Berita PLN Insight

Terancam Punah, Kilang Pertamina Plaju Bersama Multi Stakeholder Lindungi Belida & Ikan Lokal Sumsel

Kelembagaan dua Pokdakan ini berhasil mengantarkan masyarakat pada kemandirian ekonomi melalui budidaya ikan patin.

Editor: Sri Hidayatun
dokumentasi Kilang Pertamina Plaju
Populasi ikan lokal di Sumatera Selatan terus menghadapi ancaman kepunahan yang serius akibat degradasi habitat, penangkapan berlebihan, serta perubahan iklim. 

Namun, data dari IUCN (International Union for Conservation of Nature) Redlist menunjukkan bahwa ikan putak masih termasuk kategori "Least Concern," menandakan populasi yang relatif stabil.

Temuan ini sangat relevan bagi wilayah Sumatera Selatan, di mana populasi ikan putak memiliki nilai ekonomi yang signifikan, terutama dalam industri makanan olahan lokal seperti pempek, tekwan, otak-otak, dan kerupuk.

"Assessment ini penting agar kita dapat menyesuaikan kebijakan perlindungan ikan putak sehingga sumber daya ini dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat," ujar Kepala PRKSDLPD Badan Riset & Inovasi Nasional (BRIN) Dr. Arif Wibowo.

Proses perubahan status perlindungan ikan diatur dalam Permen KP No. 35 Tahun 2013, yang melibatkan enam langkah, termasuk usulan inisiatif, verifikasi, dan konsultasi publik.

Dengan hasil riset yang menunjukkan kelimpahan ikan putak, diharapkan KKP dapat mempertimbangkan perubahan status perlindungan dari "spesies dilindungi penuh" menjadi "perlindungan terbatas," memungkinkan pemanfaatan terkontrol dan berkelanjutan.  

PRKSDLPD BRIN akan menyampaikan laporan awal riset ini pada November 2024, sementara laporan final direncanakan pada Desember.

Menyambut hal ini, Ketua Tim Kerja Perlindungan dan Pelestarian Jenis Ikan, di bawah Direktorat Konservasi Ekosistem & Biota Perairan, Ditjen PKRL KKP, Ir. Pingkan Katharina Roeroe, M.Si mengapresiasi keterlibatan Kilang Pertamina Plaju dan BRIN dalam upaya menyelamatkan ekosistem Belida dan Putak. 

"Saya mengapresiasi penuh kepada Kilang Pertamina plaju atas kerjasama dengan BRIN dalam melakukan pengelolaan terhadap ikan Belida, karena hasilnya sudah ada dan sungguh luar biasa, karena itu untuk pelestarian ikan Belida itu sendiri, dimana itu sangat menjadi ikon di Provinsi Sumatera Selatan dan merupakan bagian dari pada masyarakat yang memanfaatkan itu, sehingga ini perlu dilestarikan," ujar Pingkan saat ditemui di Gedung Mina Bahari III KKP di Jakarta Pusat, 7 Oktober 2024 lalu.

Selaras Dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Area Manager Communication, Relations & CSR RU III PT Kilang Pertamina Internasional, Siti Rachmi Indahsari mengatakan, pihaknya aktif mendukung upaya pelestarian keanekaragaman hayati (biodiversitas) di Sumatera Selatan.

Perusahaan pengolahan migas & petrokimia ini beroperasi di tepian Sungai Musi, yang juga merupakan habitat alami ikan lokal Sumsel seperti Putak dan Belida (Chitala Hypselonotus) yang merupakan ikon Kota Palembang menjadi maskot Sumatera Selatan, melalui program "Belida Musi Lestari."

Program ini bertujuan untuk memastikan kelestarian ikan belida serta ikan-ikan lain di Sumsel, yang memiliki nilai ekologis dan budaya tinggi bagi masyarakat Sumatera Selatan.

"Kami sangat mendukung upaya pelestarian ikan belida melalui berbagai program konservasi yang kami jalankan, serta turut mendukung riset BRIN terkait ikan Belida & Putak, serta mendorong masyarakat agar turut membudidayakan ikan-ikan lokal yang lain. Pelestarian sumber daya perikanan ini penting untuk ekosistem dan ekonomi lokal," ujar Rachmi.

Ikan-ikan lokal Sumsel yang dimaksud adalah gabus, jelawat, tembakang dan sepat yang mulai langka, termasuk ikan betok guna mencegah kelangkaannya.

Selain itu, masyarakat juga diajak membudidayakan ikan konsumsi seperti gurame, patin, nila dan lele.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved