Viral Ribut di Perumahan

Begini Tanggapan Manajemen CGC Soal PSU Belum Diserahkan ke Pihak Pemkot

Viral video di media sosial (medsos) menampilkan kerusuhan warga di Kompleks Somerset East Perumahan Citra Grand City (CGC) Palembang. 

|
Penulis: Hartati | Editor: Moch Krisna
Tribunsumsel.com/Hartati
MANAJEMEN CGC :Direktur PT Cipta Arsi Griya (CAG) pengembang perumahan Citra Grand City (CGC) Palembang, Danny Chandra Wijaya dua kiri, menjelaskan kronologi kisruh di cluster Somerset East karena IPL dan mengapa hingga kini CGC belum menyerahkan PSU ke Pemkot. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Viral video di media sosial (medsos) menampilkan kerusuhan warga di Kompleks Somerset East Perumahan Citra Grand City (CGC) Palembang. 

Diketahui video itu beredar sebagai bentuk protes penduduk karena pro kontra biaya Iuran Pengelolaan Lingkungan (IPL).

Video berdurasi sekitar 20 detik yang diunggah instagram @apokabarpalembang.id itu menunjukan reaksi warga yang menutup pintu keluar kompleks. 

Sejumlah mobil berwarna hitam terlihat melintang menutupi akses jalan keluar masuk cluster sehingga membuat kendaraan penghuni lainnya yang akan masuk tidak bisa melintas sehingga menimbulkan kemacetan.

Direktur PT Cipta Arsi Griya (CAG) selaku pengembang perumahan Citra Grand City (CGC) Palembang, Danny Chandra Wijaya mengatakan, peristiwa keributan itu karena perseteruan IPL yang telah ditetapkan untuk menjaga lingkungan sekitar.

Sebelumnya, warga yang telah memiliki tempat tinggal sudah ada perjanjian ketika jual beli properti. Yakni, pengelola perumahan memberikan pelayanan terhadap beberapa fasilitas meliputi kebersihan lingkungan, keamanan, pengangkutan sampah dan perawatan tanaman.

Perumahan CGC itu konsepnya terkelola dibidang keamanan dan kebersihan lingkungan atau kawasan sehingga diadakan uang Iuran Pengelolaan Lingkungan (IPL) yang disepakati oleh warga itu sendiri dan tertuang dalam surat perjanjian pengikatan jual beli (SPPJB) dan berlaku selamanya.

Kemudian dengan adanya layanan itu, warga diwajibkan membayar IPL dengan tagihan berbeda-beda, sesuai luas lahan dan tipe perumahan. Berdasarkan biaya itu, warga dijanjikan menerima lingkungan bersih dan terawat.

Maka untuk menjaga kenyamanan dan ketertiban dibuat perjanjian IPL. Sejak awal perumahan ini, sudah 15 tahun pengelolaan CGC belum ada kenaikan (IPL), maka ada antisipasi naik (IPL) 10 persen dan masyarakat kompleks mayoritas setuju.

"Kenaikan biaya IPL ini karena adanya kenaikan UMR juga yang terus naik sehingga gaji pegawai yang mengerjakan IPL juga bakal ikut naik," ujar Danny Chandra disela konferensi pres, Senin (17/2/2025).

Namun memang kata dia, dalam penerapannya ada pro dan kontra. Pengembang pun untuk menyelesaikan masalah itu, memberikan solusi. Apabila warga tidak setuju dengan biaya itu, bisa mengajukan ke pengembang dengan alasan valid.

Sementara itu terkait fasilitas umum yang belum diserahkan ke Pemkot, Danny mengatakan memang sudah berencana akan menyerah Pasilitas Sarana Utilitas Umum (PSU) ke Pemkot khawatir jika diserahkan nanti pengelolaan PSU tidak lagi terawat.

Padahal selama ini perumahan ini menyiapkan hunian beserta fasilitas lingkungan yang nyaman dan bersih, sebab kami ingin tetap mempertahankan PSU dan fasilitas itu sehingga penghuni nyaman dan aman.

"Bukan tidak mau menyerahkan PSU tapi sudah ada niatnya, masih disusun. Tapi jika nanti juga PSU diserahkan ke Pemkot, kami tetap akan mengusulkan agar ada IPL untuk menjamin PSU tetap baik karena fasilitas yang akan dijaga ini luas dari patung kuda hingga pintu keluar belakang sejauh 7 KM, beserta taman, jalan dan lainnya," ujar Danny.

Sementara terkait fasilitas yang dituntut penghuni yakni rumah sakit, pemakaman, dan fasum lainnya masih berproses.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved