Seputar Islam

Arti Yuridullahu Bikumul Yusra Wa La Yuridu Bikumul Usra, Maksud Allah Menghendaki Kemudahan Bagimu

kalimat Yuridullahu bikumul Yusra wa laa yuriidu bikumul ‘ushr adalah fiqih dalam aspek ibadah secara luas tidak hanya puasa

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/lisma
Arti Yuridullahu Bikumul Yusra Wa La Yuridu Bikumul Usra, Maksud Allah Menghendaki Kemudahan Bagimu 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Kalimat Yuridullahu bikumul Yusra wa laa yuriidu bikumul ‘ushr adalah kutipan Surat Al Baqarah ayat 185.

 يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلْعُسْرَ


Arab latin:
Yuridullahu bikumul Yusra wa laa yuriidu bikumul ‘ushr


Artinya :

Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. 

Ayat ini konteksnya adalah melaksanakan ibadah puasa Ramadhan.

Namun sesungguhnya kalimat Yuridullahu bikumul Yusra wa laa yuriidu bikumul ‘ushr adalah fiqih dalam aspek ibadah secara luas tidak hanya puasa. 

Allah SWT ingin kemudahan bagi kamu bukan kesulitan. Bahwa ibadah dalam Islam hakikatnya tetap sejalan dengan fitrah manusia. 

Mengutip Ustaz Dr Amir Faishol Fath, dikatakan bahwa tidak ada istillah takalluf (memaksakan diri di luar kemampuan).

Allah berfirman, ”Wa an laysa lilinsaani illaa maa sa’aa”.

Maksudnya, Allah SWT tidak pernah menuntut apa yang hamba-Nya tidak mampu untuk mengerjakannya. Sebab, setiap perbuatan yang mempersulit diri dilarang dalam Islam. Untuk ini, ada kaidah fikih, “Al masyaqqtu tajlibut taysiir” (Adanya kesulitan membuka kemudahan).

 Allah SWT tidak pernah menuntut apa yang hamba-Nya tidak mampu untuk mengerjakannya. Sebab, setiap perbuatan yang mempersulit diri dilarang dalam Islam.
  
Ustadz Dr Amir Faishol mengungkapkan, suatu hari, ada tiga sahabat Nabi yang masing-masing ingin melakukan ibadah dengan cara mempersulit diri. Satunya berkata, "Aku akan shalat malam tanpa tidur sama sekali.” Satunya berkata, "Aku akan puasa selama setahun dan tidak akan berbuka.” Satunya lagi berkata, "Aku tidak akan menikah selamanya.”

Mendengar ini, Nabi murka dan bersabda, “Aku adalah yang paling berilmu dan paling takut kepada Allah SWT di antara kamu, tetapi aku bangun dan tidur, berpuasa dan berbuka, serta menikahi wanita, siapa yang tidak menyukai sunahku maka tidak termasuk golonganku.” (HR Bukhari).

Artinya, nabi ingin umatnya menjalankan syariat sesuai dengan fitrah dan kemampuannya. “Fattaqullah mastatha’tum (Bertakwalah kepada Allah SWT semaksimal kemampuanmu) (QS at-Taghabun ayat 16).

Maka, jika tidak bisa melaksanakan shalat berdiri, duduklah; jika tidak bisa duduk, berbaringlah. 

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved