Kisah Pedagang yang Menjadi Raja dengan Amalan Ayat 1000 Dinar, Wa Yarzuqhu Min Haitsu La Yahtasib

TRIBUNSUMSEL.COM -- Kalimat wa yarzuqhu min haitsu laa yahtasib memiliki arti : "Dan (Allah) memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.

Kalimat wa yarzuqhu min haitsu laa yahtasib adalah bagian dari ayat 1.000 dinar yaitu ayat Alquran Surat At Thalaq ayat 2.

Berikut bacaan ayat 1000 dinar selengkapnya:

وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ ٢ وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

Arab latin:

Wa may yattaqillāha yaj'al lahụ makhrajā wa yarzuq-hu min ḥaiṡu lā yaḥtasib, wa may yatawakkal 'alallāhi fa huwa ḥasbuh, innallāha bāligu amrih, qad ja'alallāhu likulli syai`ing qadrā

Artinya: 
"Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu."

Mengutip Tafsir Tahlili Kemenag, isi dari kedua ayat itu menjelaskan tentang kemudahan rezeki dan urusan di dunia dari Allah SWT bagi mereka yang bertakwa kepada-Nya. Lalu, Allah SWT juga menjamin akan datangnya rezeki bagi mereka dari arah yang tak terduga.

Maka dari itu, dalam tafsir kedua ayat 1000 dinar menjelaskan bahwa umat muslim harus bertawakal kepada Allah SWT. Misalnya, menyerahkan segala urusan kepada Allah SWT, bersabar ketika menghadapi musibah, dan selalu ikhtiar.

Kisah Pedagang Menjadi Raja dengan Ayat 1000 Dinar

Dikutip dari nu.or.id terdapat kisah saat seorang pedagang yang didatangi oleh Nabi Khidir AS di dalam mimpinya.

Pedagang itu bermimpi Nabi Khidir meminta agar dirinya mengeluarkan sedekah 1000 dinar emas untuk fakir miskin. Singkat cerita, si pedagang itu pun akhirnya menunaikan permintaan Nabi Khidir.

Pada suatu hari, pedagang tersebut kembali memimpikan Nabi Khidir di dalam tidurnya. Lalu, Nabi Khidir meminta agar si pedagang membaca ayat-ayat suci Al-Quran untuk diamalkan. Tujuannya untuk keselamatan dia di dunia agar terhindar dari marabahaya.

Pedagang itu kembali mengamalkan kebaikan yang datang dari dalam mimpi tersebut. Dalam waktu cukup lama, ia akhirnya merasakan manfaat dari ayat-ayat Al-Quran yang dibacanya.

Saat pergi berlayar ke tanah seberang, kapal yang ditumpanginya hancur. Si pedagang menjadi satu-satunya orang yang selamat bersama harta kekayaannya yang dibawa. Ia pun terdampar di sebuah daratan hingga akhirnya dirinya menjadi seorang raja di tempat tersebut.