Seputar Islam

Contoh Teks Khutbah Jumat Bertema Idul Fitri Edisi 28 Maret 2025, Khidmat dan Menyentuh, Ada PDF

Berikut akan disajikan contoh Teks Khutbah Jumat tentang Hari Raya Idul Fitri edisi 28 Maret 2025 penuh Khidmat dan Menyentuh hati, tersedia juga dala

Tribunsumsel.com
ILUSTRASI GAMBAR KHUTBAH JUMAT - Contoh Teks Khutbah Jumat Bertema Idul Fitri Edisi 28 Maret 2025, Khidmat dan Menyentuh, Ada PDF 

Namun hadirin, keadaan seperti ini seharusnya masih membuat kita tetap bersyukur, karena banyak dari saudara-saudara kita yang ternyata merayakan hari besar ini di pengungsian akibat perang, atau di penampungan akibat bencana alam atau jadi korban penggusuran bahkan ada pula yang berada di antara hujanan peluru dan bom yang mengerikan.

Semoga Allah SWT memberikan mereka kekuatan iman dan memberikan jalan. demi cepat berlalunya segala musibah penderitaan ini. Amin ya Robbal 'Alamin.

Hadirin jamaah sholat jumat rahimakumullah.

Jika Ramadhan diibaratkan sebagai sebuah perguruan tinggi, maka pada hari ini kita tak ubahnya para mahasiswa yang sedang merayakan kelulusannya. Di pagi ini, kita seperti mahasiswa yang baru saja merampungkan sejumlah ujian mata kuliah. Hari ini kita diwisuda. Hari ini kita menjadi sarjana-sarjana Ramadhan.

Hari ini kita memang merayakan kemenangan. Tapi tidak semua kita merasakan kemenangan. Tidak semua kita lulus dengan hasil memuaskan. Sungguh, tak semua kita pada hari ini berhak diwisuda.

Masih banyak di antara kita yang belum menyelesaikan shoum-nya dengan berbagai alasan yang tak dibenarkan. syariat. Masih banyak di antara kita yang berpuasa hanya menahan lapar dan dahaga semata. Masih banyak di antara kita yang tidak mempuasakan anggota tubuhnya selain mulut dan kemaluan. Merekalah yang dikhawatirkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sabdanya:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمْ مِنْ صَائِمِ ليسَ لَهُ مِنْ صِيامه إلا الجوع وَكَمْ مِنْ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إِلَّا السَّهَرُ

Artinya: "Dari Abi Hurairah ra berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda; Betapa banyak dari orang-orang yang berpuasa kemudian tidak mendapatkan pahala puasanya kecuali hanya merasakan lapar, dan betapa banyak dari orang-orang yang shalat di malam harinya tidak mendapatkan pahala shalatnya kecuali hanya merasakan lelahnya begadang."

Sejatinya, ketika Ramadhan berlalu, ia akan meninggalkan bekas. Inilah di antara ciri diterimanya sebuah ibadah. Seorang ulama pernah berkata, "Ketaatan itu diterima ketika ia melahirkan ketaatan yang lain."

Jika di antara kita banyak yang telah melakukan ibadah, tapi masih sering bergelimang maksiat, kita harus segera mengoreksi diri. Jangan-jangan ibadah kita hanya sebatas kegiatan rutin di mata manusia dan sia-sia di hadapan Allah.

Sejatinya pula, ibadah membawa perubahan pada tingkah laku kita, pada sikap kita, pada moral kita.

Pertama kali disebarkan dengan moral, bukan dengan jabatan dan harta. Dengan berjuluk al-Amin alias terpercaya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdakwah. Sebab semua perilaku bermuara pada moral, maka rangkaian ibadah semestinya melahirkan moralitas yang baik.

الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد

Hadirin jamaah, rahimakumullah,

Ibadah puasa seharusnya melahirkan serangkaian ketaatan dan moral. Di antara nilai moral yang bisa dilahirkan dari ibadah Ramadhan adalah:

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved