Berita Viral

Pilu, Denny Sumargo Menangis Dengar Perjuangan Fanny Kondoh Hamil Sebelum Papa Udon Meninggal Dunia

Kisah perjuangan Sherly Fanny alias Fanny Kondoh dan papa Udon memiliki anak menyentuh hati Denny Sumargo. beratnya perjuangan Fanny saat merawat papa

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
Youtube CURHAT BANG Denny Sumargo
TANGIS DENNY SUMARGO. Kolase (kiri) Fanny Kondoh Kisah menangis cerita perjuangan kehamilannya. (kanan) Denny Sumargo tak kuasa membendung tangis di podcastnya, Selasa, (18/2/2025). perjuangan Sherly Fanny alias Fanny Kondoh dan papa Udon memiliki anak menyentuh hati Denny Sumargo. beratnya perjuangan Fanny saat merawat papa 

TRIBUNSUMSEL.COM - Kisah perjuangan Sherly Fanny alias Fanny Kondoh dan papa Udon memiliki anak menyentuh hati Denny Sumargo.

Fanny Kondoh dan papa Udon sempat tiga kali gagal saat menjalani program hamil, ditambah lagi sang suami divonis bertahan hidup hanya tinggal enam bulan.
 
Tanpa tahu kepastian Fanny akan hamil atau tidak, suami Fanny bahkan sudah menyiapkan nama untuk buah hati mereka nanti sebelum meninggal dunia.

Baca juga: Cerita di Balik Kehamilan Fanny Kondoh usai Suami Meninggal, Ada Doa Dokter saat Suntik Embrio

 

Kisah tersebut diurai Fanny dalam podcast Denny Sumargo yang tayang pada Selasa, (18/2/2025).

Awalnya, Fanny sempat ragu untuk memiliki anak dengan kondisi mereka saat itu, akhirnya ia menuruti keinginan suaminya.

"Coba bang Densu mikir aku masih muda 29 tahun suami cancer punya anak, sanggup gak aku takut banget," ujar Fanny kepada Denny.

"Tiap bulan mohon-mohon sampai aku akhirnya luluh yaudah nothing to lose transfer aja embrionya pressure ini harus hamil yang penting aku ngelakuin apa yang diminta, siapa tahu kalau hamil, rasa ingin bertahan hidup lebih," ungkap Fanny.

Diungkap Fanny, kondisi sang suami saat itu telah mengidap sakit kanker yang sudah menyebar ke paru-paru, otak dan tulang, dan sampai di kantung kemih.

Di tengah kondisinya yang semakin parah, Papa Udon tetap tak ingin merepotkan sang istri.

"Dia pernah ngompol di kasur terus dia sungkan sama aku soalnya aku harus nyuci bad cover segitu gedenya kena ompolnya dia, dia sampai minta maaf dan terus besoknya coba ke toilet sampai jatuh gara-gara dia gak mau nyusahin aku," ujar Fanny sambil berderai air mata.

"Dan dia masih gak mau nyusahin kamu ya," kata Densu.

"MasyaAllah sabar banget orangnya, intinya dia minta anak " kata Fanny.

Tangis Denny Sumargo pun pecah mendengar beratnya perjuangan Fanny saat merawat papa Udon hingga harus berjuang untuk memiliki anak.

"Haduh bang Densu sampai nangis," ucap Fanny melihat Denny Sumargo meneteskan air matanya.

"Kalau suami meninggal bisa embrio transfer enggak? (kata dokter) enggak bisa," kata Fanny. 

"Harus dua-duanya bersama, aturan negara. Meninggal atau cerai (tidak bisa embrio transfer). Makanya aku ngejar waktu," sambungnya kemudian.

Baca juga: Pesan Terakhir Papa Udon Sebelum Meninggal, Punya Anak Agar Jaga Fanny, Temui Keluarga di Jepang

Denny sendiri baru mengetahui peraturan pemerintah terkait masalah transfer embrio.

Seperti diketahui, Densu dan istrinya, Olivia sempat merasakan kegagalan yang sama seperti Fanny sebelum dikaruniai anak.

Denny Sumargo dan Oliv diketahui sempat tiga kali gagal dalam program hamil hingga dikaruniai anak perempuan pada 28 Juli 2024.

Lebih lanjut, meskipun sempat gagal, Fanny kemudian tetap mencoba demi mewujudkan keinginan suaminya, walaupun dengan risiko bahwa kelak dia harus menjalani kehamilan, melahirkan dan membesarkan anak tanpa pasangan.
 
"Dokternya pas embrio transfer bilang 'bismillah semoga kamu gantiin papamu ya jagain mama,'" kenang Fanny sambil menangis.

"Aku di ruang embrio transfer sendiri, suamiku dirawat," sambungnya.
 
Fanny kemudian menceritakan saat-saat terakhir suaminya sambil menangis.

"Ketika dia sakaratul maut, he touch my belly, dia bilang begini, 'Ya Allah lindungilah anak dan istriku. I'm okay if I have to go, but protect my wife and my baby,'" kenangnya sambil menangis.

"Padahal itu baru seminggu embrio transfer kan belum tahu hamil apa enggak," lanjut Fanny sambil menghapus air matanya.

Tanpa tahu kepastian Fanny akan hamil atau tidak, suami Fanny bahkan sudah menyiapkan nama untuk buah hati mereka nanti sebelum meninggal dunia.

"Dia tahu aku akan hamil dan dia sudah prepare nama yang pakai kanjinya apa," ucap Fanny.

"Namanya Kazuki, artinya ketenangan, kebahagiaan buat seluruh orang, di tenganya Musa karena harus ada muslimnya," sambung Fanny sambil menangis.

FANNY KONDOH HAMIL SETELAH SUAMI MENINGGAL - Tangkap layar YouTube Curhat Bang Denny Sumargo, Rabu (19/2/2025). Fanny Kondoh, selebgram dan istri Presdir Marugame Udon ini mengumumkan kehamilan usai sang suami meninggal dunia 2024 lalu.
FANNY KONDOH HAMIL SETELAH SUAMI MENINGGAL - Tangkap layar YouTube Curhat Bang Denny Sumargo, Rabu (19/2/2025). Fanny Kondoh, selebgram dan istri Presdir Marugame Udon ini mengumumkan kehamilan usai sang suami meninggal dunia 2024 lalu. (Tangkap layar YouTube Curhat Bang Denny Sumargo)

Mendengar kabar kehamilan Fanny yang memasuki usia 6 bulan, Denny menyebutnya sebagai suatu keajaiban dari Tuhan.

"Kazuki let me pray for you, ya Tahun terima kasih telah hadir Fanny Kondoh menceritakan sebuah keajaiban yang kau letakkan di dalam rahimnya dengan segala cerita, semoga bayi Kazuki ini lahir untuk mewakilkan apa yang menjadi harapan dari Almarhum papanya dan menjadi harapan ibunya, berkati jalannya dan biarlah kaki-kakinya melangkah dalam perdamaian, hatinya bergembira dan dia akan menjadi pelindung untuk ibunya, saya berdoa Aamiin," kata Denny Sumargo.

Seperti diketahui, kisah cinta Fanny Kondoh dan papa Udon Presdir Marugame Udon dipisahkan maut menyita perhatian publik.
 
Papa Udon meninggal dunia saat Fanny Kondoh tengah mengandung anak pertamanya 4 bulan, pada pada 15 Oktober 2024.

Sebelum meninggal dunia, Papa Udon sempat mengutarkan keinginannya untuk memiliki anak dari Fanny Kondoh.

Papa Udon yakin jika sang istri akan hamil dan berpesan agar sang anak kelak bisa menjadi pelindung bagi Fanny setelah ia tiada.

Sayangnya, papa Udon belum mengetahui kabar bahagia tersebut.
 
Selain itu, sebelum meninggal dunia, kondisinya yang dirawat di Singapura semakin parah dan harus dipulangkan ke Jepang.

Dokter di Singapura mengungkapkan kenyataan pahit bahwa tidak ada obat yang bisa menyembuhkannya.

Papa Udon pun mempertemukan Fanny dengan mantan istri dan ketiga anaknya di Jepang dengan niat membahas soal warisan.

Ia berpesan kepada Fanny agar kelak menghubungi keluarganya yang masih memiliki tiga anak di Jepang.

"Kenapa suami aku mempertemukan aku dengan ez-wifenya niatnya untuk silaturahmi if i die (jika aku mati) kamu butuh klaim uang asuransi dan dokumen kan kamu hubunginya ke aku kalau kamu gak kenal gimana, jadi harus ketemu,

Jadi supaya nanti kalau something happen with me anak-anak tahu harus hubungi siapa," katanya.

Di tengah keputusasaan, dokter akhirnya menemukan bahwa darah Fanny terlalu kental, sehingga janin sulit bertahan. 

Setelah dilakukan perawatan medis, mereka memutuskan untuk melakukan satu kali lagi embrio transfer.

Sekembalinya ke Indonesia, Fanny akhirnya menjalani transfer embrio pada Senin pagi. 

Keesokan harinya, Kondoh masuk rumah sakit dan seminggu kemudian ia wafat.

Baca juga: Kisah Cinta Fanny Kondoh & Papa Udon Berawal dari Jabat Tangan hingga Hamil usai Suami Meninggal

Perjuangan Papa Udon, alias pria yang bernama Hajime Kondoh tersebut berakhir saat dinyatakan meninggal dunia pada 15 Oktober 2024 sekira pukul 23.33 WIB.

"Dan ternyata hamil tapi papa Udon berpulang," katanya.

"Kepulangan yang cukup berat soalnya for say good bye dia harus pakai kursi roda karena dia abis operasi tulang dan gak boleh jalan jauh," katanya.

Kondisi Fanny yang masih hamil muda membuatnya harus mengalami drop hingga muntah-muntah pasca kepergian Papa Udon.

"Aku muntah-muntah syok kan, pertama kali aku melihat seseorang yang meninggal adalah suamiku, padahal aku tidak mau menyaksikan sakaratul maut suamiku, tapi suamiku menglafalkan laillahillah dan hi say i love you, after this dia wafat," katanya dengan suara bertegar.

Bahkan sebelum meninggal, Papa Udon telah menyiapkan nama untuk calon anaknya.

"Dia kasih nama Kazuki artinya ketenangan kebahagiaan untuk banyak orang, ditengah Musa dan dia oke karena harus ada identitas muslim," katanya.

Awal Mula Perkenalan
 
Diceritakan Fanny, ia pertama kali mengenal almarhum sang suami di sebuah restoran Marugame Udon di Semarang.

Saat itu, Fanny bekerja sebagai kasir, sementara Kondoh adalah seorang General Manager yang datang untuk mengawasi pembukaan cabang baru.

Di pertemuan pertamanya keduanya mulai memperkenalkan diri.

Menariknya, Fanny mengaku hatinya sudah merasa yakin bahwa Papa Udon akan menjadi suaminya kelak saat berjabatan tangan.

"Aku tuh gak bisa (bahasa Inggris), halo mister nice to meet you, pas pertama kali shaking hand (jabat tangan) itu akutuh udah batin 'he's gonna be my husband' aku udah batin itu aku udah yakin demi Allah," kata Fanny kepada Denny Sumargo.

Fanny mengaku keyakinan itu dirasakannya lantaran sudah mengalami asam garam percintaan yang kerap gagal.

"Kamu feeling darimana itu," tanya Densu.

"Pada saat itu aku memang lagi capek dengan dunia percintaan ini terus akutuh ngebatin sama Tuhan 'yaAllah akutuh capek kerja pengin dinafkahin aku pengin nikah punya pasangan hidup' dan aku capek miskin, terus dia dateng pegang tangan," bebernya.

Fanny sendiri awalnya tak menyangka jika status Papa Udon sudah menjadi duda memiliki tiga anak di Jepang.

"Saat itu yang dikasih kartu nama dia cuma aku doang, satu outlet gak dikasih," katanya.

Saat itu, Fanny dipromosikan sebagai trainer manager di Jakarta.

"Dibawa ke Jakarta buat jadi trainer terus habis itu ternyata dibawa ke Jakarta dijadiin istri," katanya sambil tertawa.

Berjalannya waktu, hubungan mereka berkembang dari komunikasi jarak jauh hingga akhirnya Hajime Kondoh berniat ingin serius mengajak lamaran.

Baca juga: Curhat Fanny Kondoh Saksikan Detik-detik Papa Udon Meninggal: Ya Allah Lindungilah Anak & Istriku

Ia dengan serius bertemu dengan ibu Fanny di Jawa Timur.

"Desember dia tiba-tiba Line aku bilang 'Fanny i want to go Semarang' oh iya pak nanti aku bilangin manager buat kedatangan bapak, 'no no i want to go Semarang i want to make sure my feeling ke kamu' katanya, ceritanya LDR," ujar Fanny.

"Dia ke Probolinggo rumahku, aku dibeliin cincin pengikat," sambungnya.

Namun, perjalanan mereka tak selalu mudah. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi adalah perbedaan usia 25 tahun dan keyakinan. 

Dengan niat serius, akhirnya memutuskan untuk mualaf setelah mengalami banyak pertimbangan dan pencarian spiritual.

"Persiapan akad itu dia sebetulnya belum mau mualaf, tapi tiba-tiba demam 5 hari di bawa ke rumah sakit masih demam, terus aku bilang "aku ingin kita bukan hanya bersama di dunia ini, tapi di akhirat itu kamu, aku tuh pengin kita Surganya sama,” ujar Fanny kepada suaminya saat itu.

Setelah melalui proses mendalam, Papa Udon akhirnya mengucapkan syahadat dan memeluk Islam dengan keyakinan penuh pada tahun 2017.

"Setelah itu kita akad dalam dia keadaannya sudah mengimani dan beriman Islam," terang Fanny.

Kebahagiaan keduanya rupanya tak berjalan mulus, hingga Kondoh didiagnosa mengidap kanker kantung kemih stadium awal.

Awalnya, dokter memperkirakan usia Kondoh hanya tersisa dua tahun, namun dengan perawatan intensif, ia bertahan hingga lima tahun. 

Dalam kondisi yang semakin menurun, satu hal yang selalu menjadi permintaannya kepada Fanny adalah keinginannya untuk memiliki anak.

Fanny telah mencoba berbagai cara untuk hamil secara alami, namun tak kunjung berhasil. 

Dua kali percobaan program bayi tabung juga belum berhasil.

"Tahun kedua menikah dia minta mau baby, dua kali sempat keguguran program," ujarnya.

"Dia tuh kayak 'aku ingin anak ini untuk melindungi kamu ketika aku gak ada disini lagi'," katanya.

Diketahui Fanny Kondoh merupakan seorang seleb TikTok yang terkenal berbagi sedekah pada para pekerja jalanan.

Konten Fanny Kondoh dimulai sejak 2020.

Tahun di mana Indonesia dilanda pandemi Covid-19.

Masa tersebut membuat Fanny Kondoh berniat menyedekahkan sebagian rejekinya untuk dijadikan makanan untuk dibagi.

Sosok suami, yang kerap disapa Papa Udon pun merestui keinginan istrinya.

Sebelum menjadi konten kreator, Fanny Kondoh merupakan seorang kasir di Marugame Udon yang mempertemukannya dengan Papa Udon.

Namun Fanny memilih resign dan memutuskan untuk aktif di media sosial.

Selain itu, Fanny juga fokus menemani sang suami yang didiagnosa kanker.

Ia juga bekerja di bidang asuransi dan menjadi brand ambassador sejumlah produk.

Sementara Papa Udon adalah pria berkebangsaan Jepang yang memiliki nama Hajime Kondoh.

Hajime Kondoh merupakan Presdir Marugame Udon atau CEO PT Sriboga Marugame Indonesia.

Ia menjabat sebagai CEO sejak 2021. Sebelumnya Hajime Kondoh menduduki jabatan sebagai General Manager.

Hajime dan Fanny menikah pada tahun 2017. Hajime berstatus duda tiga anak saat mempersunting Fanny.

Pada tahun 2024, Hajime Kondoh memilih menetap di Indonesia bersama sang istri.

Namun, sebelum tinggal di Indonesia, ternyata Hajime Kondoh sudah sempat tinggal di beberapa negara.

Ia pernah bekerja dan tinggal di China, Korea, Vietnam, Australia, hingga Amerika Serikat.

Hanya saja, Hajime Kondoh lebih memilih untuk tinggal di Indonesia.

Ia pun membangun rumah tangga bersama Fanny Kondoh, yang juga rekan kerjanya di Marugame.

Namun, takdir berkata lain.

Hajime Kondoh meninggal dunia setelah berjuang melawan kanker kandung kemih sejak tahun 2020.

(*)

Baca berita lainnya di google news

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved