Penembakan Kasat Reskrim Solok Selatan
Keberadaan Kapolres Solok Selatan AKBP Arief Mukti saat Penembakan AKP Ryanto Ulil, Turut Diperiksa
Keberadaan Kapolres Solok Selatan AKBP Arief Mukti saat penembakan disorot. Diperiksa lantaran 7 selongsong peluru pistol milik AKP Dadang di rumah
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
TRIBUNSUMSEL.COM - Polda Sumatera Barat (Sumbar) Irjen Pol Suharyono telah memeriksa 5 saksi terkait insiden penembakan yang menewaskan Kasat Reskrim Polres Solok Selatan AKP Ryanto Ulil Anshar, Jumat (22/11/2024) dini hari.
Salah satu 5 saksi tersebut, ada Kapolres Solok Selatan AKBP Arief Mukti.
Keberadaan Kapolres Solok Selatan AKBP Arief Mukti saat kejadian penembakan disorot.
Baca juga: Firasat Ibu AKP Ulil saat Anaknya Curhat Ingin Berhenti jadi Polisi Sebelum Tewas Ditembak, Tertekan
Diketahui, Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, AKP Ulil Ryanyo Anshari tewas ditembak Kabag Ops, AKP Dadang Iskandar di Mapolres Solok Selatan Jorong Bukit Malintang Barat, Nagari Lubuk Gadang, Kecamatan Sangir, Jumat (22/11/2024) pukul 00.43 WIB.
“Tentunya juga Kapolres Solok Selatan akan kami mintai keterangan juga, karena sebagai komandannya langsung pastinya tahu persis bagaimana stafnya, kinerjanya, atau conflict of interest, kami mendalami itu," kata Suharyono pada Jumat (22/11/2024) dilansir dari KompasTV.
Sementara Kapolres Solok Selatan tengah berada di rumah dinasnya.
"Di rumah dinas. Kalau kejadian di tempat parkir (Polres Solok Selatan), tapi Pak Kapolresnya posisinya di rumah dinas,” ungkapnya.
Kapolres Solok Selatan AKBP Arief Mukti pun ikut disorot lantaran 7 selongsong peluru pistol milik AKP Dadang ditemukan di rumah dinasnya.
Sementara dua selongsong peluru ditemukan di lokasi penembakan yang berada di parkiran Mapolres Solok Selatan.
Pelaku penembakan Kabag Ops Polres Solok Selatan AKP Dadang Iskandar sendiri sudah menyerahkan diri dan diperiksa di Propam Polda Sumbar.
Baca juga: 3 Kesalahan AKP Dadang Iskandar Tersangka Tembak AKP Ryanto Ulil, Anggota DPR RI Desak Hukuman Mati
Dua saksi di antaranya merupakan rekan AKP Ulil yang diketahui sedang bersama korban di lokasi kejadian.
"Saat itu bersama-sama (korban dan dua saksi) memproses dugaan adanya tambang ilegal jenis galian C itu," ujarnya.
Suharyono menyebut, pihaknya masih mendalami hubungan antara korban dan pelaku, salah satunya melalui komandan yang mengetahui persis bagaimana setiap anggotanya.
Kronologi Penembakan
Kasus ini bermula saat pelaku diduga menembak rekannya di kawasan parkiran Polres Solok Selatan, di Jorong Bukit Malintang Barat, Nagari Lubuk Gadang, Kecamatan Sangir, Kabupaten Solok Selatan.
AKP Dadang Iskandar diduga menembak korban dengan senjata api hingga mengenai bagian kepala.
Adapun peristiwa ini berawal ketika Sat Reskrim Polres Solok Selatan menangkap pelaku tambang galian C.
Setelah itu, Ulil Ryanto dihubungi Dadang terkait penangkapan tersebut.
Di saat yang bersamaan, pelaku sedang dalam perjalanan menuju Mapolres dan langsung diperiksa setibanya di ruang Reskrim Polres Solok Selatan

Ketika pemeriksaan berlangsung, penyidik mendengar bunyi tembakan dari luar ruangan.
Selanjutnya, penyidik sudah melihat tubuh Ulil Ryanto tergeletak dengan luka tembakan.
Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Kasi Humas) Polres Solok Selatan, Tri Sukra Martin menjelaskan, korban menerima tembakan pada pelipis dan pipi sebelah kanan.
Korban yang mengalami luka serius kemudian dilarikan ke rumah sakit. Namun, nyawa korban tak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia.
"Setelah menembak Kasat Reskrim, Kabag Ops dengan mobil dinasnya langsung menyerahkan diri ke Polda Sumbar," kata Tri, dilansir dari Kompas.com, Jumat.
Dugaan motif terkait tambang ilegal
Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Barat (Kapolda Sumbar) Sumatera Barat Irjen Pol Suharyono dalam konferensi pers mengungkapkan, pihaknya sedang mendalami motif dan penyebab penembakan anggotanya.
Namun, dia menyebut, peristiwa diduga terjadi karena AKP Dadang Iskandar kontra dengan upaya penegakan hukum yang dilakukan oleh AKP Ulil.
"Bahwa seorang perwira (AKP DI) yang juga barangkali salah satu yang kita anggap tersangka, oknum dari anggota kami juga berada pada posisi kontra terhadap penegakan hukum tersebut," ungkap Suharyono, dikutip dari Kompas.com, Jumat.
Berminggu-minggu sebelum kejadian, AKP Ulil bersama jajarannya di Satreskrim Polres Solok Selatan diketahui sudah beberapa kali menindak tegas para pelaku tambang ilegal galian C yang selama ini meresahkan warga setempat.
Baca juga: Rangkuman Penembakan Kasat Reskrim AKP Ulil oleh Kabag Ops Solok Selatan,Dipicu Kasus Tambang Ilegal
Sayangnya, tindakan tersebut diduga menimbulkan pro dan kontra, terutama di kalangan anggota kepolisian sendiri.
Menurut Suharyono, meski terdapat kontroversi, penindakan terhadap tambang ilegal yang dilakukan oleh AKP Ulil sudah sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo untuk memberantas praktik ilegal di seluruh Indonesia.
"Penindakan sudah sesuai dengan instruksi presiden," tuturnya.
Sempat Curhat Ingin Berhenti dari Kepolisian
Cristina Yun Abu Bakar ibunda AKP Ryanto Ulil Anshar sempat dicurhati putranya ingin berhenti dari kepolisian.
Mendengar curhatan itu, Cristina sempat memiliki firasat buruk terjadi sesuatu selama penugasan putranya di Solok Selatan.
Hal tersebut diungkapkan ibu Ulil, Cristina Yun Abu Bakar, kepada wartawan, di rumah duka di Kompleks Antang Jaya, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Jumat (22/11/2024) malam.
"Kalau tidak salah tiga bulan yang lalu, kata Ulil mau keluar dari polisi. Apa mama mengizinkan," cerita Cristina.
Cristina mengaku anaknya tidak memberitahukan alasan ingin keluar dari kepolisian, apakah mengalami tekanan di tempat tugas atau tidak.
Namun, Cristina meminta kepada Ulil untuk tidak keluar dari kepolisian.
"Jangan keluar dari polisi, karena itu masa depan mu. Itu kebaikan Tuhan buat kamu. Syukuri apa yang Tuhan berikan," kata dia.
"Tidak. Dia cuma bilang, 'iya, Ma. Terima kasih banyak. Nanti saya cerita. Nanti saya cerita lagi," ungkap Cristina menirukan ucapan almarhum putranya.
Setelah percakapan itu, Cristina mengaku dirinya selalu memikirkan perkataan Ulil.
"Jadi, memang setelah itu saya selalu galau. Anakku di sana pasti dalam tekanan mungkin," ujar dia.
Hal yang sama diungkap Paman Ulil, Danial Fery Mangin, , ponakannya pernah mengungkapkan ingin keluar dari kepolisian karena merasa tugasnya sangat berat dan penuh tekanan.
"Kalau tidak salah, Ulil ingin keluar dari Polri karena tugasnya sangat berat dan banyak tekanan," kata Danial.
Danial menuturkan, Cristina memberi penguatan kepada putranya tersebut.
"Tapi, ibunya bilang, lawan nak. Tahulah kalau Ulil orang lahir dan besar di Makassar, berani dan lurus atau jujur," ujar Danial.
Danial melanjutkan, Ulil yang masih lajang, tengah merencanakan pernikahan sebelum kejadian nahas tersebut.
(*)
Baca berita lainnya di google news
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Penembakan Kasat Reskrim Solok Selatan
Kasat Reskrim Polres Solok Selatan
Solok Selatan
AKBP Arief Mukti
Berharap AKP Dadang Iskandar Dihukum Mati, Ibu Kompol Anumerta Ryanto :Anak Saya Dibunuh Dengan Keji |
![]() |
---|
Tembak Mati Kompol Anumerta Ryanto, AKP Dadang Iskandar Resmi Diberhentikan Secara Tidak Hormat |
![]() |
---|
Fakta Haru Almarhum Kompol Anumerta Ryanto Rela Kosongkan Dompet Demi Beli Barang Mewah Buat Ibunda |
![]() |
---|
Ranjang Kapolres Solok Selatan Bolong Ditembak AKP Dadang, AKBP Arief Langsung Diselamatkan Ajudan |
![]() |
---|
VIDEO Kemarahan Brigjen TNI Elphis Rudy usai Keponakannya Kompol Anumerta Ryanto Ditembak AKP Dadang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.