Berita UMKM
Petani di Musi Rawas Ngeluh, Harga Terong Hanya Rp 2 Ribu Perkilo, Tak Sebanding Dengan Perawatan
Sejak sebulan terakhir, harga jual sayuran jenis terong di tingkat petani di Kabupaten Musi Rawas (Mura), Sumsel tak kunjung membaik.
Penulis: Eko Mustiawan | Editor: Slamet Teguh
TRIBUNSUMSEL.COM, MUSI RAWAS - Sejak sebulan terakhir, harga jual sayuran jenis terong di tingkat petani di Kabupaten Musi Rawas (Mura), Sumsel tak kunjung membaik.
Kondisi tersebut lantas membuat para petani resah.
Pasalnya, ditingkat petani harga terong saat ini hanya Rp 2.000 per kilogramnya.
Harga jual tersebut, menurut petani tak sebanding dengan modal awal hingga biaya perawatan yang dikeluarkan oleh petani.
Kijo salah seorang petani terong di Desa M Sitiharjo Kecamatan Tugumulyo, Musi Rawas mengatakan, normal atau standarnya harga terong di tingkat petani adalah Rp5.000 per kilogramnya.
"Kalau standarnya harga terong itu Rp5.000 per kilogramnya. Itu sudah paling standar di tingkat petani," katanya kepada Sripoku.com, Rabu (13/11/2024).
Harga tersebut lanjut dia, tentu tak sebanding dengan harga terong saat ini yang hanya Rp2.000 per kilogramnya di tingkat petani. Penurunan tersebut, terjadi sejak sebulan terakhir.
"Jauh dibanding sebelumnya, dari Rp5.000 menjadi Rp2.000 per kilogramnya atau turun Rp3.000 per kilogramnya," jelasnya.
Baca juga: Tanam Singkong Bersama Petani, Polres OI Dukung Program Ketahanan Pangan Nasional
Baca juga: Harga Karet Hari ini di Musi Rawas Membaik 11 November 2024, Naik di Tingkat Petani dan Pengepul
Dikatakannya, harga itu tak sebanding dengan biaya modal awal hingga perawatan. Terlebih, harga obat-obatan juga mengalami peningkatan harga.
"Kalau harga Rp2.000 ini kadang pas-pasan saja dengan modal, bahkan malah rugi petani. Apalagi sekarang harga obat-obatan yang semakin mahal," ungkapnya.
Terlebih masih katanya, akibat musim kemarau, banyak hama yang menyerang tanaman khususnya sayur terong, seperti hama kutu daun dan ulat buah.
"Dua ini yang sekarang saya alami, banyak buah teing yang kuning dan berlubang yang akhirnya tak bisa dijual dan harus dibuang sia-sia," tegasnya.
Ditambahkannya, penurunan harga, tak hanya terjadi pada satu jenis saja, melainkan hampir semua jenis sayuran mengalami penurunan, seperti kacang panjang yang juga hanya Rp2.000 per ikatnya.
"Kayaknya semua sayuran turun, kacang panjang turun, kangkung juga turun. Alasan, karena sekarang banyak yang tanam, jadi hasil panen juga melimpah," imbuhnya.
Dia bersama petani lainnya berharap, agar harga sayuran bisa kembali stabil, sehingga petani juga akan akan mendapat keuntungan dan petani sayuran akan semakin sejahtera.
"Harapannya harga sayuran ini bisa kembali stabil, agar petani sayur ini makin sejahtera tidak rugi," harapnya.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com
Kisah Salim, Masih Bertahan Jadi Pembuat Mainan Kapal dan Pesawat Gabus Khas 17 Agustus di Palembang |
![]() |
---|
Emas Kawin Dijadikan Modal, Fadli Sukses Rintis Percetakan di Palembang, Beromzet Ratusan Juta/Bulan |
![]() |
---|
Kemplang Panggang Tata, Perjuangan Warga OKU Timur dari Warung Kecil Hingga Beromzet Jutaan Per Hari |
![]() |
---|
Keluar dari Zona Nyaman Usahawan Muda di Lahat ini Berhasil Kembangkan Usaha Beromzet Ratusan Juta |
![]() |
---|
Tambah Lini Produk Ada Singkong Meledak dan Churros Biar Makin Komplit |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.