Gas LPG di Lahat Dijual Diatas HET

Viral Gas LPG 3 Kg di Lahat Dijual Rp 60 Ribu Pertabung, Pertamina Minta Pemda Lakukan Pengawasan

Harga tersebut sangat jauh jika dibandingkan dengan harga HET yang hanya Rp18.500.

Penulis: Ehdi Amin | Editor: Slamet Teguh
Kolase Tribunsumsel.com/ Sripoku.com/ Ehdi Amin
Postingan Viral Gas LPG 3 Kg di Lahat Dijual Hingga Rp 60 Ribu Pertabung (Kiri) dan Petugas Saat Menurunkan Gas LPG 3 Kg (Kanan) 

Laporan Wartawan Sripoku.com, Ehdi Amin

TRIBUNSUMSEL.COM, LAHAT - Warga di Kabupaten Lahat kerap dibuat menjerit dengan mahalnya harga jual gas LPG 3 kilogram (Kg).

Bahkan sebelumnya melalui postingan Facebook di akun Facebook keluarge besar jeme tanjung sakti, salah satu warga yang melakukan postingan mengeluhkan mahalnya harga LPG 3 kg hingga menyentuh angka Rp 60 ribu pertabung. 

Harga tersebut sangat jauh jika dibandingkan dengan harga HET yang hanya Rp18.500.

Tak hanya di Tanjung Sakti, harga bervariasi juga terjadi di beberapa kecamatan di Lahat khususnya di tingkat pengecer mulai Rp 22-25 ribu pertabung. 

Kenaikan harga gas 3 kg ini memang terjadi di kalangan pengecer.

Namun hal itu dikarenakan, gas di pangkalan juga sulit didapat.

Warga yang datang untuk membeli di pangkalan terkadang harus pulang dengan tangan kosong, karena kehabisan stok.

Alternatif lain, warga terpaksa mencari gas melon tersebut di tangan pengecer, yang harganya jauh diatas HET.

"Ampun dengan harga gas melon sekarang. Selain harganya tinggi, stok gasnya sekarang yang tidak ada," kata Wawan, warga Kota Baru, Lahat, Selasa (21/1/2025).

Baca juga: Harga LPG 3 Kg di Muara Pinang Empat Lawang Tembus Rp 33 Ribu di Pengecer, Sebelumnya Rp 28 Ribu

Baca juga: Anggota DPRD Sumsel Tak Permasalahkan Harga LPG 3 Kg Naik Asalkan Barangnya Tak Langka

Wawan menduga, persoalan gas ini bukan hal baru.

Menurutnya, permainan mafia penimbun gas disubsidi untuk warga miskin, kembali terulang.

Buktinya beberapa tahun lalu, kasus penimbunan gas bersubsidi ini pernah terbongkar.

"Yang seperti ini bukan hal baru, nanti kalau sudah heboh pasti lancar lagi, setelah itu hilang lagi. Pemerintah dan aparat penegak hukum, seharusnya tidak tinggal diam dengan kondisi ini, tapi jangan pula nanti jadi pura-pura tidak tahu," ucapnya. 

Sementara, Sales Branch Manager IV Sumsel Pertamina, Nanda Septiantoro menerangkan, untuk ke tingkat pengecer, pihaknya tidak bisa lakukan pengontrolan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved