Berita Viral

Ditanyai Dedi Mulyadi, Nandar Pengurus KKSU Kuak Sosok Perintah Sunat Uang Kompensasi Sopir Angkot

Nandar Tayana, pengurus Kelompok Koperasi Serba Usaha (KKSU) Cisarua, Kabupaten Bogor uka suara usai disebut sunat uang kompensasi sopir angkot

Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Moch Krisna
Tangkapan layar Youtube KANG DEDI MULYADI CHANNEL
PENGURUS KKSU TEMUI DEDI MULYADI - Nandar Tayana, pengurus Kelompok Koperasi Serba Usaha (KKSU) Cisarua, Kabupaten Bogor uka suara usai disebut sunat uang kompensasi sopir angkot puncak Bogor. 

"Waktu itu katanya kalau bisa sampai Rp200 ribu," jelas Nandar.

"Itu yang kerja bapak, tapi yang minta uang koordinasi bapak Hariyadi," kata Dedi.

Sebelumnya, Nandar Tayana tengah menjadi sorotan viral di media sosial setelah diduga menyunat uang kompensasi sopir angkot dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di Kabupaten Bogor.

Dugaan tersebut muncul setelah salah seorang sopir angkot bernama Emen menyebut nama Nandar ketika dihubungi oleh Dedi Mulyadi.

Emen menyebut, masing-masing sopir angkot seharusnya mendapatkan total bantuan sebesar Rp1,5 juta yang terdiri dari uang tuai Rp1 juta dan sembako senilai Rp500 ribu.

Kendati demikian, uang kompensasi tersebut disunat sebesar Rp200 ribu sehingga sopir angkot hanya menerima Rp800 ribu.

"Kan uang Rp 1 juta ya. Bilangnya yang mungut, keikhlasan. Tapi keikhlasannya ditarget Pak, Rp 200 ribu," tutur Emen di Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel.

Menurut Emen, ada beberapa oknum yang terlibat dalam penyunatan uang kompensasi tersebut. Di situ lah nama Nandar Tayana muncul.

"Kita cuma dipinta Rp 200 ribu, semuanya, kita nyerahin Rp 4 juta. Ketua KKSU yang terima uang, Pak Nandar," ungkapnya.

Nandar Minta Maaf

Sebelumnya, Nandar meminta maaf kepada Dedi Mulyadi setelah adanya laporan mengenai penyunatan uang kompensasi di jalur Puncak tersebut.

"Kami mohon maaf kepada Gubernur Jawa Barat, dan pihak lainnya karena rekan kami mengatasnamakan Dishub terkait pemotongan kompensasi ini," kata Nandar, di Simpang Gadog, Megamendung, kabupaten Bogor, Jumat (4/4/2025), dikutip dari Wartakotalive.

Nandar tidak mengakui bahwa uang yang ia terima itu hasil pungutan. Menurut dia, itu adalah sukarela dari sopir angkot.

"Sebenarnya itu bukan pungutan, tetapi keikhlasan dari masing-masing sopir memberikan uang secara sukarela kepada KKSU," kata Nandar.

"Ada yang memberi Rp 50 ribu, Rp 100 ribu, hingga Rp 200 ribu," jelas Nandar.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved