Berita Muba

9 Desa di Lais Muba Banjir, Ketinggian Air di Mencapai 2 M, Warga Diimbau Mengungsi

Saat ini, curah hujan masih turun di sebagian besar wilayah Kabupaten Muba, menyebabkan debit air terus meningkat sekitar 10-20 cm.

Editor: Slamet Teguh
BPBD Muba
BANJIR - Tim BPBD Muba ketika berada di Desa Petaling Kecamatan Lais, Kabupaten Muba yang mengalami musibah banjir, Kamis (13/3/2025). 

TRIBUNSUMSEL.COM, SEKAYU - Bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) terus meluas dan berdampak pada ribuan warga. Salah satu yang terdapampak cukup parah Kecamatan Lais, setidaknya kini telah merendam sembilan desa dengan ketinggian air yang bervariasi antara 35 cm hingga 277 cm akibat luapan sungai dan curah hujan.

Kepala BPBD Muba, H Pathi Riduan mengatakan telah menurunkan tim untuk melakukan kaji cepat dan langkah-langkah penanganan di lokasi terdampak. Tim TRC telah berada pada seluruh kecamatan yang terdampak banjir.

“Sejak banjir mulai terjadi, BPBD bersama tim gabungan dari TNI, Polri, perangkat kecamatan, dan desa terus bekerja di lapangan untuk memastikan keselamatan warga serta memantau perkembangan situasi. Kami telah menginventarisasi kedalaman air, mendata jumlah warga terdampak, dan berkoordinasi dengan aparat setempat guna mempercepat penanganan,” kata Pathi, Kamis (13/3/2025).

Berdasarkan data sementara, sebanyak 4.371 kepala keluarga terdampak di sembilan desa di Kecamatan Lais dengan dampak terparah terjadi di Desa Petaling.

"Di Desa Petaling, ketinggian air di pemukiman mencapai 202 cm, sementara di jalan desa bahkan lebih dalam hingga 272 cm. Ini kondisi yang harus terus kami pantau agar langkah penanganan dapat berjalan optimal,”ungkapnya.

Saat ini, curah hujan masih turun di sebagian besar wilayah Kabupaten Muba, menyebabkan debit air terus meningkat sekitar 10-20 cm dibandingkan hari sebelumnya.

"Kami mengimbau warga untuk tetap waspada dan segera melapor jika terjadi kenaikan air yang dapay membahayakan. Tim kami terus bersiaga di lapangan untuk memberikan bantuan, termasuk persiapan posko dan distribusi logistik bagi warga yang membutuhkan,” tambahnya.

Meskipun sebagian besar warga masih bertahan di rumah masing-masing karena struktur rumah yang berbentuk panggung, BPBD tetap menyiapkan skenario evakuasi jika kondisi semakin memburuk.

"Bagi warga yang rumahnya sudah tidak aman untuk ditinggali, kami menganjurkan agar segera mengungsi ke tempat yang lebih tinggi atau ke rumah kerabat yang lebih aman. Keselamatan masyarakat adalah prioritas utama kami dan segera mengungsi jika membahayakan,"tutupnya.

Siapkan Perahu

Sementara itu, Sungai Musi yang pasang, ditambah lagi dengan hujan deras, membuat air sungai menggenangi sejumlah desa yang ada di pinggiran sungai. Tak terkecuali dengam Desa Rantau Bayur Kecamatan Rantau Bayur yang juga ikut terendam, karena pasangnya air sungai dan curah hujan yang tinggi.

Kades Rantau Bayur Heru Julian HK ketika dikonfirmasi menuturkan, memang sudah beberapa hari ini hujan ditambah lagi air sungai pasang naik ke pemukiman penduduk.

"Sudah naik sekarang airnya. Sepertinya, air akan naik lebih cepat ketimbang tahun sebelumnya. Faktornya, karena pasang air sungai ditambah lagi hujan deras," katanya, Kamis (13/3/2025).

Lanjutnya, memang bagi masyarakat yang rumahnya masih panggung sama sekali tidak berpengaruh dengan naiknya air ke pemukiman. Namun, bagi masyarakat yang rumah bagian bawahnya juga sudah di rombak menjadi rumah, maka akan tergenang air.

Masyatakat takut, bila hujan lebat akan terus terjadi. Bisa-bisa air akan bertambah tinggi dan menggenangi seluruh pemukiman penduduk. Inilah yang dikhawatirkan masyarakat bila air pasang dan merendan seluruh pemukiman.

"Warga sudah siap-siap dengan perahu. Karena, kalau sudah air pasang dan naik memenuhi pemukiman, aktivitas hanya bisa menggunakan perahu," pungkasnya.

Baca juga: 6.428 Hektare Sawah Padi di 10 Kabupaten/Kota di Sumsel Terendam Banjir Tapi Belum Tentu Gagal Panen

Baca juga: 4.371 KK di 9 Desa di Kecamatan Lais Musi Banyuasin Terdampak Banjir Parah

Cuaca Ekstrem Hingga 18 Maret

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumatera Selatan (Sumsel) mengingatkan masyarakat agar waspada dampak cuaca ekstrem yakni hujan deras yang berpotensi banjir karena dibarengi sungai pasang hingga 18 Maret mendatang.

Peringatan dampak cuaca ekstrem itu sendiri sudah dihimbau BMKG dengan mengupdate peringatan dini cuaca berbasis hujan deras yang diprediksi terjadi tiga hari beruntun 12-14 Maret.

Hujan itu diprediksi terjadi di sejumlah daerah di Sumsel termasuk Palembang yang mulai hujan sejak siang hingga malam hari.

