Berita Viral

Kisah Ahmad Guru Honorer Meninggal Dunia Saat Ikut Ujian PPPK di Mamuju, Istri Lihat Suami Pingsan

Ahmad (45), peserta tes Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) meninggal dunia saat hendak mengikuti ujian tes di Mamuju, Rabu (4/12/2024)

|
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Moch Krisna
Tribun Sulbar / Abdul Rahman
Rekan dan istri alamarhum Ahmad menangis histeris saat berada di RS Bhayangkara Mamuju, Jl Arteri, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), Selasa (4/12/2024). Ahmad (45), peserta tes Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) meninggal dunia saat hendak mengikuti ujian tes di Mamuju, Rabu (4/12/2024) 

Tim kesehatan sempat mengecek kondisi korban hingga akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Hoegeng Iman Santoso Mamuju untuk ditangani.

"Namun menurut dokter Ahmad meninggal dunia sebelum tiba di rumah sakit," ungkap Rizal kepada Tribun-Sulbar.com.

Sejumlah rekan hingga istri menangis histeris melihat jenazah Ahmad (43) yang meninggal dunia saat mengikuti tes PPPK Kementerian Agama Provinsi Sulbar di UPT Badan Kepegawaian Negara (BKN) Mamuju.

Baca juga: PILU Pasutri Lansia di Lubuklinggau Tak Berdaya dalam Kondisi Sakit, Diduga Ditelantarkan 5 Anaknya

Ruangan perawatan RS Bhayangkara Mamuju itu terdengar isak tangis istri dan rekan-rekan mendiang Ahmad.
 
Menurut keterangan rekannya sesama guru di MTS 1 Pasangkayu bernama Nur Asia, almarhum Ahmad meninggal di pukul 08.30 WITA tadi pagi.

"Tadi pagi pukul 08.00 WITA, saya ditelfon teman di Mamuju, kalau almarhum drop dan ingin dilarikan ke RS Bhayangkara Mamuju," terangnya, saat ditemui di kantor MTS 1 Pasangkayu, Desa Ako, Kecamatan Pasangkayu.

Kemudian pada pukul 08.30 WITA, Nur Asia mendapat telepon lagi yang mengatakan bahwa Ahmad meninggal dunia, saat di perjalanan menuju RS Bayangkara.

Nur Asia menjelaskan sebelum almarhum drop, dia sudah menunjukkan gelagat aneh.

"Saya dengar, katanya pak Ahmad di sana selalu terlihat ceria,  padahal yang saya tahu beliau sementara sakit," ujarnya.

Dia menerangkan, almarhum Ahmad memang memiliki riwayat penyakit tulang belakang yang selalu kambuh, akibat pernah jatuh saat bermain bola.

Bahkan sudah beberapa kali keluar masuk rumah sakit untuk transfusi darah.

Semasa hidup, almarhum juga kerap meminum obat penghilang nyeri.

"Karena penyakitnya itu, banyak kali dia drop di sekolah, tapi tetap masuk kerja," terangnya.

Akan tetapi menurut pihak keluarga, almarhum meninggal akibat penyakit jantung.

Lebih lanjut, Nur Asia mengatakan rekannya itu mulai masuk di MTS 1 Pasangkayu pada tahun 2009, sebagai guru honorer.

"Tahun ini dia mendaftar PPPK bersama istrinya. Sempat saya larang untuk tidak ambil ujian di Mamuju karena khawatir penyakitnya itu kambuh, tapi dia tetap bersikeras,"  ujar Nur Asia.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved