13 Kades di Musi Rawas Bakal Menjabat Lagi Hingga 2 Tahun Ke Depan |
![]() |
---|
2.300 Honorer di Musi Rawas Jadi Prioritas Pengusulan PPPK Paruh Waktu, Non Prioritas Ada 800 Orang |
![]() |
---|
Baterai dan Panel Surya Alat Pengamatan Hujan Milik BMKG di Musi Rawas Dicuri, Penting Pantau Banjir |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.