Seputar Islam

Hukum Bermaaf-maafan Jelang Puasa Ramadhan dan Dalilnya, Betulkan Membuat Khusyuk dan Hati Tenang?

Bermaafan haruslah dilakukan setiap saat atau saat itu juga, termasuk ketika berbuat salah menjelang Ramadhan, minta maaflah atau maafkanlah.

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
Tribun Sumsel
BERMAAFAN -- Ilustrasi hukum Bermaaf-maafan Jelang Puasa Ramadhan dan Dalilnya. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Ramadan 1446 Hijriyah sebentar lagi dijelang. Insya Allah 1 Ramadhan akab jatuh diperkirakan bertepatan pada Sabtu 1 Maret 2025. 

Berbagai tradisi dilaksanakan menjelang bulan suci Ramadhan, salah satunya saling bermaaf-maafan. 
Bagaimana hukum bermaafan sebelum Ramadhan? Adakah dalilnya? Berikut penjelasannya.

Dilansir dalam Risalah Shaum karya Wawam Shofwan Sholehuddin, bermaaf-maafan menyambut Ramadhan sebenarnya tidak ditemukan dalil khusus yang memerintahkan bermaaf-maafan menjelang masuknya bulan Ramadhan.

Akan tetapi alasan orang melakukan hal tersebut adalah agar melaksanakan ibadah shaum dan ibadah-ibadah lainnya lebih tenang. Meminta maaf atau memberi maaf memang salah satu dampaknya adalah menjadikan hati tenang.

Tujuannya ialah menghilangkan segala penyakit hati, khususnya selama melaksanakan shaum atau puasa.

 Beberapa orang juga mengatakan dengan bermaaf-maafan, berdoa lebih khusyuk tanpa ada rasa iri, dengki dan hasad kepada sesama muslim selama melaksanakan puasa Ramadhan.

Masih dari sumber yang sama dalam Risalah Shaum, kegiatan saling bermaaf-maafan baik jelang Ramadhan atau Idul Fitri bukanlah acara yang terdapat dalam tuntunan syariat. Sehingga pada dasarnya hal ini bukanlah ibadah khusus.

Meminta maaf seharusnya dilakukan saat melakukan kesalahan, tidak hanya menjelang bulan puasa saja. Hal ini dikhawatirkan seseorang meninggal dalam keadaan belum meminta maaf.

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 178:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلْقِصَاصُ فِى ٱلْقَتْلَى ۖ ٱلْحُرُّ بِٱلْحُرِّ وَٱلْعَبْدُ بِٱلْعَبْدِ وَٱلْأُنثَىٰ بِٱلْأُنثَىٰ ۚ فَمَنْ عُفِىَ لَهُۥ مِنْ أَخِيهِ شَىْءٌ فَٱتِّبَاعٌۢ بِٱلْمَعْرُوفِ وَأَدَآءٌ إِلَيْهِ بِإِحْسَٰنٍ ۗ ذَٰلِكَ تَخْفِيفٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَرَحْمَةٌ ۗ فَمَنِ ٱعْتَدَىٰ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَلَهُۥ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita.

Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (diat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula).

Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih." (QS Al Baqarah ayat 178)

Secara garis besar, kebiasaan saling bermaaf-maafan sebelum bulan Ramadhan bukan merupakan sunah Nabi Muhammad SAW. Meminta maaf atau memberi maaf haruslah dilakukan setiap saat atau saat itu juga, termasuk ketika berbuat salah menjelang Ramadhan, minta maaflah atau maafkanlah.

Itulah penjelasan tentang hukum bermaaf-maafan jelang Puasa Ramadhan dan Dalilnya. (lis/berbagai sumber)

Baca juga: Bacaan Niat Membaca Surat Yasin 3x Malam Nisfu Syaban Mohon Umur Berkah, Rezeki Halal dan Teguh Iman

Baca juga: Doa Zun Nun Doa Selamat Nabi Yunus, La Ilaha Illa Anta Subhanaka Inni Kuntu Minazzalamin dan Artinya

Baca juga: Doa untuk Umat Islam Tulisan Arab & Artinya, Allahummaghfirli Allahummarham Ummati Sayidina Muhammad

Baca juga: Tulisan Arab Astaghfirullah Innahu Kana Ghoffaro, Khasiat Mengamalkannya Dibaca 70 Kali dalam Sehari

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved