Seputar Islam

3 Naskah Khutbah Jumat Tema Hari Pahlawan, Kisah Heroik Sahabat Nabi hingga Nilai-nilai Kepahlawanan

Allah berfirman dalam Al-Quran tentang kita semua ditekankan untuk selalu istiqamah berbuat kebaikan di jalan yang benar.  

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/lisma
3 Naskah Khutbah Jumat Tema Hari Pahlawan, Kisah Heroik Sahabat Nabi hingga Nilai-nilai Kepahlawanan 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Menyambut peringatan Hari Pahlawan Tanggal 10 November 2024, berikut tiga naskah khutbah Jumat yang dapat menjadi inspirasi pada khutbah Jumat tema Hari Pahlawan.

Khutbah Jumat Tema Kisah Kepahlawanan Sahabat Rasulullah dalam Perang Tabuk

Khutbah I 
اَلْحَمْدُ لِلّهِ حَمْداً يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَه، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِك. سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلى نَفْسِك. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَه، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُه وَرَسُوْلُه وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُه. خَيْرَ نَبِيٍّ أَرْسَلَه. أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيرْاً وَنَذِيْراً. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَاماً دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إِلى يَوْمِ الدِّيْن. أَمَّا بَعْدُ فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللهِ لَا تُحْصُوْهَا، إِنَّ اللهَ لَغَفُوْرٌ رَحِيْمٌ. 

Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah Ta’ala. Karena hanya dengan takwalah kita dapat meraih kesuksesan dalam mengarungi hidup di dunia dan akhirat.

Terdapat kisah kepahlawan para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam perjalanan Perang Tabuk. 
Mereka menyambut seruan kemuliaan untuk berhadapan dengan Romawi yang mulai mengancam negara Islam yang mulai tumbuh. Perjalanan jihad ini amat jauh jaraknya. Dan di waktu musim panas yang sangat panas. Ditambah lagi kondisi perekonomian kaum muslimin sedang krisis di saat itu.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memotivasi para sahabatnya untuk terlibat dalam penyediaan materi pasukan. Dan juga turut serta berangkat ke medan peperangan. Para sahabat pun mengeluarkan harta mereka untuk mendanai perang. Dan siap mengorbankan jiwa mereka membela kebenaran. Mereka semaksimal mungkin memberi apa yang bisa mereka berikan.

Namun di antara para sahabat, ada sebagian dari mereka yang tidak memiliki kemampuan untuk turut serta dalam keberangkatan. Mereka bersedih. Mereka tidak mau menjadikan ketidak-mampuan mereka sebagai uzur untuk berangkat. Lalu mereka menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka meminta juga agar dibawa serta. Diberikan perbekalan perang. Namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan mereka uzur. Dan beliau tak mampu memberi perbekalan apapun kepada mereka. Sampai-sampai dalam kondisi susah ini, beliau tak mampu memberikan bekal walaupun hanya tali sandal.

Ibrahim bin Adham mengatakan,

مَا سَأَلُوهُ الْخَيْلَ، مَا سَأَلُوهُ إِلَّا النِّعَالَ

“Mereka tidak meminta kuda perang. Tapi mereka hanya meminta sandal.”

Nabi memberi uzur untuk mereka. Lalu mereka pulang dalam kondisi berlinangan air mata. Karena tak bisa ikut ke medan jihad. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengisahkan kondisi mereka, menceritakan kesedihan mereka, dan mudah-mudahan firman-Nya tentang mereka ini meringankan kesedihan mereka.

لَيْسَ عَلَى الضُّعَفَاءِ وَلَا عَلَى الْمَرْضَى وَلَا عَلَى الَّذِينَ لَا يَجِدُونَ مَا يُنْفِقُونَ حَرَجٌ إِذَا نَصَحُوا لِلَّهِ وَرَسُولِهِ مَا عَلَى الْمُحْسِنِينَ مِنْ سَبِيلٍ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ * وَلَا عَلَى الَّذِينَ إِذَا مَا أَتَوْكَ لِتَحْمِلَهُمْ قُلْتَ لَا أَجِدُ مَا أَحْمِلُكُمْ عَلَيْهِ تَوَلَّوْا وَأَعْيُنُهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ حَزَنًا أَلَّا يَجِدُوا مَا يُنْفِقُونَ

“Tiada dosa (lantaran tidak pergi berjihad) atas orang-orang yang lemah, orang-orang yang sakit dan atas orang-orang yang tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan, apabila mereka berlaku ikhlas kepada Allah dan Rasul-Nya. Tidak ada jalan sedikitpun untuk menyalahkan orang-orang yang berbuat baik. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan tiada (pula) berdosa atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka kendaraan, lalu kamu berkata: “Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu”. lalu mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan.” [Quran At-Taubah: 91-92].

Di antara mereka yang bersedih tidak bisa berangkat ini adalah seorang sahabat yang bernama Ulbah bin Zaid radhiallahu ‘anhu. Di malam harinya, ia shalat malam. Kemudian sambil menangis ia berkata,

: اللَّهُمَّ إِنَّكَ قَدْ أَمَرْتَ بِالْجِهَادِ، وَرَغَّبْتَ فِيهِ، ثُمَّ لَمْ تَجْعَلْ عِنْدِي مَا أَتَقَوَّى بِهِ، وَلَمْ تَجْعَلْ فِي يَدِ رَسُولِكَ مَا يَحْمِلُنِي عَلَيْهِ، وَإِنِّي أَتَصَدَّقُ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ بِكُلِّ مَظْلِمَةٍ أَصَابَنِي بِهَا فِي مَالٍ، أَوْ جَسَدٍ، أَوْ عِرْضٍ، ثُمَّ أَصْبَحَ مَعَ النَّاسِ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَسَلَّمَ – : «أَيْنَ الْمُتَصَدِّقُ هَذِهِ اللَّيْلَةَ؟»، فَلَمْ يَقُمْ أَحَدٌ، ثُمَّ قَالَ: «أَيْنَ الْمُتَصَدِّقُ؟ فَلْيَقُمْ»، فَقَامَ إِلَيْهِ فَأَخْبَرَهُ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَسَلَّمَ – : «أَبْشِرْ؛ فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لَقَدْ كُتِبَتْ فِي الزَّكَاةِ الْمُتَقَبَّلةِ!»

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved