Lebaran 2025

Dalil tentang Sedih atau Gembira Saat Ramadhan akan Pergi dan Menyambut 1 Syawal Hari Idul Fitri

Kita tidak perlu sedih meninggalkan Ramadhan kita harus bahagia di Idul Fitri. Berdoalah semoga Ramadhan tahun depan kita dipertemukan lagi

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
TRIBUNSUMSEL.COM
HARI IDUL FITRI -- Ilustrasi tentang dalil sedih atau gembira saat Ramadhan akan Pergi dan Menyambut 1 Syawal Hari Idul Fitri. 

Hilal yang pertama adalah hilal Ramadhan, kita diperintahkan untuk memulai bulan Ramadhan sesuai aturan berpuasa di bulan Ramadhan, yakni setelah salat subuh.

Kemudian ketika kita sudah mengakhiri bulan Ramadhan, maka kita diperintahkan untuk berbuka puasa atau iftar setelah melihat hilal bulan Syawal.

Di situlah kebahagiaan, ada kewajiban membayar zakat fitrah  sehingga semua bisa bahagia menyambut Idul Fitri.

Kemudian ada takbir, membaca takbir yang menjelaskan atau memperlihatkan syiar Idul Fitri.

Kita tidak perlu sedih meninggalkan Ramadhan kita harus bahagia di Idul Fitri. Berdoalah semoga Ramadhan tahun depan kita dipertemukan lagi dengan Ramadhan penuh berkah.

Dikutip dari NU.or.id 

Dalam salah satu hadits dijelaskan, 

عَنْ أَنَسٍ، قَالَ قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم الْمَدِينَةَ وَلَهُمْ يَوْمَانِ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَقَالَ مَا هَذَانِ الْيَوْمَانِ‏‏‏.‏ قَالُوا كُنَّا نَلْعَبُ فِيهِمَا فِي الْجَاهِلِيَّةِ‏.‏ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏‏إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الأَضْحَى وَيَوْمَ الْفِطْرِ  

Artinya:

 “Diriwayatkan dari sahabat Anas, ia berkata, ‘Sekali waktu Nabi saw datang di Madinah, di sana penduduknya sedang bersuka ria selama dua hari. Lalu Nabi bertanya ‘Hari apakah ini (sehingga penduduk Madinah bersuka ria)?’

Mereka menjawab ‘Dulu semasa zaman jahiliah pada dua hari ini kami selalu bersuka ria.’ Kemudian Rasulullah saw bersabda, ‘Sesungguhnya Allah swt telah menggantikannya dalam Islam dengan dua hari yang lebih baik dan lebih mulia, yaitu hari raya kurban (Idul Adhha) dan hari raya fitri (Idul Fitri)” (HR Abu Dawud).  

Momen Mawas Diri

Hari raya Idul Fitri memang momen kemenangan bagi umat Muslim setelah berjuang tiga puluh hari menjalani puasa, satu bulan melawan hawa nafsu.

Akan tetapi, dengan begitu kita juga harus rela melepas kepergian bulan Ramadhan, bulan mulia yang sudah membersamai kita. Pendek kata, Idul Fitri adalah sebuah simbol kesempurnaan. Jika kesempurnaan telah diraih, maka harus ada yang pergi, yaitu bulan Ramadhan.

Hal yang paling penting, selama 12 bulan menuju Ramadhan tahun depan, kita harus tetap mawas diri. Jiwa atau semangat beramal seperti yang kita lakukan di bulan Ramadhan ini tetap kita jaga, dan menjauhi perbuatan buruk.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved