Pilkada Jawa Barat 2024

Profil Dedie Rachim Pemenang Pemilihan Walikota Bogor 2024-2029, Hasil Perolehan Suara Terbanyak

Dedie Abdu Rachim lahir di Garut, Jawa Barat, pada 6 April 1958. Setelah menamatkan pendidikan SMA di SMA Regina Pacis Bogor, Dedie melanjutkan pendid

|
Kompas.com
Profil Dedie Rachim Pemenng Pemilihan Walikota Bogor 2024-2029, Hasil Perolehan Suara Terbanyak 

TRIBUNSUMSEL.COM - Inilah Profil Dedie Rachim pemenang pemilihan Walikota Bogor periode 2024-2029, hasil perolehan suara terbanyak.

Setelah menang dengan suara terbanyak dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) jadi Walikota Bogor perioder 2024-2029, nama Dedie Abdu Rachim alias Dedie Rachim mulai banyak diperbincangkan.

Kemenangan ini merupakan hasil dari Pilkada 2024 yang dilangsungkan secara serentak pada tanggal 27 November 2024 lalu.

Lantas siapakah Dedie Rachim yang menang dengan suara terbanyak dalam pemilihan Walikota Bogor 2024-2029, ini informasi selengkapnya.

Profil Dedie Rachim Pemenang Suara Terbanyak Pemilihan Walikota Bogor 2024-2029

Dedie Rachim
Pasangan Dedie Rachim-Jenal Mutaqin saat tiba di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bogor, Kamis (29/8/2024).(KOMPAS.com / Ramdhan Triyadi Bempah)

Melansir dari laman Tribunnewsdepok, (9/12/2024) Dedie Abdu Rachim lahir di Garut, Jawa Barat, pada 6 April 1958. Setelah menamatkan pendidikan SMA di SMA Regina Pacis Bogor, Dedie melanjutkan pendidikan tingginya di Institut Teknologi Bandung, program studi Product Industrial Design.

Usai kuliah, Dedie berkarier sebagai karyawan di sejumlah perusahaan swasta sejak 1996 hingga 2005 antara lain Astra Mobil, Maha Cipta Indonesia, dan White Space.

Setelah itu, ia mengikuti seleksi "Indonesia Memanggil" dan berhasil lolos menjadi pegawai KPK.

Jabatan yang pernah diemban Dedie di KPK diantaranya fungsional madya (2005-2009), pelaksana tugas Direktur PP LHKPN (2009-2010), pelaksana tugas Direktur Litbang (2012), Direktur Dikyanmas (2009-2015), Pelaksana Deputi Bidang Pencegahan (Maret-Juni 2015).

Sembari mengabdi di KPK, ia juga menyelesaikan pendidikan Magister dari program studi Administrasi/Kebijakan Publik Universitas Indonesia pada tahun 2013.

Pada 2018, Dedie terjun ke dunia politik menjadi Calon Wakil Walikota Bogor berpasangan dengan Calon Walikota Bima Arya Sugiarto.

Pasangan Bima Arya-Dedie Rachim pun sukses menjadi pemenang Pilkada Kota Bogor dan terpilih sebagai Walikota dan Wakil Walikota Bogor periode 2019-2024.

Dedie mengaku tidak terbersit cita-cita menjadi politisi saat kecil dulu.

"Sebenarnya sih enggak punya niat jadi politisi saat kecil dulu," kata Dedie dalam wawancara eksklusif dengan dengan Warta Kota (Tribun Network-Red) di Bogor, Kamis (20/6/2024).

Dia menjelaskan Bogor terkenal dengan IPB (Institut Pertanian Bogor) sehingga banyak anak-anak Bogor yang ingin menjadi insinyur pertanian.

"Kalau anak Bogor zaman dulu ditanya mau jadi apa, rata-rata menjawab mau jadi insinyur pertanian. Itu standar anak Bogor," ujarnya.

Dia mengungkapkan cita-citanya saat kecil dulu adalah menjadi polisi. Hal ini terinspirasi dari sosok Toni Sugiarto, ayah dari Bima Sugiarto.

"Saya kebetulan sejak kecil kenal dengan sosok Pak Toni Sugiarto. Beliau adalah polisi yang kasep (tampan), gagah dan berprestasi. Karena sering bertemu beliau, saya pun bercita-cita jadi polisi," papar Dedie.

Toni Sugiarto merupakan sahabat ayah Dedie sehingga dia mengaguminya sejak kecil.

Untuk mewujudkan cita-cita menjadi polisi, Dedie sempat mengikuti seleksi Akabri Kepolisian di Rindam (Residem Induk Kodam) III Siliwangi. Namun dia tidak lolos ke tahap selanjutnya.

"Ya, tidak nasib jadi polisi. Tetapi dalam perjalanan karir, saya menjadi anggota KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Jadi, sedikit miriplah ya. Selama 13 tahun saya di KPK, tugas-tugasnya seperti di Kepolisian," bebernya.

Dedie mengungkapkan orang tuanya tidak pernah mengarahkan dia untuk menjadi polisi.

"Orang tua saya tidak banyak menuntut ya. Mereka itu orang-orang yang realistis. Ibu-bapak saya hanya berpesan: sekolah saja yang benar dan setinggi-tingginya. Itu yang membekali saya menuntut ilmu. Pesan dari orang tuasudah saya laksanakan dengan baik, mudah-mudahan mereka bahagia," ungkapnya.

Ayah Dedie merupakan seorang ahli teh. Dia sekolah ilmu teh di beberapa tempat seperti Inggris (London), Jerman (Hamburg kalau tidak salah), dan Srilanka.

"Kakek saya pemilik perkebunan teh dan ayah saya meneruskan usaha di bidang eksportir teh. Maka beliau sekolah ilmu teh di beberapa tempat," imbuh Dedie.

Dedie mengaku tidak berniat meneruskan usaha orang tuanya. Ayah-ibunya memberi kebebasan kepada dia memilih, yang penting sekolah setinggi-tingginya dan bekerja di tempat yang baik.

"Orang tua saya berpesan, tanamkan kebaikan kepada setiap orang karena kebaikan itu datang dari kebaikan sebelumnya," tambahnya.

Terkait aktivitas di dunia politik, Dedie mengaku mendapat dukungan dari sang istri Sari Deviyanti Andayana dan dua anaknya.

"Istri dan anak-anak mendukung. Anak saya cuma dua. Anak pertama sudah nikah dan tinggal di Roterdam, Belanda. Suaminya kerja di perusahaan audit Pricewaterhouse. Sementara anak kedua kerja di perusahaan BUMN di Jakarta," ucapnya.

Kalau dilihat dari tuntutan keluarga, lanjut Dedie, mereka sudah dewasa dan punya kehidupan sendiri.

"Jadi sehari-hari saya tinggal berdua istri. Insyallah, tidak ada beban, kita sama-sama mendorong dan mendukung untuk kebaikan-kebaikan," tandas Dedie.

**

Artikel lainnya di google news.

Ikuti dan bergabung disaluran WhatsApp Tribunsumsel.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved