Seputar Islam
Puasa Syawal atau Bayar Utang Puasa Dulu, Atau Bolehkah Niat Puasanya Digabung dengan Puasa Syawal?
Ibnu Hajar al Haitamiy bacaan niat puasa syawal dan mengganti puasa Ramadan dapat digabung sekaligus tanpa mengurangi pahala keduanya.
Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
TRIBUNSUMSEL.COM — Sering timbul di masyarakat pertanyaannya mana yang didahulukan,
puasa qadha Ramadhan atau puasa syawal? dan apakah pelaksanaan puasa Syawal sekaligus utang puasa boleh digabung?
Ada perbedaan pendapat mengenai permasalahan ini di kalangan ulama mazhab Syafii.
Dikutip dari laman nu.or.id
Pendapat pertama, Ibnu Hajar al Haitamiy dan Syekh Ar Ramli dalam Kitab I’anatut Thalibin menjelaskan, bacaan niat puasa syawal dan mengganti puasa Ramadan dapat digabung sekaligus tanpa mengurangi pahala keduanya.
“Pendapat yang memiliki wajah penyengajaan dalam niat adalah adanya puasa di dalamnya maka sama seperti salat tahiyat masjid. Bila diniati kesunahan keduanya juga mendapatkan pahala, bila tidak diniati maka gugur tuntutannya,” bunyi keterangan Ar Ramli dikutip dari Naungan Bulan Kemuliaan: Fikih Ramadan 4 Mazhab oleh Gus Arifin.
Sementara itu, Abu Makhramah dalam Bughyah al Mustarsyidin berpendapat sebaliknya.
Pendapat kedua, Pendapatnya sejalan dengan Al Mashudi yang berkeyakinan bahwa niat yang digabung bersamaan akan menggugurkan pahala dari puasa yang dilakukan.
Untuk itu, dikutip dari Step By Step Fiqih Puasa Edisi Revisi oleh Agus Arifin. Abu Makhramah lebih menganjurkan untuk mendahulukan puasa yang sifatnya wajib yakni, mengganti puasa Ramadhan terlebih dahulu baru kemudian puasa Syawal sebanyak 6 hari.
Mengganti puasa Ramadhan yang ditinggalkan atau puasa qadha Ramadhan merupakan kewajiban bagi umat Islam, atau dapat menggantinya dengan fidyah.
Utamanya bagi mereka yang harus meninggalkan puasa Ramadhan akibat kondisi syar’i tertentu seperti dijelaskan surah Al Baqarah ayat 184,
أَيَّامًا مَّعْدُودَٰتٍ ۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى ٱلَّذِينَ يُطِيقُونَهُۥ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهُۥ ۚ وَأَن تَصُومُوا۟ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
Artinya:
“(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.
Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”
Puasa qadha Ramadhan tidak ada ketentuan kapan dilakukan. Tapi seyogyanya sebelum tiba Ramadhan di tahun depan.
Puasa Syawal atau Bayar Utang Puasa Dulu
puasa syawal harus bayar utang puasa dulu
Bolehkah Niat Puasa Syawal Digabung dengan Puasa q
Niat Puasa Sunnah di Bulan Syawal
Niat Puasa Syawal 2025
Niat Puasa Qadha Ramadhan di Bulan Syawal
Tribunsumsel.com
Tribunnews.com
Teks Doa Sebelum dan Sesudah Baca Al Quran, Lengkap Tulisan Latin Serta Artinya |
![]() |
---|
Bacaan Doa Ketenangan Hati Serta Pikiran, Lengkap Tulisan Arab, Latin dan Artinya |
![]() |
---|
Bacaan Doa Pagi dan Sore Hari untuk Dirutinkan Setiap Hari, Tulisan Arab, Latin, dan Arti |
![]() |
---|
8 Contoh Kalimat Berita Duka dan Ucapan Duka Cita Islam untuk Orang yang Meninggal Dunia |
![]() |
---|
Doa untuk Jenazah Wanita Versi Pendek dan Panjang, Allahummaghfirlaha Warhamha Waafiha Wafuanha |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.