Hujan diprediksi terjadi mulai siang hingga sore hari di wilayah OKU, OKU Timur, OKU Selatan, Muara Enim, Empat Lawang, Lahat, Pagar Alam, Lubuk Linggau, Musi Banyuasin, Musi Rawas, Musi Rawas Utara, PALI, Palembang, Prabumulih, Ogan Ilir, Banyuasin dan OKI.

Malam dini hari di wilayah OKU Timur, Musi Rawas, Musi Rawas Utara, Musi Banyuasin, Muara Enim, Lahat, Banyuasin dan Palembang.

Sementara itu besok, Jumat (14/3/2025) hujan diprediksi terjadi mulai siang hingga sore hari di wilayah OKU, OKU Selatan, OKU Timur, Musi Rawas, Pagar Alam, Empat Lawang, Prabumulih dan OKI. Malam dini hari di wilayah Musi Banyuasin, Muara Enim, Palembang, Prabumulih, PALI, Ogan Ilir dan OKI.

Kepala Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Siswanto MSi mengatakan cuaca di Sumsel masih hujan pada Maret berpotensi banjir karena didukung oleh air sungai yang pasang karena bulan purnama juga memberikan andil air sungai pasang maksimum.

Karena saat bulan purnama menyebabkan bulan lebih dekat dengan bumi karena adanya gaya gravitasi dari matahari sehingga membuat air laut atau sungai lebih tinggi atau pasang.

Sedangkan puncak bulan purnama sendiri bakal terjadi pada 14-15 Maret mendatang dan pasca purnama juga cuaca diprediksi masih akan berpotensi ekstrem hingga 18 Maret.

"Air sungai pasang ini terjadi pada saat bulan purnama dan fase bulan baru," kata Kepala Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Siswanto MSi, Kamis (13/3/2025

Karenanya, BMKG menghimbau masyarakat terus waspada terhadap potensi kejadian cuaca ekstrem yang dapat terjadi dalam waktu sepekan mendatang, terutama di daerah-daerah rawan bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, banjir bandang, longsor, banjir genangan maupun potensi angin kencang.

Sebab selama sepekan terakhir ini telah berdampak bencana hidrometeorologi di wilayah Musi Rawas, Muratara, OKU selatan, OKU Muba, Banyuasin, OI dan Palembang.

Sementara itu Walikota Palembang Ratu Dewa mengatakan, menindaklanjuti informasi dari BMKG tersebut maka sejumlah antisipasi harus dilakukan mengatasi potensi banjir.

Dengan menginstruksikan camat, lurah, Dinas PUPR, Dinas Pemadam Kebakaran, dan Badan Penanggulangan Bencana dalam menghadapi cuaca ekstrem ini agar stanby dan memantau wilayah masing-masing mengantisipasi banjir dengan memetakan titik banjir dan memperlancar jalan air.

"Termasuk banjir di Simpang Polda menyebabkan genangan tinggi di pemukiman sekitar, ternyata ada codetan yang harus segera dibangun, saya minta segera dibangun dan proses pengadaan sedang berlangsung," jelasnya.

Ratu Dewa juga memastikan telah memonitor dan memikirkan untuk memfungsikan pompanisasi Sekip Bendung dan pompanisasi portable sekala besar milik Balai Sungai secara maksimal untuk penanganan banjir di Simpang Polda, juga memaksimalkan pompanisasi.

Masyarakat juga diminta aktif mendukung program pemerintah karena peran serta masyarakat sangat dibutuhkan.

Masyarakat perlu diedukasi agar jangan melawan alam yakni jangan buang sampah sembarangan karena bisa menyumbat aliran air dan sungai sehingga air tergenang jadi banjir, warga yang tinggal di tepi sungai diharapkan agar rumah-rumah dibangun panggung dan lebih tinggi dari muka air sungai saat pasang maksimal.

Warga juga diminta jangan menutup jalan air dengan mendirikan rumah atau bangunan di atas jalan air, sungai, atau menimbunnya karena membuat air tergenang tidak bisa mengalir.

Sebagai penanda dan peringatan adanya potensi bencana banjir, maka melalui Dinas Pemadam Kebakaran akan membunyikan sirine. Sirine ini dulunya dipakai di tahun 90-an akan diaktifkan kembali saat cuaca ekstrem dan ada bencana banjir.

Saat ini sirine ini ada di Kantor Walikota Palembang. Meski alatnya ada tapi rusak, ia meminta untuk segera dinormalkan kembali. Termasuk mengaktifkan kembali lampu sorot dari kantor walikota.

"Dulu sirine ini sering berbunyi di jam tertentu seperti jam 6 pagi, jam 12 siang, nah ini saat ada potensi bencana banjir agar diketahui oleh warga," pungkasnya.

Potensi hujan deras di Sumsel

13 Maret

Siang - sore hari di wilayah OKU, OKU Timur, OKU Selatan, Muara Enim, Empat Lawang, Lahat, Pagar Alam, Lubuk Linggau, Musi Banyuasin, Musi Rawas, Musi Rawas Utara, PALI, Palembang, Prabumulih, Ogan Ilir, Banyuasin dan OKI.

Malam hingga dini hari di wilayah OKU Timur, Musi Rawas, Musi Rawas Utara, Musi Banyuasin, Muara Enim, Lahat, Banyuasin dan Palembang.

14 Maret

Siang hingga sore hari di wilayah OKU, OKU Selatan, OKU Timur, Musi Rawas, Pagar Alam, Empat Lawang, Prabumulih dan OKI.

Malam hingga dini hari di wilayah Musi Banyuasin, Muara Enim, Palembang, Prabumulih, PALI, Ogan Ilir dan OKI.

 

 

 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumel.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved