Berita Nasional

Mengenal Kombes Hendy Kurniawan Disebut Halangi Penyidik KPK Saat Mau OTT Harun Masiku dan Hasto

Setelah dirinya diduga sebagai orang suruhan Hasto Kristiyanto, yang pernah dituding menghalang-halangi petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

Editor: Moch Krisna
Facebook
JADI SOROTAN- Kombes Hendy Kurniawan, mantan Kapolres Karawang tengah jadi sorotan lantaran namanya terseret kasus Harun Masiku. Saat masih menjabat sebagai Kapolres Karawang, dia sempat viral karena ingin 'menggulung' Kopassus 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Nama Kombes Hendy Kurniawan, perwira menengah Polri tengah menjadi sorotan masyarakat.

Setelah dirinya diduga sebagai orang suruhan Hasto Kristiyanto, yang pernah dituding menghalang-halangi petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat akan melakukan penindakan.

Pada 8 Januari 2020, KPK hendak menangkap Harun Masiku, tersangka kasus suap komisioner KPU.

Saat itu, Harun Masiku dikabarkan melarikan diri ke Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).

KPK yang sampai di lokasi hendak menangkap Harun Masiku.

Namun petugas KPK dihalang-halangi lima orang, yang satu diantaranya adalah Kombes Hendy Kurniawan.

Karena penghalang-halangan itu, Harun Masiku gagal ditangkap.

Lalu siapa sosok Kombes Hendy Kurniawan?

Melansir dari Tribunmedan.com, Sabtu (8/2/2025) Kombes Hendy Kurniawan merupakan alumni Akpol tahun 2000.

Nama lengkapnya Hendy Febrianto Kurniawan.

Ia lahir pada 1 Januari 1970.

Dilansir dari Tribunnews, selama bertugas di kepolisian, Kombes Hendy Kurniawan cukup berpengalaman di bidang reserse.

Hendy pernah menduduki sejumlah jabatan, baik di tingkat Polres, Polda, termasuk penugasan di luar Polri, yaitu KPK.

Pada 2008-2012, ia mendapat tugas sebagai Penyidik Muda Tidak Tetap KPK.

Perjalanan kariernya berlanjut sebagai Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada 2016.

Hendy kemudian ditunjuk menjadi Kapolres Karawang pada 2017, dan Kanit Subdit I/Indag Dittipideksus Bareskrim Polri pada 2018.

Setelah itu, ia mendapat tugas sebagai Wadireskrimsus Polda Banten pada 2021 dan Wadireskrimsus Polda Metro Jaya pada 2021-2022.

Pada 2022, Hendy dimutasi menjadi Direskrimsus Polda Kalimantan Utara.

Pernah Ingin 'Gulung' Kopassus

Kombes Hendy Kurniawan pernah viral tahun 2018 lalu.

Saat itu ia masih menyandang pangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP).

Ketika menyandang pangkat AKBP, Kombes Hendy Kurniawan pernah ingin 'menggulung' Kopassus.

Statemennya itu kemudian memancing reaksi jajaran TNI.

Kasus bermula ketika terjadi kericuhan dalam aksi massa di  PT Indotech pada Selasa, 8 Mei 2018 lalu.

Saat itu pendemo menggoyang pagar PT Indotech.

Setelah situasi yang panas kemudian tenang, Hendy memberikan peringatan dengan nada tinggi yang mengarah kepada massa aksi.

“Mau dari Kopassus saya gulung semua, saya tidak pernah peduli."

"Kalau saya menegakkan kebenaran, siapapun di hadapan saya, akan saya gulung semua."

"Apalagi kalau ada marinir di depan saya, harusnya lebih taat aturan, harus bisa mengendalikan masyarakat sipil,” kata Hendy dalam cuplikan video yang menyebar luas di linimasa media sosial kala itu.

Namun, setelah videonya viral, Hendy pun dicopot.

Ia sempat meminta maaf pada TNI atas ucapannya itu.

Karier

- Penyidik Muda Tidak Tetap KPK (2008-2012)

- Kasubdit III/Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya (2016)

- Kapolres Karawang (2017)

- Kanit Subdit I/Indag Dittipideksus Bareskrim Polri (2018)

- Wadireskrimsus Polda Banten (2021)

- Wadireskrimsus Polda Metro Jaya (2021-2022)

- Direskrimsus Polda Kaltara (2022-sekarang).

Hendy Kurniawan kerap mengungkap kasus-kasus kakap.

Contoh kasus yang berhasil diungkap Hendy adalah kasus mutilasi perempuan berinisial SA, warga Pati, Jawa Tengah.

Dia berhasil membongkar penyebab kematian korban, yang ternyata dibunuh lalu dimutilasi dan dibakar oleh suaminya sendiri dengan motif karena sakit hati. 

Perwira dengan tiga melati di pundaknya itu juga dikenal dengan gebrakannya menembak mati para pelaku kejahatan jalanan.

Sejak saat itu, Hendy sangat dikenal melalui jargon tembak mati atau tembak kaki. 

Kisah itu bermula ketika Hendy pertama kali bertugas menjabat Kapolres Karawang.

Hendy menjanjikan hadiah kepada anggotanya uang Rp 5 juta. 

Syaratnya berhasil menembak kaki penjahat.

Kemudian hadiah Rp 10 juta bagi anggota polisi yang bisa menembak mati penjahat sadis.

Total, ada 16 kali dia menembak mati pelaku kejahatan karena melawan petugas. 

Selain itu, di awal kariernya Hendy juga pernah menjabat sebagai penyidik di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Hendy yang belum genap dua minggu menduduki jabatan Dirkrimsus Polda Kaltara, berhasil mengungkap kasus bisnis ilegal yang dijalankan Briptu Hasbudi. (tribun-medan.com)

(*)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved