Breaking News

Seputar Islam

Cara Menjaga Kesehatan Mental Menurut Syekh Ibnu Athaillah dalam Karyanya Al Hikam, Masih Relevan

Semua realitas dan pikiran itu harus didudukkan secara proporsional dan wajar sehingga kita dapat menempatkan diri kita di tengah realita secara wajar

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/lisma
Cara Menjaga Kesehatan Mental Menurut Syekh Ibnu Athaillah dalam Karyanya Al Hikam, Masih Relevan 

Padahal sering kali apa yang dibayangkan dan dipikirkannya di kemudian hari tidak terjadi sesuai harapan sehingga pikiran dan bayangannya menjadi sia-sia.

Yang lalu biar berlalu, hiduplah di hari ini, dan jangan cemaskan hal yang belum terjadi.

3. Berserah diri kepada Allah

Serahkan hal-hal yang belum diketahui dan belum terjadi kepada Allah. 

4.  Hiduplah dengan dibarengi kepasrahan kepada Allah.

Boleh berencana atau merencanakan masa depan tapi dibarengi dengan tawakal kepada Allah. Ini yang dimaksud dengan sebuah hadits yang menyebutkan, “Perencanaan yang terukur merupakan setengah dari penghidupan.”  

Adapun kecemasan berlebihan dan obsesif yang tidak dapat dikendalikan jelas merusak, meracuni, dan membebani pikiran serta mengganggu kesehatan mental. Semua kecemasan, angan-angan, dan pikiran jahat ini harus disingkirkan.  

Semua realitas dan pikiran itu harus didudukkan dan dimaknai secara proporsional dan wajar sehingga kita dapat menempatkan diri kita di tengah realitas secara wajar tanpa putus asa dan kalap. 

Untuk menunjang upaya menjaga kesehatan mental, berikut Doa untuk menjaga kesehatan mental


 يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيثُ أَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ، وَلَا 
ا تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ 

Arab latin:
Yā hayyu, yā qayyūmu, bi rahmatika astaghītsu, ashlih lī sya’nī kullahū, wa lā takilnī ilā nafsī tharfata ‘aynin. 


Artinya:
“Wahai Zat yang maha hidup dan maha kekal abadi, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan. Bawakanlah kemaslahatan pada segala urusanku. Janganlah Kaubiarkan aku sendiri menyelesaikan urusan meski sekejap.” (HR An-Nasai, Ibnu Sunni, Al-Hakim, Al-Baihaqi). 


Doa lainnya:
يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيثُ ، اكْفِنِي كُلَّ شَيْءٍ وَلا تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ 

Yā hayyu, yā qayyūmu, bi rahmatika astaghītsu, ikfinī kulla syay’in, wa lā takilnī ilā nafsī tharfata ‘aynin. 

Artinya, “Wahai Zat yang maha hidup dan maha kekal abadi, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan. Cukupilah aku dalam mengatasi segala urusan. Janganlah Kaubiarkan aku sendiri menyelesaikan urusan meski sekejap.” (HR Ahmad bin Amr bin Dhahak). 

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved