Mayat Dalam Koper di Ngawi
Kendala Kasus Mutilasi Uswatun Khasanah Minim Saksi, Status Keponakan Antok Saksi Wajib Lapor
Kendala kasus mutilasi mayat Uswatun Khasanah dalam koper di Ngawi, minim saksi.
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Weni Wahyuny
TRIBUNSUMSEL.COM - Polisi mengungkap kendala dalam kasus mutilasi mayat Uswatun Khasanah dalam koper di Ngawi, Jawa Timur.
Diketahui, Rohmad Tri Hartanto atau RTH alias Antok (32) ditetapkan oleh Polda Jatim sebagai tersangka kasus pembunuhan dan mutilasi kekasihnya, Uswatun Khasanah (29).
Adapun saksi yang diperiksa yakni keponakan tersangka, Muhammad Achlisin Maulana (MAM).
Pasalnya, selama menjalankan aksinya, belakangan diketahui ada sosok MAM yang membantu, namun keterlibatannya dalam kasus ini sulit dibuktikan.
MAM tertangkap rekaman kamera CCTV saat sedang duduk di luar kamar Hotel Adisurya, TKP Antok melakukan eksekusi mutilasi terhadap korban.

Namun dalam CCTV, tidak ada aktivitas MAM selain duduk selama Antok sibuk membawa koper merah yang berisi tubuh korban.
Kendati begitu, MAM turut diperiksa oleh pihak kepolisian guna mengungkap dugaan aktivitas pelanggaran tindak pidana lain yang dilakukan.
"MAM udah kita amankan. Tapi untuk peran akan kami dalami apakah perbuatan dari kerabat turut melakukan perbuatan pidana atau tidak,” kata Dirreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Farman, Senin (27/1/2025).
Baca juga: Antok Pelaku Mutilasi Uswatun Khasanah Sempat Pamit ke Ibu & Temui Istri Usai Mayat Ditemukan
Sayangnya, pemeriksaan polisi terhambat karena minimnya saksi di tempat kejadian perkara (TKP) saat tersangka melakukan eksekusi.
Kendati begitu, Polda Jawa Timur sulit menjerat Muhammad Achlisin Maulana alias MAM untuk terlibat.
"Kita minim saksi bahwa dia (MAM) di dalam hotel, posisi dia di luar,” ucap Kasubdit III Jatanras Polda Jatim, AKBP Arbaridi Jumhur, saat dikonfirmasi Polda Jatim, Kamis (30/1/2025).

Sehingga, Polda Jatim menegaskan status MAM masih sebatas saksi wajib lapor.
“Masih tersaksi, wajib lapor,” ucap Jumhur melansir Kompas.com.
Penyelidikan kasus mutilasi mayat dalam koper merah ini terus berlanjut untuk merekam seluruh kronologi.
Tidak hanya kerabat tersangka, kerabat korban pun akan dimintai keterangan.
“Masih kita kembangkan. Kami kembali memeriksa saksi-saksi di TKP dan kerabat tersangka maupun korban,” kata Jumhur.
Polisi Cium Kejanggalan
Selain itu, penyidik Polda Jatim juga mencium ada kejanggalan terhadap pisau dapur yang disebut Antok sebagai alat untuk mutilasi tubuh kekasih atau selingkuhannya, Uswatun Khasanah.
Menurut temuan labfor Polda Jatim, terdapat kejanggalan pada pisau yang dipakai Antok untuk mutilasi korban.
Kabid Labfor Polda Jatim, Kombes Pol Marjoko mengungkapkan tidak ditemukan jejak darah di pisau yang digunakan Antok untuk memutilasi Uswatun Khasanah.
"Pisau dengan sarung senjata tajam plastik warna hijau panjang sekitar 20 cm ini negatif darah," jelas Marjoko, Senin (27/1/2025) mengutip Kompas.com.
Marjoko memastikan pisau yang disebutkan untuk mutilasi mayat dalam koper negatif darah manusia.
Hal ini diketahui setelah tim Labfor Polda Jatim mengidentifikasinya menggunakan sampel darah yang diambil dari resapan di lantai kamar mandi melalui kasa.
Marjoko menyebut pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap kemungkinan Antok menggunakan senjata lain dalam memutilasi jasad Uswatun.
Selain itu, polisi juga akan mendalami apakah pisau tersebut telah dicuci setelah dipakai untuk memutilasi.
"Jadi kami sudah berupaya memeriksa, mulai dari pisaunya, kemudian sarungnya. Tidak terdapat darah, namun itu diakui oleh pelaku (dipakai untuk memutilasi)" ungkap Marjoko.
"Yang jelas pada saat kami periksa, tidak terdapat darah," pungkasnya.
Fakta selanjutnya, pisau tersebut dibeli Antok dalam perjalanan menuju hotel setelah mengambil koper di rumahnya kawasan Desa Gombal, Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung.
Pisau itu dibeli Antok di sebuah minimarket, ditemani keponakannya, MAM.
Selama 3,5 jam Antok memutilasi jasad Uswatun menggunakan pisau itu di kamar mandi hotel.
"Dia memotong pakai pisau hijau. Dia memotong dari sendinya pakai pisau hijau kecil," kata Dirreskrimum Polda Jatim, Kombes Farman, Senin (27/1/2025).
Motif Antok
Adapun, motif di balik pembunuhan dan mutilasi Uswatun diduga berkaitan dengan dendam terhadap ucapan menyakitkan yang dilontarkan oleh korban.
Korban, menurut Jumhur, sering mengolok-olok anak tersangka dengan kata-kata kasar.
Hal ini menyebabkan Rohmad merasa terhina dan marah, yang akhirnya berencana melakukan tindakan kejam tersebut.
"Saat kami tanyakan soal anak, pelaku selalu menangis. Dia sayang pada anak-anaknya," lanjut Jumhur.
Ia menambahkan bahwa penyidik melihat adanya keterikatan emosional yang kuat antara Rohmad dan anak-anaknya.
Diketahui, Uswatun Khasanah dan Antok menjalin hubungan asmara selama tiga tahun, meskipun tersangka diketahui sudah menikah dengan seorang perempuan asal Ngawi pada tahun 2019 dan memiliki dua anak.
Namun, puncak kemarahan Antok hingga berniat membunuh Uswatun Khasanah baru dirasakan setelah korban mendesak untuk menceraikan istri sahnya yang tinggal di Jombang.
Korban disebut sering meminta Antok untuk segera menikahinya secara sah.
“Korban perempuan ini minta dinikahi resmi, dan segera pelaku menceraikan istri sahnya. Dan pelaku tersinggung soal itu,” ujar Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Arbaridi Jumhur pada Senin (27/1/2025).
Arbaridi Jumhur menjelaskan bahwa hubungan asmara terlarang antara korban dan pelaku penuh dengan prahara.
Saking kuatnya keinginan korban untuk dinikahi, Uswatun pernah melabrak istri sah Antok di Jombang.
"Intinya, banyak hal yang membuat pelaku marah. Yang terakhir, korban datang ke rumah istri sah pelaku, mendobrak rumah tersebut, dan memaksa agar segera dinikahi," ungkap Jumhur.
Menurut keterangan polisi, konflik antara korban dan pelaku semakin memanas ketika korban mengetahui bahwa istri sah Antok baru saja melahirkan anak kedua.
Antok merasa tersinggung karena korban kerap mengolok-olok anak perempuannya.
Bahkan, korban pernah mendoakan hal buruk terhadap anak pelaku.
“Korban pernah berucap bahwa anak perempuan tersangka nantinya akan menjadi, mohon maaf, PSK. Ucapan itu membuat pelaku sangat sakit hati,” ujar Farman.
Selain itu, Antok juga merasa dihina karena korban menyuruhnya untuk “menghilangkan” anak keduanya yang baru lahir. Hal ini semakin memperburuk hubungan keduanya.
Selama menjalin hubungan, pelaku sering memberikan uang kepada korban. Pada hari kejadian, Antok bahkan membawa uang Rp1 juta untuk diberikan kepada korban.
Antok juga merasa dikhianati karena pelaku mengaku pernah memergoki korban bersama pria lain di kosannya di Tulungagung.
Antok juga diketahui sering mengaku sebagai suami siri korban kepada warga sekitar tempat kos korban, meskipun tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa mereka pernah menikah secara siri.
Pada Minggu (19/1/2025) malam, Antok dan Uswatun bertemu di Hotel Adisurya, Kota Kediri.
Pertemuan tersebut diwarnai pertengkaran hebat yang berujung pada tindakan kekerasan oleh pelaku.
Antok mencekik leher Uswatun hingga korban tewas di kamar 301 hotel tersebut.
Di kamar yang sama, Antok memutilasi tubuh Uswatun dan potongan tubuh korban kemudian dimasukkan ke dalam sebuah koper merah, yang selanjutnya dibuang di daerah Ngawi.
"Dilakukan mutilasi karena awalnya korban ini akan dimasukan secara utuh didalam koper, tapi karena tidak cukup, kemudian dimutilasi, diawali dari kepala korban, diupayakan masuk tidak cukup lagi, dan dimutilasi lagi kaki bagian kiri sampai batas paha, baru terakhir betis yang dimutilasi, setelah itu baru yang bersangkutan berencana untuk membuang dari beberapa potongan dari kepala hingga kaki," kata Farman.
Farman mengungkapkan mayat mutilasi korban akhirnya dibuang di tiga Kabupaten di Jawa Timur.
Jasadnya ditemukan di dalam koper merah di Ngawi namun ada beberapa potongan tubuh yang tersebar di Trenggalek dan Ponorogo.
Farman menyebut jasad korban sempat dibawa menginap di rumah neneknya di Tulungagung, hingga kemudian membuangnya ke tiga Kabupaten di Jawa Timur.
"Mayat ini sempat nginap di beberapa tempat, di rumah kosong di Tulungagung, baru tanggal 21 itu pembuangan tahap pertama, baru dilanjutkan tanggal 22 terhadap kepala yang terpental kembali ke dalam mobil pada saat dibuang,".
Namun, tersangka sempat membawa kembali bagian kepala korban yang sempat dibuang, karena takut menimbulkan kecurigaan saat sepeda motor lewat.
"Kenapa pada saat itu diurung tidak langsung membuang kepala yang mental ke dalam mobil, karena pada waktu itu ada pengendara sepeda motor di belakang mobil tersangka, sehingga dikhawatirkan dicurigai, maka diurung," kata Farman.
Saat ini, masih mendalami peran pria kerabat tersangka.
Koper berisi jasad potongan badan Uswatun Khasanah dia buang ke Ngawi dan ditemukan warga di selokan Desa Dadapan, Kendal, Ngawi, Kamis (23/1/2025).
Sebagaimana diketahui, hasil autopsi menunjukkan beberapa bagian tubuh korban tidak ada seperti bagian kepala, kaki sebelah kiri terpotong sampai pangkal paha, dan kaki kanan terpotong sampai lutut.
Saat ini, pelaku telah diamankan oleh pihak kepolisian dan dijerat dengan pasal pembunuhan berencana.
"Kami terapkan pasal 340 subsider Pasal 338 subsider Pasal 351 ayat 3 dengan ancaman hukuman mati atau seumur hidup,"
Penyelidikan lebih lanjut dilakukan untuk mengungkap semua fakta terkait kasus ini.
Kombes Pol Farman memastikan bahwa pihaknya akan menangani kasus ini dengan serius agar pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal atas perbuatannya.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Minim Saksi Kasus Mutilasi Ngawi, Polisi Sulit Buktikan MAM Keponakan Antok Terlibat: Dia di Luar!
Senyum Antok Tersangka Mutilasi Uswatun Khasanah Mayat Dalam Koper saat Rekonstruksi |
![]() |
---|
Gelagat Antok Saat Beli Pisau untuk Mutilasi Mayat Uswatun Khasanah di Minimarket Terekam CCTV |
![]() |
---|
Gelagat Uswatun Khasanah Sebelum Dimutilasi Antok Terekam CCTV, Mesra Dinner Sebelum ke Hotel |
![]() |
---|
Rekaman CCTV Terbaru Patahkan Alibi Antok Soal Kejadian di Restoran, Pelaku Mutilasi Ngawi 'Pasrah' |
![]() |
---|
Momen Uswatun Khasanah Sebelum Tewas Dibunuh Antok: Pakai Pakaian Merah Muda & Bergandengan Tangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.