Seputar Islam

Contoh Teks Khutbah Jumat Bertema Idul Fitri Edisi 28 Maret 2025, Khidmat dan Menyentuh, Ada PDF

Berikut akan disajikan contoh Teks Khutbah Jumat tentang Hari Raya Idul Fitri edisi 28 Maret 2025 penuh Khidmat dan Menyentuh hati, tersedia juga dala

Tribunsumsel.com
ILUSTRASI GAMBAR KHUTBAH JUMAT - Contoh Teks Khutbah Jumat Bertema Idul Fitri Edisi 28 Maret 2025, Khidmat dan Menyentuh, Ada PDF 

1. Keikhlasan

Sikap inilah yang mulai hilang dari umat Islam negeri ini. Kita terlalu sulit mendapatkan orang-orang ikhlas. Padahal ikhlas adalah napas sekaligus tenaga suatu ibadah. Ibadah hanya akan diterima Allah jika dilandasi keikhlasan. Keikhlasan juga menjadi tenaga penguat untuk melakukan kebaikan.

Suatu amal yang tak dilandasi keikhlasan biasanya tak bisa bertahan lama. la akan segera kehilangan tenaga seiring habisnya faktor pendorong amal tersebut. Karenanya, amat berbeda capaian suatu amal yang dimotori oleh sikap ikhlas dengan amal yang dilandasi oleh riya (ingin dilihat orang lain) dan sum'ah (ingin didengar dan diperhatikan orang lain).

Amal yang dilandasi dengan pondasi keikhlasan akan jauh berkualitas dan bermutu. Sebaliknya, pekerjaan yang dilakukan karena "ingin dilihat orang". "Asal Bapak Senang" atau karena ingin dipuji, hasilnya banyak yang tak memuaskan.
Ramadhan mendidik kita menjadi orang yang ikhlas. Sebab, ikhlas inilah yang menyebabkan kita mendapatkan ampunan Allah SWT. Rasulullah SAW sallam bersabda:

من قام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما ما تقدم دم من من من ذنبه ذنبه

Artinya: "Barangsiapa yang melaksanakan shalat di malam ramadhan dengan iman dan keikhlasan, maka akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu." (HR. Muslim).

Keikhlasan dapat memberikan kekuatan rohani. Jiwal orang yang ikhlas tak bisa dikalahkan dengan kekuatan apa. pun. la akan mempunyai benteng pertahanan kokoh dan tak terkalahkan. Apa yang dialami para sahabat saat berperang melawan musuh cukup menjadi bukti. Walaupun juinlah mereka jauh lebih sedikit dibanding lawan, namun kekuatan rohani yang dibentuk oleh keikhlasan, membuat mereka mampu menaklukkan musuh yang berlipat ganda.

Dengan kekuatan tersebut, orang yang berbuat ikhlas mampu melakukan ibadah secara berkesinambungan. Orang yang beramal sebatas untuk mencukupi kebutuhan makannya, akan menghentikannya jika tidak mendapatkan apa yang mengenyangkan perutnya. Orang yang beramal karena mengharap ketenaran atau kedudukan, akan bermalas-malasan jika mengetahui harapannya kandas.

Orang yang beramal lantaran mencari muka di hadapan. pemimpin, akan berhenti jika atasannya dipecat atau meninggal. Sedangkan orang yang beramal karena Allah, tidak akan memutuskan amalnya sampai kapanpun. Sebab yang mendorongnya untuk beramal tak akan pernah punah selamanya.

2. Disiplin

Sikap disiplin bisa kita petik langsung dari ibadah shaum. Meski makanan masih banyak terhidang, perut masih bisa menampung makanan, tapi kalau adzan Shubuh sudah berkumandang, tak satupun dari makanan itu yang berani kita makan. Kita belajar disiplin, tidak berani melanggar. Begitu juga dengan saat berbuka.

Meski perut melilit lapar, kerongkongan kering kehausan, walau waktunya tinggal dua menit dan makanan sudah tersaji, kita takkan memasukkan sedikitpun makanan itu sampai adzan Magrib terdengar. Kita belajar disiplin. Kita "dididik" bagaimana menjadi orang yang taat aturan.

Moral seperti ini seharusnya terus mengalir dalam keseharian kita di berbagai lembaran kehidupan. Sangat disayangkan, akhlak mulia yang menjadi bagian penting dari ajaran Islam ini mulai pudar dalam kehidupan masyarakat kita. Kita sudah terlalu terbiasa melanggar peraturan lalu lintas. Bahkan, ketika melanggar, kita bukannya sadar lalu berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Kita justru merasa bangga telah melanggar peraturan lalu lintas tanpa diketahui aparat.

الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد

Hadirin jamaah shalat 'Ied, rahimakumullah.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved